Ramadan
Inilah Tradisi Jelang Ramadan di Jawa Ada Nyorog, Padusan, Megengan, Dandangan dan Nyadran
Berikut ini lima tradisi jelang ramadan yang sering dilakukan di Pulau Jawa. Ada Nyorog, Padusan, Megengan, Dandangan dan Nyadran.
Tradisi megengan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.
Megengan berasal dari kata &;megeng&; yang berarti menahan, sehingga megengan memiliki arti dan filosofi untuk menahan segala hal yang membatalkan ibadah puasa.
Bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan perasaan dan emosi atau hawa nafsu.
Dalam tradisi megengan, ada satu makanan yang tak akan pernah tergantikan, yaitu kue apem.
Kue apem sendiri berasal dari kata Bahasa Arab afwan, yang berarti ampunan atau maaf.
Makanan ini menjadi simbol untuk memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala dosa yang telah diperbuat.
Sebelum makanan dan kue Apem dibagikan, jamaah megengan biasanya terlebih dahulu membaca tahlil dan istighosah.
Harapannya, supaya dalam menjalani ibadah puasa Ramadan, manusia bisa tenang dan lapang dada karena Allah Swt. sudah memaafkan dosa yang mereka perbuat.
4. Dandangan
Tradisi dandangan merupakan tradisi dalam menyambut bulan Ramadan yang diperkenalkan oleh Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu.
Dandangan sendiri bermula dari masyarakat yang menanti pengumuman awal dimulainya waktu puasa dengan berkumpul di Masjid dan Menara Kudus yang ditandai dengan suara tabuhan beduk.
Bunyi beduk &;dang, dang, dang&; itulah yang kemudian disebut sebagai dandangan.
Seiring berjalannya waktu, keramaian ini menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menggelar lapaknya.
Sehingga, kini keramaian tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan.
5. Nyadran