Internasional
Kisah Memilukan Ota Benga, Dijadikan Pameran di Kebun Binatang hingga Akhir Hidup, Alami Nasib Miris
Kisah Memilukan Ota Benga, Dijadikan Pameran di Kebun Binatang hingga Akhir Hidup.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah kisah memilukan dari seorang Ota Benga, penduduk asli Afrika yang bunuh diri karena perlakukan buruk dan dikurung bersama monyet di kebun binatang.
Diculik dan dibawa kabur ke AS, Ota Benga memilih mengakhiri hidup.
Berbicara tentang Ota Benga, sebagian dari kita mengetahui sejarah hidupnya dan sebagian lagi tidak mengetahui siapa dia.
Pertanyaannya, apakah dia seorang yang bermartabat sehingga namanya dikenang dan bagaimana kisah hidupnya?
Beginilah kisahnya.
Pada tanggal 20 Maret 1916, Ota Benga, seorang anak Afrika dikatakan bunuh diri setelah menerima perlakuan buruk dengan dikurung di kebun binatang.
Menurut sumber dari The Guardian, dia diculik pada tahun 1904 dari Kongo dan dibawa ke Amerika untuk dipamerkan di Kebun Binatang Bronx bersama monyet.
Lahir sekitar tahun 1883, ia diyakini sebagai bagian dari suku Mbuti yang tinggal di Hutan Kasai yang sekarang dikenal sebagai Republik Kongo.
Melalui sharing dari akun cuplikan African & Black History, saat Ota dewasa, giginya dikikir hingga tajam.
Ini dikatakan merupakan bagian dari adat sukunya.
Secara historis, mengasah gigi merupakan hal yang umum di banyak budaya.
Hal ini bertujuan spiritualitas dan identifikasi diri.
Namun, dunianya hancur ketika Raja Lerpold II dari Belgia mendirikan koloni di Kongo untuk mengeksploitasi sumber daya yang berharga dan menciptakan pasukan di bawah kendali pribadinya, yaitu kerja paksa.
Selain itu, permintaan karet juga meningkat di seluruh dunia dan Leopold ingin mendominasi pasar.
Akibatnya, dia telah memobilisasi penduduk asli di sana untuk bekerja di perkebunan karetnya dan menyebabkan jutaan orang Kongo pada saat itu mati di bawah pemerintahan Leopold.
Hal yang Terjadi Pada Rakyat Kongo
Di Kongo, wanita disandera agar pria mereka bisa mengumpulkan cukup banyak karet untuk Raja Leopold.
Jika karet yang dikumpulkan tidak mencapai kuota yang ditentukan, tangan mereka akan dipotong.
Saat itu, Ota sedang melakukan ekspedisi berburu ketika desanya diserang.
Tak diketahui pasti apakah untuk bekerja secara paksa atau kelompok Afrika yang bekerja mengumpulkan orang untuk dijual, namun Ota kemudian ditangkap.
Kebetulan juga, seorang pria bernama Samuel Verner sedang mempersiapkan pameran untuk Pameran Dunia 1904 dan penyelenggara ingin menunjukkan kemajuan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman pencerahan.
Samuel Verner diberi sejumlah besar uang untuk mengumpulkan spesimen orang-orang dari Afrika sebagai perwakilan dari keberadaan manusia.
Ia pun berlayar ke Afrika setelah mendapat izin dari Raja Leopold yang menyatakan minatnya untuk menghadiri pameran tersebut.
Verner kemudian menceritakan bagaimana dia menemukan Ota.
Padahal sebenarnya dia telah membeli Ota dari seorang pedagang budak.
Pengalaman Menyedihkan Ota Benga
Meski Ota pernah dijadikan pameran atau Human Zoo, pengalaman hidupnya di sana sangat menyedihkan.
Dia digambarkan sebagai seorang kanibal. Ota dipamerkan di hadapan pengunjung dan jadi sasaran lemparan dari penonton.
Pada tahun 1906, Verner melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari rumah baru bagi Ota.
Dia pun kemudian menemukan Kebung Binatang Bronx.
Ota dijadikan sebagai pameran dan dikurung bersama binatang di tempat tersebut.
Ia dimasukkan ke dalam kandang monyet bersama dengan orangutan terlatih bernama Dohong.
Melalui jurnal Minneapolis, Ota dinyatakan sebagai 'mata rantai yang hilang’ antara simpanse dan manusia.
Kandang Ota diisi dengan tulang belulang untuk menggambarkan dirinya seorang kanibal.
Orang-orang tersebut juga memaksa Ota untuk bertingkah seakan-akan dia memang kanibal.
Pada malam 19 Maret 1916, Ota Benga diduga mencuri pistol dan menembak dirinya sendiri.
Ia menembakkan pistol tersebut di jantungnya hingga meninggal dunia. (Yui/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com