Bapontar Sangihe
Keunikan Air Terjun Kadadima di Kepulauan Sangihe
Terdiri atas Air Terjun Nahepese, Air Terjun Elong, dan Air Terjun Matei. Masing-masing memiliki keunikan.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TIGA air terjun dalam satu alur sungai yang sama dan saling berdekatan tak banyak bisa ditemui.
Kabupaten Kepulauan Sangihe beruntung memilikinya. Namanya Air Terjun Kadadima.
Terdiri atas Air Terjun Nahepese, Air Terjun Elong, dan Air Terjun Matei. Masing-masing memiliki keunikan.
Ketiga air terjun ini berlokasi di Kampung Laine, Kecamatan Manganitu Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Waktu tempuh ke Kampung Laine sekira dua jam mengendarai mobil dari Tahuna, ibu kota Sangihe.
Kalau start dari Pelabuhan Feri Pananaru ke Laine bisa ditempuh sekira setengah jam.
Lalu dari Kampung Laine ke Air Terjun Kadadima, bisa ditempuh sekira 30 menit berjalan kaki.
Belum ada akses jalan untuk kendaraan, sekalipun sepeda motor.
Perjalanan untuk mencapai lokasi ketiga air terjun tersebut mesti melintasi sungai dan tanjakan dari bebatuan.
Kendati demikian, layak Anda kunjungi jika sedang pasiar ke Sangihe.

Apalagi pepohonan di sepanjang jalan yang dilewati cukup rindang dan masih asri.
Namun disarankan ke tempat ini saat tak hujan. Sebab jika hujan, jalannya licin.
Kendaraan mesti dititip di halaman rumah warga setempat.
Tim Tribun Manado berkesempatan ke Air Terjun Kadadima pada Jumat (25/3/2022) lalu.
Kami datang bersama Kadis Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Femmy Elsye Oktoviane Montang, SE, Ak, M.Acc dan rombongan.
Kami memilih jalur reguler. Maksudnya agar bisa mendatangi ketiga air terjun tersebut.
Yang pertama kami ditemui adalah Air Terjun Nahepese. Disebut Nahepese karena posisi alirannya seakan terjepit, namun membentuk air terjun yang agak luas.
Di dekat air terjun ini telah tersedia fasilitas penunjang objek wisata berupa tiga shelter dan satu unit MCK.
Dari Nahepese, kita kemudian berjumpa dengan Air Terjun Elong. Kata elong sendiri berarti biru.
Air terjun ini agak landai. Di bawahnya membentuk permukan telaga seluas kira-kira 30 x 30 meter.
“Ini yang paling dalam dan luas dibanding telaga yang ada di Air Terjun Nahepese maupun Air Terjun Matei,” kata Rian, kepala lingkungan setempat yang ikut menemani kami ke tempat wisata alam tersebut.
Air Terjun Elong dikelilingi hutan yang memberikan suasana ketenangan dan kesejukan.

Jarak antara Nahepese dan Elong sangat dekat. Sekira 50 meter.
Sedangkan dari Elong ke Matei berjarak kira-kira 150 meter. Namun untuk tiba di Air Terjun Matei, kami mesti melewati jalan yang agak menanjak.
Walau agak menguras tenaga, pengunjung akan merasa terobati saat tiba di Air Terjun Matei.
Pengunjung akan disambut desiran angin basah dan pancaran air terjun. Seketika tubuh kita terasa sejuk.
Disebut Matei karena aliran airnya tampak seperti air yang jatuh dari langit atau tegak lurus. Di bawahnya terdapat telaga.
“Segar sekali airnya di sini,” kata Femmy Montang saat kami tiba di Air Terjun Matei.
Setelah istirahat, foto-foto dan membuat rekaman video, kami pun pulang dengan hati senang. (*)
Baca juga: Mengunjungi Rumah Raja Manganitu Welem Mocodompis di Kepulauan Sangihe
Baca juga: Pulau Para Jadi Desa Wisata Andalan Kabupaten Kepulauan Sangihe
Baca juga: Melihat Potensi Alam dan Budaya Masyarakat Sangihe di Galeri Seni Adhyaksa Creative Center