Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wajib Tahu

Tahun 2025, Salju Abadi di Puncak Jayawijaya Papua Bakal Punah, Saat Ini Tinggal 2 Km Persegi

Pegunungan Jayawiaya memiliki wilayah yang selalu diselimuti salju, yaitu Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid.

National Geography Indonesia-Grid.id
Kawasan bersalju di Pegunungan Jawa Wijaya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, dampak perubahan iklim di Indonesia menyasar wilayah Puncak Jaya Wijaya, Papua.

Dampaknya tidak bisa dipungkiri adalah bakal hilang atau mencairnya puncak gunung yang diselimuti es tersebut.

Pegunungan Jayawiaya memiliki wilayah yang selalu diselimuti salju, yaitu Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid.

Bahkan, salju tersebut dikatakan sebagai salju abadi.

Baca juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang Terjadi di 27 Wilayah, Simak Peringatan Dini BMKG Selasa 22 Maret 2022

Lapisan es salju di Puncak Jaya, Papua
Lapisan es salju di Puncak Jaya, Papua ((Shutterstock))

Namun, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa es di puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua akan punah pada tahun 2025, mendatang.

Dwikorita menyebut, hal itu disebabkan terjadinya kondisi cuaca eksrim serta perubahan iklim di dunia.

Hal itu disampaikan Dwikorita dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

"Penyusutan Gunung es, Puncak Jayawijaya yang di teliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025, es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jayawijaya lagi," kata Dwikorita.

Ia menambahkan, bahwa saat ini tahun 2022, kondisi es di Puncak Jayawijaya tinggal 1 persen. Dimana, hanya tersisa 2 Km persegi.

"Dan saat ini kondisinya tinggal 1 persen area es di Puncak Jaya, dari 200 km persegi sekarang tinggal 2 km persegi," ungkapnya.

Selain itu, Dwikorita menambahkan bahwa temperatur suhu yang terjadi di Jakarta mengalami peningkatan ekstrim.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Terbaru info potensi tsunami di Selat Sunda, Cilegon-Banten.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (Kompas.com)

Dimana, dalam periode 100 tahun, suhu udara di Jakarta telah meningkat 1 derajat celcius.

Padahal, dalam kesepakatan global telah disepakati bahwa kenaikan suhu 1 derajat celcius akan terjadi di tahun 2030, mendatang.

Namun, di tahun 2016, telah terjadi peningkatan suhu sebesar 1,5 derajat celcius di Jakarta.

"Padahal kesepatakan global itu dibatasi 1, derajat celcius nanti di tahun 2030. Ini data di tahun 2016," kata Dwikorita.

"Jadi ini mendahuli tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5 (derajat celcius,red). Dan juga banjir Jakarta menunjukan data terakhir menunjukan frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir bersesuaian dengan intensitas curah hujan harian yang tinggi tahunan," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved