Stok Minyak Goreng di Manado Masih Terbatas, Robert Winerungan Sebut Hanya Masalah Waktu

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Stok minyak goreng kemasan di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) masih belum normal bahkan pasca harga eceran tertinggi (HET) dicabut.

Kemungkinan besar, permasalahan tersebut disebabkan distribusi yang menunggun transportasi.

Hal ini dikemukakan oleh Dosen Ekonomi Universitas Negeri Manado (Unima), Robert Winerungan.

"Pabrik minyak goreng kan pada umumnya di Jawa, kemungkinan besar menunggu transportasi," ujar Robert, Jumat (18/3/2022).

Kemungkinan lainnya, bahan minyak goreng masih ada di gudang dan distributor masih hati-hati untuk menyalurkannnya ke supermarket.

Robert menyebut hal ini hanya masalah waktu. 

Robert beranggapan minyak goreng memang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

Namun, jika dalam beberapa waktu masyarakat belum mengkonsumsi minyak goreng belum juga membuat masyarakat kolaps. 

"Kalaupun harga minyak goreng harganya murah, tidak akan membuat masyarakat membeli dan mengkonsumsinya dengan banyak sekali," lanjut Robert.

Kelangkaan minyak goreng dipandang berbada dengan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) termasuk solar.

Hal tersebut karena BBM vital bagi masyrakat sebagai bahan dasar transportasi. 

Minyak goreng sendiri juga penting untuk membuat makanan. 

"Industri makanan seperti rumah makan, hotel, dan restoran akan terganggu dengan persoalan minyak goreng dan pastinya akan membuat perekonomian terganggu. Hal ini bisa menjadi pemicu inflasi," tutur Robert.

Robert mengimbau agar masyarakat bersabar karena persoalan minyak goreng bisa karena pada masalah distribusi atau pengiriman dari pabrik atau supermarket masih menyimpannya di gudang menunggu waktu yang tepat.

"Saat ini pemerintah telah mencabut subsidi terhadap minyak goreng dan harga minyak goreng ditentukan oleh pasar, yaitu permintaan dan penawaran.