Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia

KH Miftachul Akhyar Mundur dari MUI: Saya Takut Jadi Orang Pertama yang Berbuat 'Bid'ah' di NU

Kiai Haji Miftachul Akhyar menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Editor: Aswin_Lumintang
Youtube Kemenko Polhukam RI
Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kiai Haji Miftachul Akhyar menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Hal ini ia lakukan setelah terpilih menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Mukmatar ke-34 NU, Desember lalu.

Kiai Miftah memutuskan mundur dari Ketum MUI untuk merealisasikan janjinya agar tak merangkap jabatan di organisasi lain.

Baca juga: Pantas Wanita Tajir Ini Bingung Siapa Ayah Bayi Dalam Kandungannya, Ternyata Punya 3 Suami

Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 03.30 WIB, 2 Orang Tewas, Tabrakan Beruntun 4 Kendaraan

Hal itu disampaikan oleh Miftachul saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022).

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Miftachul dikutip dari laman resmi NU.

Mulanya, ia merasa keberatan untuk mengundurkan diri dari MUI. Sebab, berdasar pengalaman, Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI pula.

"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU," jelasnya.

Selang beberapa bulan pemilihannya, Miftachul Achyar pun merealisasi janji yang ia sampaikan di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.

Anggota Ahwa, Zainal Abidin, mengatakan pihaknya tidak ingin Miftachul rangkap jabatan sebab ia berharap Rais Aam periode 2021-2026 itu fokus mengembangkan PBNU.

Anwar Abbas
Anwar Abbas (Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)

 
Permintaan itu pun didukung oleh sembilan ulama sepuh pada pertemuan tertutup Ahwa.

"Kalau ingin menjadi Rais Aam NU 2021-2026, diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain dan itu disetujui oleh semua anggota Ahwa," kata Zainal dalam Muktamar ke-34 PBNU di Lampung Tengah, 24 Desember 2020.

Terpisah, Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, KH Salahuddin Al-Aiyub membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri dimaksud.

"Awal pekan ini surat diterima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," tegasnya.

Hal senada dikatakan Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam. Ia mengatakan surat pengunduran diri Kiai Miftah akan dibahas terlebih dahulu.

Pembahasan dilakukan dengan merujuk pada aturan di internal MUI.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved