Segini Tarif Tentara Bayaran yang Diduga Terlibat Perang Rusia vs Ukraina, Punya Keahlian Khusus
Disebutkan, militer Ukraina dan tentara bayaran tak mampu membendung serangan udara Rusia di perbatasan Polandia.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Perang antara Rusia dan Ukraina ternyata tak hanya melibatkan tentara dari kedua pihak saja.
Dikabarkan terlibat juga banyak tentara bayaran.
Mereka dibayar cukup mahal oleh pihak yang membutuhkan.
Baca juga: 90 Anak di Ukraina Tewas, 100 Luka-luka, dan 59 Sekolah Hancur Diserang Rusia sejak Awal Perang
Private Military Contractor (PMC).(YouTube)
Baru-baru ini, sebanyak 180 tentara bayaran asing dikabarkan tewas, saat rudal Rusia hancurkan pangkalaan militer Ukraina.
Disebutkan, militer Ukraina dan tentara bayaran tak mampu membendung serangan udara Rusia di perbatasan Polandia.
Diperkirakan sebanyak 30 rudal Rusia menghantam pangkalan besar milik Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO, Polandia pada Minggu (13/3/2022).
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, bahwa serangan udara itu telah menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh negara-negara asing yang disimpan di fasilitas pelatihan yang luas itu, dan telah menewaskan hingga 180 tentara bayaran asing.
Baca juga: Rusia Klaim Punya Dokumen Laboratorium Biologis Milik AS di Ukraina, Amerika Serikat Buka Suara
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Rusia telah menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk menyerang Yavoriv dan fasilitas terpisah di Desa Starichi.
"Akibat serangan itu, hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan," kata Konashenkov, dikutip dari Reuters.
Keterlibatan tentara bayaran dalam kubu Rusia maupun Ukraina, santer dibicarakan dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Harus diakui, di tengah konflik seperti ini, kehadiran tentara bayaran tentu sangat dibutuhkan.
Baca juga: Tragis Ibu Bersama Bayinya Tewas Setelah Rusia Membombardir Sebuah Rumah Sakit Bersalin di Ukraina
Pasalnya, tentara bayaran dianggap lebih terlatih dan profesional.
Bahkan mereka datang ke kawasan paling panas di dunia saat ini.
Seperti di medan perang Irak, Afghanistan, dan Suriah.