Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ade Armando

Profil Ade Armando, Akademisi Universitas Indonesia, Babak Belur dalam Aksi Demo di Gedung DPR RI

Profil Ade Armando menjadi korban pengeroyokan dalam aksi demo di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat kemarin.

kompas
Ade Armando 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ade Armando menjadi korban pengeroyokan dalam aksi demo di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat kemarin.

Kondisi Ade Armando saat ini sudah bisa berkomunikasi namun masih terbaring di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta Pusat.

Ade Armando adalah Akademisi Universitas Indonesia (UI) sekaligus pegiat media sosial.

Berikut profil lengkapnya.

Baca juga: Info Terkini Kondisi Ade Armando, Masih Terbaring di Tempat Tidur Saat Dijenguk Grace Natalie

Baca juga: Penjelasan BPOM Terkait Dugaan Penemuan Bakteri Salmonella di Produk Kinder Surprise

Kondisi Ade Armando saat dibopong polisi usai kericuhan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR.

Kondisi Ade Armando saat dibopong polisi usai kericuhan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR. (Istimewa)

Profil Ade Armando

Menurut Wikipedia, Ade Armando lahir pada 24 September 1961.

Ia tercatat sebagai dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UI.

Saat ini, Ade berstatus sebagai dosen tetap di UI.

Ade Armando mengacungkan jempol saat dijenguk Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie di RS Siloam Semanggi, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) malam. Ade Armando sebelumnya babak belur dikeroyok sejumlah orang di Depan Gedung DPR RI saat aksi massa mahasiswa.

Ade Armando mengacungkan jempol saat dijenguk Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie di RS Siloam Semanggi, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) malam. Ade Armando sebelumnya babak belur dikeroyok sejumlah orang di Depan Gedung DPR RI saat aksi massa mahasiswa. (HO/ Tribunnews.com)

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Ade pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama sang istri.

Ia juga tercatat pernah tergabung dengan harian Republika dan menempati posisi sebagai redaktur.

Namun, Ade memutuskan mundur dari surat kabar tersebut pada 1998 karena merasa tertekan pengaruh politik.

Berikut ini riwayat karier Ade Armando:

- Anggota Redaksi Jurnal Prisma (1988-1991);

- Redaktur Penerbitan Buku LP3ES (1991-1993);

- Redaktur Harian Republika (1993-1998);

- Manajer Riset Media di perusahaan riset pemasaran transnasional, Taylor Nelson Sofres (1998-1999);

- Direktur Media Watch & Consumer Center (2000-2001);

- Anggota Kelompok Kerja Tim Antardepartemen RUU Penyiaran, Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi (2001);

- Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI (2001-2003);

- Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews (2001-2002);

- Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004-2007);

- Anggota tim asistensi bagi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dalam penyiapan naskah Rancangan Undang-undang Pornografi (2007-2008);

- Pemimpin Redaksi Madina-online.net, sebuah versi dunia maya dari majalah Madina yang dipimpinnya (2008-2009);

- Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting (2014-sekarang).

Pernah Laporkan Prabowo Subianto

Ade Armando bersama Masyarakat Peduli Indonesia (MPI) melaporkan Prabowo Subianto ke Bareskrim Polri atas dugaan penyebaran berita bohong atas kemenangannya dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Kami mengadukan Prabowo dengan gugatan menyebarkan kabar bohong yang dikhawatirkan menimbulkan keonaran di masyarakat," kata Ade di Bareskrim Mabes Polri, Senin (22/4/2019), masih dari TribunnewsWiki.com.

Dalam pelaporan Ade terkait penyebaran hoaks oleh Prabowo, ia juga turut melaporkan imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, atas dugaan penghasutan.

Penghasutan yang dimaksud Ade adalah melarang Prabowo dan Sandi untuk menemui pihak Jokowi usai pencoblosan.

Ade menilai pernyataan Rizieq berpotensi mendorong masyarakat untuk tidak percaya hasil pemilu.

Pada akhir 2021 lalu, nama Ade Armando menjadi sorotan setelah menyebut perintah salat lima waktu dalam Al-Qur'an.

Hal ini sampaikan saat menjawab komentar dari Shamsi Ali yang merupakan Imam Masjid New York.

"Sebenarnya di dalam Al-Qur'an tidak ada perintah salat lima waktu."

"Coba saja baca Al-Qur'an, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan salat itu harus dilakukan lima kali sehari," katanya, dikutip Tribun-Timur.com dari kanal YouTube CokroTV, Rabu (3/11/2021).

Kendati menyebut salat lima waktu tak ada dalam Al-Qur'an, Ade mengaku ia tetap menjalankan kewajiban tersebut.

"Toh melakukannya karena sejak kecil dan saya salat 5 waktu karena merasa perlu berkomunikasi dengan Tuhan secara konstan."

"Saya sendiri tidak pernah menganggap pendapat saya yang paling benar," ujarnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni, TribunnewsWiki.com/Saradita Oktaviani, Tribun-Timur.com)

Telah tayang di:

Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved