Sosok Tokoh
Ingat Hendropriyono? Mantan Kepala BIN Pertama Dikabarkan Tengah Terbaring Sakit, Begini Kondisinya
Diketahui Hendropriyono juga dulunya seorang Jenderal mantan Kepala Badan Intelijen Negara pertama.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ingat Hendropriyono mertua dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Diketahui Hendropriyono juga dulunya seorang Jenderal mantan Kepala Badan Intelijen Negara pertama.
Terkait hal tersebut kabarnya kini tengah sakit.
Baca juga: Hendropriyono Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Mantan Kepala BIN Terkena DBD
Baca juga: Jadwal, Klasemen dan Top Skor Liga Spanyol, Real Madrid Siapkan Malam Perayaan Juara di Bernabeu
Baca juga: Faceliff Auto Club Bagikan Sembako dan Gelar Bukber Bareng Umat Muslim di Desa Bombanon Bolmong
Foto : Jenderal AM Hendropriyono (kiri), mertua Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan). (Kontan.co.id)
Berikut profil mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M.Hendropriyono, jenderal intel yang saat ini tengah terbaring sakit.
Sebagaimana kabar yang beredar, baru-baru ini beredar foto Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menjenguk Hendropriyono di sebuah rumah sakit.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh sang anak Diaz Faisal Malik Hendropriyono.
Melalui postingan Instagramnya, dia mengungkapkan kondisi sangat ayah berangsur membaik meksipun trombositnya sempat rendah lantaran penyakit Demam Berdarah (DB).
"Terima kasih atas semua doa untuk kesehatan ayah saya. Alhamdulillah kondisi membaik trombosit sempat rendah di 8000. Namun sekarang hanya butuh bedrest (istirahat)," kata Diaz dikutip dari Insta Story @diaz.hendropriyono, Kamis (28/4/2022).
Diaz juga berterimakasih kepada tim dokter RSPAD yang telah merawat ayahnya.
Terlebih kini kondisi ayahnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Terima kasih untuk tim RSPAD, dr Terawan, Letjen Budi, dan Mayjen Lukman atas bantuannya," katanya.
Kondisi kesehatan A.M Hendropriyono dari postingan anaknya Diaz. (Kolase Instagram)
Mengutip WartaEkonomi.co.id, Hendropriyono terlihat terbaring di ruangan ICU dengan tangan yang dipasangi selang infus.
Selain Jenderal Dudung, terlihat sejumlah perwira tingai AD lainnya yang juga hadir menjenguk mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini.
Merangkum berbagai sumber, berikut profil Hendropriyono yang dijenguk Jenderal Dudung.
Diwartakan Surya.co.id sebelumnya, sosok A.M.Hendropriyono disebut-sebut sebagai master intel Indonesia.
Memiliki nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono, A.M. Hendropriyono merupakan seorang tokoh senior militer Indonesia.
Sosoknya sangat lekat dengan perkembangan intelijen di Indonesia.
Dirangkum dari Wikipedia, Hendropriyono lahir di Yogyakarta pada 7 Mei 1945.
Ia menjadi Kepala Badan Intelijen Negara pertama dan dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.
Hendropriyono juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.
Di dunia perpolitikan, Hendropriyono dipercaya menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), terhitung dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.
Pendidikan
Hendropriyono menempuh pendidikan dasar di SR Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta,
Ia sempat pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta sebelum pada akahirnya melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri V bagian B (Ilmu Pasti).
Selanjutnya, Hendropriyono melanjutkan ke jenjang SMA-nya di SMA Negeri II bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.
Setelah lulus, barulah ia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (lulus 1967), Australian Intelligence Course di Woodside (1971), United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980).
Lalu berlanjut ke sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI) dengan predikat lulusan terbaik pada 1989 bidang akademik.
Hingga kemudian mendapatkan anugerah Wira Karya Nugraha.
Tidak hanya itu, Hendropriyono juga mengikuti kursus singkat Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (KSA VI Lemhannas).
Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.
Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta.
Juga Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung.
Bahkan ia juga mendapatkan gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina dan gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009.
Hingga pada akhirnya meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.
Pada 7 Mei 2014, ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.
Foto : AM Hendropriyono. (Istimewa)
Karier Militer
Berikut jenjang karier militer A.M. Hendropriyono:
1968-1972 - Komandan Peleton Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Magelang
1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopasandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam V/Jaya
1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
1993-1994 - Panglima Kodam V/Jaya
1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD
Karier Politik
Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut.
Yakni ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII.
Selain itu ia juga dipercaya menjadi Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Karier Intelijen
Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong.
Banyak hal yang ia ciptakan di dunia intelegen, mulai dari penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen,.
Hendropriyono juga menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.
Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen.
Tidak heran jika ia kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.
Ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.
Penghargaan
Atas dedikasi kepada negara, Hendropriyono pernah mendapatkan berbagai kehormatan negara RI, dalam wujud bintang dan tanda jasa.
Seperti di antaranya Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma, Bintang Dharma, Satya Lencana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran, serta anggota Legiun Veteran Pembela Republik Indonesia (Pembela/E, NPV: 21.157.220).
Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh Majalah Editor pada tahun 1993.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com