Demo Mahasiswa
Adian Napitupulu Ungkit yang Bicara 3 Periode Bukan Presiden: Kenapa yang Didemo Jokowi?
Kabarnya mahasiswa akan melakukan demo terkait masa jabatan presiden dan pemili 2024. Diketahui hal tersebut mendapat perhatian.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya mahasiswa akan melakukan demo terkait masa jabatan presiden dan pemili 2024.
Diketahui hal tersebut mendapat perhatian.
Hingga dari Adian Napitupulu memberikan tanggapannya soal demo tersebut.
Baca juga: Klasemen Terbaru Liga Italia Usai Juventus Menang Hari Ini Minggu 10 April 2022
Baca juga: Profil Ersad Mamonto, Pemuda Bolmut yang Lolos ke Belanda Sebagai Peserta Konferensi International
Baca juga: Ingat Markus Horison? Mantan Kiper Timnas Indonesia, Dulu Ceraikan Kiki Amalia, Kabarnya Kini

Foto : Adian Napitupulu. (tribunnews.com)
Eks Aktivis 98 Adian Napitupulu mengibaratkan Presiden Jokowi ibarat tumbal ucapan tiga menteri soal penundaan pemilu sehingga didemo mahasiswa
Hal itu disinggung Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) Adian Napitupulu menanggapi demo mahasiswa yang sudah digelar sejak Jumat (8/4/2022) hingga pekan depan.
Dalam tuntutannya, mahasiswa mengkritik Presiden Jokowi soal rencana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu 2024.
Adian Napitupulu mengatakan, usulan penundaan pemilu datang dari mulut Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
"Kenapa yang di demo Jokowi bukan para Menteri itu?" kata Adian Napitupulu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/4/2022).
Selain itu, kata dia, ada tiga ketua umum partai yang juga usul soal penundaan pemilu 2024. Namun ia kembali mempertanyakan kenapa Jokowi yang didemo.
"Yang bicara Presiden 3 Periode itu salah satu lembaga Survei dan salah satu kader Partai tapi kenapa yang di demo Jokowi bukan lembaga survei atau kantor partai?" tanya Adian.
Ia memberi tahu mahasiswa bahwa perpanjangan masa jabatan presiden ada di DPR dan MPR RI lewat amandemen UUD 1945, bukan istana.
"Tapi aneh kenapa yang di Demo justru Jokowi?" tanya Adian lagi.
Ia pun merasa bingung dengan ramai soal rencana aksi demonstrasi di Istana Negara itu. Pasalnya, ia menyebut kenapa yang di demo Jokowi maka kita akan masuk pada ruang perdebatan dengan argumentasi yang tidak jauh dari asumsi terhadap perasaan Jokowi.
Apalagi, terhadap dugaan bahwa semua pernyataan para Menteri dan Ketua Umum Partai tersebut berasal dari keinginan Jokowi.
"Para insan terpelajar dan intelektual itu kemudian tidak lagi mengkaji apa yang dikatakan tapi menganalisa perasaan, mendiskusikan keinginan dalam hati Jokowi bukan pernyataan yang di sampaikan," ujar Adian.
Ia menyadari, wacana perpanjangan maupun tiga periode tersebut membuat banyak orang menjadi gelisah lalu sibuk menganalisa perasaan dan keinginan Jokowi.
Karena menganalisa rasa tidak punya alat ukur. Maka sebagian mahasiswa konon berencana demo besar besaran ke Istana tanggal 11 April nanti.
"Nah kalau situasi sudah seperti ini kemana para Menteri dan Ketua Partai yang melemparkan wacana itu? Kenapa semua tiba tiba menjadi diam dan seolah membiarkan semua dampak dari ide dan wacana yang mereka lemparkan di tanggung akibatnya sendirian oleh Jokowi. Tidak ada satupun dari pemilik wacana yang berteriak lantang pasang badan berkata 'Demo kami, jangan Jokowi.... demo ke tempat saya, jangan ke Istana!'," kata Adian.
Tak sampai disitu, ia juga nelihat fenomena di sosial media baik Whatsapp, Tiktok dan lainnya, bahwa muncul beragam narasi tuntutan yang berkembang, tidak lagi soal wacana perpanjangan maupun 3 periode belaka.
