Bayi Kembar Siam
Potret Bayi Kembar Siam Joana dan Jofelin Anak TNI yang Berhasil Dipisahkan usai Dioperasi 67 Dokter
Direktur RSUP Prof Kandou DR dr Jimmy Panelewen mengatakan pelaksanaan operasi pemisahan kembar siam merupakan yang pertama kali ditangani pihaknya.
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tim dokter RSUP Prof Kandou, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) berhasil memisahkan Joana Lumowa dan Jofelin Lumowa, balita yang lahir kembar siam pada 2019 lalu.
Operasi tersebut melibatkan total 67 orang dokter.
Direktur RSUP Prof Kandou DR dr Jimmy Panelewen mengatakan pelaksanaan operasi pemisahan kembar siam merupakan yang pertama kali ditangani pihaknya.
Baca juga: Warga yang Mudik ke Arah Bandung via Tol Jakarta-Cikampek Diimbau Kakorlantas Gunakan Lajur Kiri
Pasalnya selama ini apabila ada kasus serupa RSUP Prof Kandou selalu memberi rujukan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Proses operasi bayi kembar siam Joana Lumowa dan Jofelin Lumowa, Putri dari Serda Fredrik Lumowa, Anggota Kodim 1302/Minahasa berjalan dengan sukses.
Operasi ini telah dipersiapkan sejak pukul 06.00 Wita, kemudian dimulai pukul 09.46 Wita dan selesai pukul 12.46 Wita.
Direktur RSUP Prof Kandou DR dr Jimmy Panelewen menjelaskan bahwa pelaksanaan operasi ini baru pertama kali dilakukan di RSUP Kandou.
"Biasanya, kita rujuk ke Jakarta, tapi pada tahun 2019 lahirlah Joana dan Jofelin, kamipun langsung membentuk tim, tapi dari kajian tim medis, menyampaikan untuk menunggu sambil mematangkan organ tubuh baru melaksanakan operasi," jelasnya Kamis (21/4/2022).
Dirut menyebut bahwa pihaknya mampu melaksanakan operasi bayi kembar siam ini.
"Oleh karena tim dokter telah dimatangkan, dengan menambah beberapa dokter, dan semua komponen yang memberikan support menunjang proses operasi ini,"jelasnya.
Dia pun memastikan operasi ini berjalan dengan lancar.
Selain itu Dia mengucapkan terima kasih pada 67 dokter yang terlibat pada operasi ini.
"Selama operasi ini selalu terselip doa agar operasi ini berjalan dengan lancar, dan saya yakini ini karena kemurahan Tuhan," jelasnya.
Diketahui hadir pada konfrensi pers ini Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Alfret Denny Tuejeh, Danrem 131/Santiago Mukhlis, Komandan Kodim 1302 Minahasa, Letkol Ircham Effendy serta jajaran tim dokter RSUP Kandou
Pangdam XIII Merdeka Terharu
Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Alfret Denny Tuejeh mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada RSUP Prof Kandou Malalayang.
Di mana pihak RSUP Prof Kandou Malayang Manado telah berhasil melaksanan operasi pemisahan bayi kembar Joana dan Jofelin Lumowa.
Menurut Alfret Denny Tuejeh, fasilitas yang di RSUP Prof Kandou sangat baik, dan dia pun melihat langsung bagaimana semangat dari tim medis begitu luar biasa. Ia mengaku terharu.
"Semua yang terlibat saat itu penuh dengan rasa senang, dan penuh semangat yang tinggi," jelasnya saat konfrensi Pers Kamis (21/4/2022) di pusat jantung - pembuluh darah dan otak terpadu RSUP Kandou Malalayang Manado.
Menurutnya pekerjaan operasi ini bukanlah hal yang mudah.
Dia pun melihat bagaimana Kepala RSUP Prof Kandou duduk sambil bergurau namun ternyata, sementara berdoa.
"Ini semua berkat Tuhan yang Maha kuasa, saya tidak merasa rugi, kalau saya ulangi Terima kasih karena telah membantu anak dari anak buah kami, semoga kondisinya terus membaik," jelasnya.
Adapun bayi Joana dan Jofelin tinggal di Kampus Unima Kelurahan Tataaran 2 Lingkungan X Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa.
Kedua bayi itu telah menempel mulai sejak lahir sampai saat sudah berumur dua tahun dua bulan.
Alasan Baru Dioperasi
Ketua tim medis pelaksanaan operasi dr Harsali Lampus membeberkan alasan bayi kembar siam Joana dan Jofelin Lumowah nanti dioperasi pada Kamis (21/4/2022) ini.
Di depan awak media, di pusat jantung - pembuluh darah dan otak terpadu RSUP Kandou Malalayang Manado, Lampus menyebut alasannya karena pandemi covid-19.
Kata dia, sebenarnya pasien sudah dipersiapkan sejak lahir di RSUP Kandou.
"Dan pasien dirawat sampai usia hampir 1 tahun, namun karena pandemi covid membuat kami terpaksa menundanya," jelasnya.
Menurutnya operasi ini sudah direncanakan akan berjalan dalam waktu 12 jam, namun berkat kerja sama tim operasi tersebut hanya berjalan 9 jam.
Dia pun menyebut tingkat kesulitan saat melakukan operasi ini sewaktu memisahkan beberapa organ tubuh, seperti memisahkan hati dari kedua bayi, lalu pada bagian dinding dada, serta diafragma.
"Kita punya tim yang benar-benae siap melaksanakan operasi ini dan ini juga berkat support dari Direktur RSUP Prof Kandou Dr dr Jimmy Panelewen," jelasnya.
Lampus menyebut untuk proses pemulihan bayi yang telah operasi akan memakan waktu sekitar 1 minggu.
"Kedua bayi sekarang masih di ruangan intensif khusus, yang sudah disiapkan di depan ruang operasi," jelasnya.