Rusia vs Ukraina
Pasukan Rusia Bombardir Sebuah Masjid yang Lindungi 80 Warga Sipil di Mariupol Ukraina
Sebuah masjid di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina tenggara, tempat 80 warga sipil berlindung, telah ditembaki pasukan Rusia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Ukraina mengatakan jika situasi di Kota Mariupol sekarang kritis.
Hal ini terjadi ketika pasukan Rusia memperketat jerat mereka di sekitar kota pelabuhan Laut Hitam.
Bahkan jumlah korban tewas dari penembakan Rusia selama 12 hari sudah mencapai hampir 1.600 jiwa.
Baca juga: Amerika Serikat Dituding Danai Lab Biologi Ukraina sejak 2005, PBB Tak Temukan Bukti Tuduhan Rusia
Dikutip dari Kantor Berita TASS, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Kota Mariupol sekarang benar-benar dikepung.
Sebuah masjid di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina tenggara, tempat 80 warga sipil berlindung, telah ditembaki pasukan Rusia.
Kementerian luar negeri Ukraina mengonfirmasi hal ini pada Sabtu (12/3/2022).
“Masjid Sultan Suleiman the Magnificent dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol ditembaki penjajah Rusia. Lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi di sana dari penembakan, termasuk warga Turki,” tulis kementerian itu di akun Twitter-nya, dilansir AFP.
Tidak disebutkan kapan penembakan itu terjadi.
Mariupol telah dikepung dan dibombardir selama lebih dari seminggu oleh pasukan Rusia.
Situasi di kota pelabuhan strategis itu "putus asa", di mana warga sipil berusaha mati-matian untuk melarikan diri.
Mereka bertahan tanpa air atau pemanas, dan kehabisan makanan, kata seorang eksekutif puncak Doctors Without Borders.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebelumnya mencuit pada Jumat (11/3/2022).
"Mariupol yang terkepung sekarang menjadi bencana kemanusiaan terburuk di planet ini. 1.582 warga sipil tewas dalam 12 hari."
Tiga orang, termasuk seorang anak, tewas ketika sebuah rumah sakit anak-anak di kota itu diserang pada Rabu (9/3/2022), yang memicu kemarahan internasional.
"Dengan latar belakang ini, upaya baru sedang dilakukan untuk membuka koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil mengevakuasi kota menuju Zaporizhzhia, sekitar 200 kilometer ke timur laut," kata wakil perdana menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Selama berhari-hari, orang Ukraina mengklaim bahwa militer Rusia telah menggempur rute evakuasi, mencegah orang pergi.
Seperti hari-hari sebelumnya, koridor kemanusiaan juga akan dibuka kembali di sekitar Kyiv.
"Saya sangat berharap hari ini akan berjalan dengan baik, bahwa rute yang direncanakan akan dibuka dan bahwa Rusia akan memenuhi kewajibannya mengenai ketaatan terhadap gencatan senjata," kata Vereshchuk dalam sebuah video yang diunggah ke situs web kepresidenan Ukraina.
Saat tentara Rusia terus maju dan mengepung Kyiv, serangan menghantam kota Vasylkiv pada Sabtu pagi, sekitar 40 kilometer selatan ibukota.
Delapan roket Rusia menghantam bandara setempat sekitar pukul0 7.00 (0500 GMT), yang
menurut wali kota Natalia Balassinovitch di akun Facebook-nya, sudah "hancur total".
Sebuah depot minyak juga terkena dan terbakar.
Situasi di Kota Mariupol Kritis
Pemerintah Ukraina mengatakan pada Jumat (11/3/2022), situasi di Kota Mariupol sekarang kritis ketika pasukan Rusia memperketat jerat mereka di sekitar kota pelabuhan Laut Hitam dan jumlah korban tewas dari penembakan Rusia selama 12 hari sudah mencapai hampir 1.600 jiwa.
Dikutip dari Kantor Berita TASS, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Kota Mariupol sekarang benar-benar dikepung.
Sementara, pejabat Ukraina menuduh Rusia sengaja mencegah warga sipil keluar dan menghentikan konvoi kemanusiaan masuk.
Serangan Rusia dilaporkan mencegah para pengungsi meninggalkan kota itu lagi pada hari Jumat.
Di tempat lain, pasukan Rusia juga menghentikan beberapa bus orang yang mencoba melarikan diri dari wilayah Kyiv. Hal ini disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk dalam sebuah video.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko menyatakan keraguan bahwa upaya terbaru untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Mariupol akan berhasil dan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil tampaknya telah gagal.
"Situasinya kritis," kata Denysenko.
Dewan Kota Mariupol mengatakan 1.582 warga sipil telah tewas di Mariupol sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Di sisi lain, Rusia telah seringkali membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebut neo-Nazi.
Penduduk Mariupol sendiri telah hidup tanpa listrik atau air selama lebih dari seminggu.
Upaya untuk mengatur gencatan senjata lokal dan jalan keluar yang aman telah gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan.
Kota Mariupol adalah kota penting yang strategis dengan lebih dari 400.000 penduduk.
Para pejabat di Mariupol mengatakan penembakan Rusia tidak ada henti-hentinya pada hari Jumat.
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah mengeluarkan pernyataan, bahwa semua jembatan dan jalan menuju Mariupol telah dihancurkan atau dikuasai oleh pasukan Ukraina.
Para pejabat Ukraina mengungkap bahwa persediaan kebutuhan pokok telah menipis selama berhari-hari di Kota Mariupol.
"Seluruh dunia harus bersatu untuk menyelamatkan Mariupol. Kota ini adalah bencana kemanusiaan. Orang mati bahkan tidak dimakamkan di sini," kata Maksym Zhorin, mantan komandan milisi sayap kanan yang dikenal sebagai Batalyon Azov yang berada di kota itu, dikutip dari Reuters.
Menurut pihak berwenang Ukraina, di antara mereka yang terperangkap di Mariupol adalah 86 warga Turki, termasuk 34 anak-anak, yang berlindung di sebuah masjid.
Belum lama ini, serangan udara Rusia juga dilaporkan telah menghantam sebuah rumah sakit dan menyebabkan 3 orang tewas.