Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Pengakuan Ibu Lihat Anaknya yang Berusia 3 Tahun Kecanduan Rokok: 'Saya Berharap Segera Berhenti'

Pengakuan Lisda, ibu dari bocah DS yang kecanduan rokok. Berharap sang anak segera berhenti.

Editor: Frandi Piring
Kolase Kompas.com/Markus Yuwono
Pengakuan Lisda, ibu dari bocah DS yang kecanduan rokok. Berharap sang anak segera berhenti. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kesaksian Lisda, seorang ibu di Yogyakarta yang merasa terbebani karena anaknya kecanduan rokok.

Dikabarkan, bocah berusia 3 tahun 4 bulan inisial DS di Yogyakarta kecanduan rokok.

Bocah DS  sangat disayangkan karena sudah kecanduan rokok selama 3 bulan.

DS dan keluarganya tercatat sebagai warga di Padukuhan Turi, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Hari itu, Selasa (22/3/2022) siang, DS berlari ke arah sang ayah sambil merengek meminta rokok.

"Pak njaluk rokok e (Pak minta rokoknya)," kata DS sambil mengamuk.

Saat sang ayah bergeming, DS kembali keluar rumah untuk bermain.

Lisda, ibu DS bercerita jika anaknya sudah 3 bulan terakhir kecanduan rokok. Awalnya DS kerap memunguti puntung rokok yang ada di sekitar rumahnya.

Puntung rokok tersebut kemudian diisap oleh DS.

Kebetulan di dekat rumah DS ada pos ronda dan sejumlah sopir pengangkut batu kerap memanggil nama DS.

Namun lama kelamaan, DS meminta sebatang rokok utuh.

Saat ini dalam sehari, DS minimal mengisap satu batang rokok filter dan menolak rokok kretek.

"Kalau mau Maghrib pasti minta. Permintaannya juga memilih karena kalau dikasih yang kretek tidak mau," kata Lisda.

Bahkan DS kerap merengek meminta rokok kepada ayahnya yang baru pulang kerja.

"Sudah 3 bulan terakhir mengonsumsi rokok, dan setiap bapaknya pulang kerja selalu merengek," kata Lisda saat ditemui di rumahnya.

"Kalau ndak diberikan biasanya ngamuk, itu pintu dan kalsiboard rumah rusak," tambah dia.

Sang ayah tak lagi merokok di rumah

Lisda dan suaminya, Dwi berusaha mencegah agar anaknya tak lagi merokok.

Salah satunya dengan menyembunyikan korek api.

Tapi jika memiliki uang, DS akan membeli sendiri ke warung.

Selain itu Lisda meminta suaminya tak lagi merokok di rumah.

Karena saat ayahnya merokok, maka DS akan meminta rokok untuk diisap.

"Sekarang tidak merokok lagi di rumah. Kalau ingin merokok lebih baik jauh dari rumah,” kata Dwi.

Dwi berharap anaknya bisa berhenti merokok dan tumbuh seperti lazimnya anak-anak yang lain.

Hari ini DS mulai disekolahkan, walau ia masih belum cukup umur.

Hal itu dilakukan agar DS tak lagi merokok.

"Selesai sekolah, saya suruh masuk ke dalam rumah untuk bermain.

Terkadang warga ada yang menggoda dengan menawari rokok, makanya aktivitas saya batasi karena kalau sudah meminta maka harus dituruti," kata sang ibu.

Dibawa ke alternatif, tak ada uang untuk ke dokter

Namun hal tersebut tak menghentikan kebiasaan DS untuk mengisap rokok.

"Mau dibawa ke puskesmas tetapi boro-boro ke dokter. Kalau punya uang untuk bayar utang. Sebab, kondisi saat ini sedang sulit," kata Lisda.

Ia bercerita jika tak merokok, DS terlihat lemas.

"Jika sehari tidak merokok kadang kelihatan lemas. Setelah merokok ya normal lagi," ucap dia.

Selain itu, DS dibatasi berkegiatan dengan warga sekitar.

"Saya berharap segera berhenti. Takutnya ke paru-paru gitu. Kami juga sudah berupaya," kata Lisda.

Diberi pendampingan

Sementara itu Dinas Sosial Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas Sosial P3A) Gunungkidul, DI Yogyakarta akan melakukan pendampingan terhadap DS.

Menurut Kepala Dinas Sosial P3A, Asti Wijayanti, bidang perlindungan anak bersama dengan Puskesmas Ponjong

sedang melakukan penjangkauan dengan mendatangi rumah balita ini.

"Yang jelas, kami siap memberikan pendampingan," kata Asti saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (22/3/2022).

Ia mengatakan upaya pendampingan ini nantinya diharapkan bisa mencegah anak untuk mengonsumsi rokok kembali, dan bisa beraktivitas seperti anak pada umumnya.

"Hasilnya nanti kami sampaikan," kata Asti.

Artikel ini tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved