RHK Rabu 30 Maret 2022
BACAAN ALKITAB Markus 6:19-20 - Kebenaran Meredam Dendam
Herodes Antipas tidak senang dengan teguran Yohanes pembaptis. Tapi, meski dia seorang penguasa, dia segan kepada Yohanes.
Markus 6:19-20
TRIBUNMANADO.CO.ID - Herodes Antipas tidak senang dengan teguran Yohanes pembaptis. Tapi, meski dia seorang penguasa, dia segan kepada Yohanes. Mengapa? Karena dia menilai Yohanes adalah orang benar dan suci. Maka dia melindungi Yohanes.
Namun, hal itu berbanding terbalik dengan isteri hasil "rampasannya" dari saudaranya Filipus, yakni Herodias. Teguran Yohanes atas kejahatan mereka berdua itu, membuat dia geram, marah dan berusaha untuk membunuhnya. Namun karena dilindungi sang suami kedua, akhirnya Yohanes dipenjara saja.

Meski akhirnya Herodes harus membunuh bahkan memenggal kepala Yohanes Pembaptis, sebenarnya dia sangat respek kepada si pejuang kebenaran, yakni Yohanes pembaptis. Di awal amarah, murka dan dendam sang isteri, berhasil diredam Herodes karena dia melihat bahwa Yohanes adalah orang benar dan suci.
Kebenaran Yohanes, meredam dendam Herodias yang "menyala-nyala" dan berniat membunuhnya. Karena itu, berbagai daya upaya dilakukan Herodias untuk melenyapkan Yohanes karena melakukan kebenaran yang dengan berani menegornya menjadi isteri Herodes.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia." (ay 19, 20)
Herodes mungkin menyadari bahwa dia salah. Dia melihat Yohanes pembaptis menyampaikan kebenaran. Karena itu dia segan. Diam-diam dia mengagumi integritas Yohanes yang gigih membela dan memperjuangkan kebenaran Allah. Dia senang kalau mendengar kusah atau cerita tentang Yohanes.
Maka meski isteri baru mendesaknya untuk membunuh Yohanes, dia menolak meski dia memenjarakannya dan akhirnya terjebak oleh janjinya sendiri yang akhirnya terpaksa memenggal kepala Yohanes pembaptis setelah anak tirinya menari dan memukaukan dia.
Tapi, satu hal yang dimiliki oleh Herodes adalah dia menghargai dan menyegani kehidupan orang benar. Meski dia jahat, tapi dia respek dan kagum bahkan membela orang benar. Bahkan isteri barunya pun tak mampu mengendalikan dan membuatnya berbalik dari kekagumannya pada kebenaran yang dilakukan Yohanes.
Akal sehat sebenarnya masih menguasai Herodes. Tapi hawa nafsu dan pengaruh isteri yang tidak baik sangat dominan mengendalikan Herodes. Di tengah cara berpikir yang baik itu, dia direcoki oleh pikiran jahat isterinya. Isteri menjadi sumber kejahatan bagi dia, meski dia terus berusaha mengendalikan pikirannya pada hal yang baik, tentang kebenaran Yohanes.
Sahabat Kristus, ketika kita berpikir dengan akal sehat, berusaha hidup baik dan benar, terkadang banyak godaan dan rintangan yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Tak terkecuali isteri, suami, orangtua, anak-anak atau saudara kita sendiri.
Belajar dari kisah Herodes yang mampu meredam dendam kesumat isterinya pada orang benar karena kebenaran, maka kita harus memiliki hikmat yang asalnya dari Tuhan. Kita harus berkaca dari firman Tuhan. Artinya, kita haruslah tetap membela yang benar sesuai firman Tuhan.
Belalah yang benar, bukan membela yang bayar! Lakukanlah kebenaran sesulit dan seberat apapun itu. Sebab bagi Tuhan, yang berat akan diubah-Nya jadi berkat. Asal kita mau hidup dalam kebenaran sesuai firman-Nya.
Itulah kiranya yang terjadi dan dilakukan oleh kita sebagai keluarga dan jemaat atau orang Kristen. Yakni berbuat benar. Redamlah "dendam kesumat" dengan kebenaran Allah di dalam Kristus.
Hiduplah benar. Lakukanlah kebenaran. Tuhan akan menyertai dan memberkati kita dan keluarga senantiasa dalam segala hal, sekarang sampai selamanya. Amin
DOA: Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk terus hidup dalam kebenaran-Mu dan jauhkanlah kami dari segala perbuatan jahat. Berkatilah kami senantiasa dalam segala hal. Amin