Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia dan Ukraina

Ingin Perdamaian, China Peringatkan Amerika Serikat dan NATO Soal Pengiriman Senjata ke Ukraina

Ada kekhawatiran bahwa kesepakatan semacam itu dapat ditafsirkan di Moskwa sebagai beberapa bentuk intervensi Barat dalam invasi Rusia ke Ukraina

Editor: Finneke Wolajan
AFP via BBC via Kompas.com
Tampak Presiden China Xi Jinping ketika berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Moskwa pada Rabu (05/06/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Utusan China pada PBB menyebut pengiriman terus-menerus sejumlah besar senjata mematikan dari Barat ke Ukraina dapat memperburuk perangnya dengan Rusia

Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya telah memasok puluhan ribu senjata ke Ukraina selama operasi militer Presiden Rusia Vladimir Putin mendekati tanda dua minggu dan pasukannya di pinggiran Kyiv

Mulai dari anti-pesawat yang diluncurkan dari bahu dan roket anti-tank—dan masih banyak lagi yang sedang dalam perjalanan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken selama akhir pekan mengisyaratkan beberapa kemajuan dalam proposal untuk mentransfer jet tempur MiG-29 Polandia era Soviet ke angkatan udara Ukraina.

Langkah itu dilancarkan dengan jaminan bahwa Polandia kemudian menerima pengganti buatan Amerika.

Penampakan area di dekat gedung pemerintah daerah, yang menurut pejabat kota terkena serangan rudal, di pusat Kharkiv, Ukraina, Selasa (1/3/2022).
Penampakan area di dekat gedung pemerintah daerah, yang menurut pejabat kota terkena serangan rudal, di pusat Kharkiv, Ukraina, Selasa (1/3/2022). ((REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy))

Namun, ada juga kekhawatiran bahwa kesepakatan semacam itu dapat ditafsirkan di Moskwa sebagai beberapa bentuk intervensi Barat dalam invasi Rusia ke Ukraina.

China, sementara itu, telah menyatakan kesiapan untuk menengahi antara Kyiv dan Moskwa. 

Beijing mendesak kedua pemerintah mengadakan pembicaraan langsung.

Akan tetapi, China dinilai masih belum berbuat banyak mengingat kedekatan hubungan Presiden China Xi Jinping dengan Putin dari Rusia.

Pada Senin (7/3/2022), ketika Dewan Keamanan PBB bertemu untuk keempat kalinya dalam 15 hari, duta besar China, Zhang Jun, mengeluarkan peringatan langsung tentang bantuan militer asing yang sedang berlangsung dan upaya Ukraina sendiri untuk memperkuat perlawanan lokal melalui "legiun internasional" pejuang sukarelawan.

"Setiap tindakan yang kondusif untuk meredakan situasi di bawah penyelesaian politik akan menerima dukungan China," tegas Zhang sebagaimana dilansir Newsweek.

"Setiap tindakan yang tidak kondusif untuk mempromosikan solusi diplomatik, dan yang pada dasarnya berarti mengobarkan api, yang mengarah pada eskalasi, akan ditentang oleh China."

Dia mengulangi keberatan Beijing terhadap sanksi global—hukuman ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang melumpuhkan ekonomi Rusia.

Utusan Beijing mengatakan tindakan itu dapat meluas merugikan negara lain juga.

"Mengimpor senjata ofensif ke Ukraina dan mengirim tentara bayaran, dapat memperburuk situasi dan menciptakan risiko yang semakin besar," kata Zhang, sebelum mendorong lebih banyak dilakukannya dialog damai.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved