RHK Jumat 25 Maret 2022
BACAAN ALKITAB Filemon 1:17-19 - Pengorbanan Seorang Pemimpin
Rasul Paulus adalah sosok pemimpin pelayan, pelayan pelayan dan pelayan pemimpin. Dia memiliki hati sebagai hamba
Filemon 1:17-19
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rasul Paulus adalah sosok pemimpin pelayan, pelayan pelayan dan pelayan pemimpin. Dia memiliki hati sebagai hamba, namun tegas bahkan keras dalam hal kebenaran. Dia adalah pemimpin yang luar biasa. Dia siap berkorban dan jadi jaminan bagi sesamanya. Apalagi bagi teman sepelayanannya, sekalipun itu "anak buahnya," hasil didikan dan penginjilannya.
Onesimus, si budak yang nakal dan jahat, dimenangkannya. Dia bertobat dan mengikut Tuhan. Paulus membentuknya menjadi pribadi yang mengenal dan melayani Tuhan secara luar biasa. Paulus sangat mengenalnya. Karena itu, Paulus siap berkorban bagi Onesimus, dan penjamin terhadap Filemon, tuan si budak yang masih memiliki hak penuh atasnya.

Kepada Filemon, Paulus menyerahkan dirinya sebagai jaminan, untuk membela Onesimus dari tuntutan hukuman Filemon. Dia siap berkorban dan menanggung segala sesuatu terhadap kesalahan Onesimus. Hutang-hutang atas kerugian yang dialami Filemon karena ulah Onesimus, siap ditanggung atau dibayar oleh Paulus. Tak peduli berapapun jumlahnya.
Itulah keteladanan seorang pemimpin. Dia siap berkorban untuk anak buahnya. Bukan mengorbankan anak buahnya untuk menyelamatkan diri. Tapi justeru kesalahan dan tanggungan anak buahnya dijamin Paulus dan siap ditanggungnya.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku.
_ aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya — agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" — karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri." (ay 17-19)_
Pengorbanan Paulus atas Onesimus, tentu tidak konyol. Paulus bukan membela kesalahan, dosa ataupun kejahatan Onesimus. Tapi dia berkorban untuk Onesimus karena dia sudah bertobat hidup setia kepada Tuhan, karena itu layak diampuni, dimaafkan, ditolong dan dibela. Dia siap membayar semua hutang Onesimus, berapapun dan apapun itu.
Jadi, Paulus bukan membela kesalahan orang (Onesimus), tapi menolong seorang hamba Tuhan yang sudah bertobat. Onesimus yang dulu hina baik karena status sosial maupun karena kejahatannya, sudah berubah menjadi "Onesimus baru," Onesimus yang hidup dalam pertobatan, taat dan setia kepada Tuhan, melayani-Nya dengan sungguh dan tulus hati.
Inilah yang melatarbelakangi pembelaan Paulus padanya. Dia siap berkorban untuk sebuah perobahan hidup yang mengarah pada pertobatan dan hidup dalam rencana Tuhan. Apapun siap dilakukan Paulus untuk orang yang betharap dan bersandar pada Tuhan dan bersedia melayani Tuhan dengan sepenuh hati.
Sebuah keteladanan yang menjadi pelajaran bagi kita oleh seorang pemimpin kepada orang yang dipimpinnya. Paulus bukan hanya pemimpin, tapi seorang pelayan.
Justeru karena kehambaannya sebagai pelayan itulah yang membuat dia siap berkorban bagi sahabatnya yang masih dipandang hina dan rendah oleh orang kebanyakan.
Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, sering kita memandang hina dan rendah orang tertentu.
Kita merasa diri lebih tinggi, lebih baik, lebih suci, lebih saleh dan jauh lebih benar dari orang lain, entah karena status sosial, maupun karena latarbelakang pendidikannya dll. Belajarlah dari Paulus. Dia bukan hanya tidak memandang rendah orang lain, malah dia rela berkorban untuk orang yang dipandang hina dan rendah oleh orang lain.
Hal berkorban dan mengasihi, Paulus pasti belajar dari Tuhan Yesus. Karena dia adalah rasul Kristus. Dialah Pemimpin dan Pelayan Sejati.
Tak ada yang seperti Dia. Dia berkorban mati menderita untuk keselamatan dan kehidupan kita. Kita yang sangat layak dan pantas dihukum karena dosa kita, ditanggung dan dijamin-Nya dengan darah-Nya yang kudus. Itulah pengorbanan yang sempurna seorang pemimpin dan pelayan, untuk orang yang paling hina sekalipun.
Sebagai keluarga dan jemaat Kristen, marilah kita meneladani Paulus dengan memansang pada Kristus yang tersalib untuk kita. Kalau Dia telah berkorban untuk kita, maka sangatlah wajar jika kita juga berkorban untuk sesama dalam bentuk apapun, seperti yang kita lakukan untuk Tuhan.
Ikutilah jalan-jalan dan kehendak Kristus sebagai pengajaran dan keteladanan-Nya bagi kita. Sebab dengan demikian kita dan keluarga boleh beroleh keselamatan kekal serta berjat dan kasih karunia melimpah, baik di bumi maupun di sorga mulia bersama Tuhan Yesus. Amin
DOA: Tuhan Yesus, jadikan kami sebagai hamba-Mu yang setia dan pemimpin yang mau berkorban bagi sesama, agar hidup kami terus memuliakan Tuhan Yesus. Amin