Profil Tokoh Daerah
Sosok Pingkan Gerungan, Jaksa Kejati Sulut, Niat jadi Dokter Tapi Dipilih Tuhan jadi Jaksa
Dia yang sekarang adalah seorang Jaksa di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, punya pengalaman tersendiri hingga kini terbilang berhasil
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sebuah kisah hidup diceritakan oleh wanita bernama Pingkan Gerungan.
Dia yang sekarang adalah seorang Jaksa di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, punya pengalaman tersendiri hingga kini terbilang berhasil di usianya yang tergolong muda.
Pingkan sendiri mengaku menjadi Jaksa bukanlah cita-cita yang diimpikannya melainkan menjadi dokter.
"Itulah rencana Tuhan dalam hidup saya, kini saya berkarir sebagai seorang Jaksa," ujarnya kepada Tribun Manado Rabu (9/3/2022).
Banyak mungkin yang tidak tau, jika Pingkan pernah menjadi sekretaris perusahaan ternama di kota Manado.
Dia pun nyaris menyiakan kesempatan melamar sebagai Jaksa, karena sudah nyaman dengan pekerjaan saat itu.
"Saya awalnya tidak tertarik melamar Jaksa, tapi karena Ayah saya yang mendorong untuk pergi mendaftar," jelas Kasi Penuntutan Pada Aspidsus Kejati Sulut ini.
Menariknya saat datang melamar jadi Jaksa, Pingkan datang di hari terakhir dengan membawa berkas yang tidak lengkap.
"Yang kurang saya bawa itu berkas tes kesehatan, tapi panitia bilang mendaftar saja, karena namanya akan dikirimkan,"jelasnya.
Akhirnya, Pingkan pun memulai awal karirnya sebagai pegawai Kejaksaan.
"Di angkatan saya langsung diterima sebagai calon Jaksa (Cajak), lalu kurang lebih dua tahun saya melalui proses untuk menjadi tata usaha, lalu tahun 2003 dipanggil ikut pendidikan dan pada akhir tahunnya dilantik sebagai Jaksa," jelasnya.
Sosok Pingkan sendiri memang dikenal sebagai Jaksa yang sangat garang saat bersidang di Pengadilan.
Kharakter khasnya itu membuat terdakwa dan saksi pun tak bisa menyembunyikan fakta yang ada, saat dia meluncurkan berbagai pertanyaan.
"Saya mengerti tentang diri saya. Saya tipikal orang yang kompromi dengan hal yang tidak benar, kalau salah-salah dan kalau benar-benar, ujarnya.
Diakuinya, pembawaan diri ini terbentuk sejak dia masih muda ditambah dengan pendidikan keluarganya.