Bahkan ada poster atas nama mahasiswa yang isinya menuntut agar Jokowi mundur dari jabatan Presiden.
"Untunglah mahasiswa segera membantah bahwa tuntutan Jokowi mundur bukanlah tuntutan mahasiswa dan poster itu hoax belaka. Nah lho.... lalu tuntutan Jokowi mundur itu tuntutan siapa dong? Lalu yang membuat poster hoax itu siapa dong?" jelas Adian.
Adian pun mengatakan, di pemerintah ada yang lempar wacana lalu sembunyi, di rencana Demo juga ada yang lempar poster lalu sembunyi.
Ternyata pepatah lempar batu sembunyi tangan tidak cuma terjadi di lingkaran kekuasaan tapi juga dalam aksi di jalanan.
"Mau di manapun itu, istana maupun jalanan, sepertinya para 'pelempar batu sembunyi tangan' itu mungkin selalu ada walau dilakukan orang yang berbeda namun berangkat dari motif yang sama yaitu, duduk di lingkaran kekuasaan. Ada yang ingin kekuasaan melalui perpanjangan masa jabatan ada juga yang melalui penggulingan kekuasaan," kata Adian.
Lalu, kalau berangkat dari cerita lempar batu sembunyi tangan maka tidak Presiden tidak juga mahasiswa saat ini jangan jangan sama sama sedang menjadi 'korban klaim'.
"Kalau benar begitu, mungkin ada baiknya Presiden Jokowi dan Mahasiswa duduk ngopi bareng di tepi Danau Lebak Wangi sambil bakar ikan dan main gitar di bawah rembulan. Kopi mungkin tidak menjanjikan apa apa, tapi semoga bisa membuat kita duduk bersama, gitar juga tak bisa menyelesaikan masalah tapi setidaknya bisa membuat kita bernyanyi bersama tentang Cinta kita pada Indonesia," tutup Adian.

Foto : Ilustrasi demo. (Istimewa)
Demo Mahasiswa di Jabar
Demo mahasiswa di Jabar menolak kenaikan BBM, kelangkaan minyak goreng dan penundaan pemilu dikabarkan akan berlanjut hingga Senin (11/4/2022).
Sejumlah mahasiswa di Jabar mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Jabar sendiri sudah berkonsolidasi untuk menggelar unjukrasa.
Konsolidasi itu dihadiri 230 perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas atau kampus se-Jawa Barat, pada Jumat (8/4/2022) malam di gedung sekretariat BEM UNIKOM dan melalui aplikasi Zoom Meeting.
Alby Rizla, Presiden Mahasiswa (Presma) UNIKOM Bandung yang merupakan moderator dan fasilitator konsolidasi mengatakan, ada lima poin tuntutan utama dalam aksi unjuk rasa nanti.
"Pertama, mendesak dan menuntut pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng serta menindak tegas kepada mafia yang telah membuat ketersediaan minyak goreng belakangan ini menjadi langka," ujar Alby kepada Tribunjabar.id, Sabtu (9/4/2022).
Kedua, mendesak dan menuntut pemerintah untuk membatalkan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang saat ini menjadi Rp 12.500. Serta menjamin ketersediaan BBM jenis Pertalite yang belakangan ini diketahui ketersediaannya menjadi langka.
Ketiga, mendesak dan menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan sektor pangan. Serta membatalkan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang nantinya akan memperburuk kondisi ekonomi masyarakat bawah.
Lalu yang keempat, mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk menunda pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan anggaran pembangunan dialihkan untuk mensejahterakan masyarakat.
"Adapun yang kelima yaitu, mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk bersikap tegas untuk menolak penundaan pemilu 2024 serta penolakan masa jabatan tiga periode yang jelas-jelas melanggar dan mencederai konstitusi negara," ucap Alby.
Menurut Alby, estimasi massa aksi untuk di Kota Bandung nanti sekitar 300 mahasiswa. Namun, Alby tidak mengetahui pasti untuk massa aksi yang berlangsung di setiap daerah Jawa Barat.
Alby mengatakan, kini pihaknya baik di Kota Bandung maupun setiap daerah di Jawa Barat telah berkomunikasi kepada pihak kepolisian untuk aksi pada Senin mendatang.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/aksi-tolak-uu-kpk-mahasiswa-demo.jpg)