Profil Tokoh Daerah
Profil Kadis Kominfo Boltim Khaeruddin Mamonto: Komunikasi dengan Keluarga Tetap Dijaga
Kepada tribunmanado.co.id Senin (14/3/2022), Khaeruddin mengatakan kalau dia masuk ASN tahun 2010.
Penulis: Rustaman Paputungan | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), sudah menjadi cita - cita sejak kecil dari seorang Khaeruddin Mamonto.
Baginya,bekerja sebagai seorang ASN tentu ingin mengabdi pada negara dan memiliki penghasilan yang jelas, serta jaminan hari tua.
Kepada tribunmanado.co.id Senin (14/3/2022), Khaeruddin mengatakan kalau dia masuk ASN tahun 2010.
Baginya, semua jabatan itu mempunya tantangan. Terlebih di tengah dunia yang semakin kompleks ini.
Kata dia, dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks, tidak bisa dipungkiri menuntut ASN, khususnya ASN milenial untuk menjadi generasi pembelajar atau lifelong learner.
"Artinya tidak hanya menerima, tetapi juga beradaptasi dan mengikuti perubahan ke arah yang positif," ujar dia.
Kata dia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masif saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global.
"Untuk menghadapi tantangan dalam persaingan global, ASN tidak boleh hanya sekadar bekerja menjalankan tugas-tugas rutin saja atau business as usual," ujar dia.
Dia memberikan contoh, seperti kondisi pandemi Covid-19 sebagai sebuah kondisi di mana ASN harus adaptif, responsif, inovatif, dan kreatif terhadap sebuah perubahan.
Bahkan ASN harus bisa menyesuaikan diri dengan the new normal yang diramalkan akan terjadi setelah pandemi Covid-19 berakhir.
“Jadi ketika kita masuk ke kantor kita harus benar-benar menyadari ada new normal dan kita harus beradaptasi sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas kita," ucapnya.
Dia juga menambahkan kalau tugas selaku Abdi Negara (ASN), memang mempunyai tuntutan pekerjaan yang sering kali menyita waktu dan pikiran.
"Banyaknya tanggung jawab di tempat kerja, seperti tenggat waktu, rapat, target yang harus dicapai, dan lainnya memang sering kali membuat kita lupa waktu," ujar dia.
Tak jarang, kata dia, waktu yang semestinya dihabiskan dengan keluarga harus tersita untuk pekerjaan.
"Sulit memang, namun kita tak bisa terus-menerus mengorbankan waktu bersama keluarga demi pekerjaan," terang dia.