TNI
Jenderal M Jusuf Beri Susu ke Prajurit dan Gebrak Meja Depan Soeharto, Ingin Ditiru Jenderal Dudung
Kisah Panglima TNI/ABRI Jenderal M Jusuf Beri Susu ke Prajurit dan Gebrak Meja Depan Soeharto. Ingin Ditiru Jenderal Dudung.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita tentang Jenderal M Jusuf, Panglima TNI ( dulunya ABRI ) era Presiden Soeharto yang jadi inspirasi Jenderal Dudung Abdurachman soal program susu prajurit.
Sosok yang dikenal tegas dan pemberani, Jenderal M Jusuf sempat menggebrak meja di depan Presiden Soeharto di kala semasa era Orba.
Diketahui, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan akan merealisasikan pengadaan susu kalengan untuk prajurit dan keluarganya termasuk untuk anak-anak prajurit.
“Kalau dulu namanya Susu Shinta, sekarang namanya Susu Serdadu,” seloroh Kasad, melansir dari rilis Dispenad.
KSAD mengungkapkan rencana pengadaan susu kaleng ini sudah dikoordinasikan dengan Asisten Perencaan (Asrena) Kasad, Asisten Logistik (Aslog) Kasad, dan Asisten Operasi (Asops) Kasad.
Ia mengatakan, pemberian susu ini terinspirasi dari perhatian Jenderal (Purn) M. Jusuf, mantan Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978–1983.
"Saya akan meniru Pak M Yusuf. Jadi setiap prajurit Angkatan Darat dapat susu kaleng," kata Kasad.
Menurutnya, saat program Susu Shinta, dirinya pernah mendapatkan susu kaleng, lantaran merupakan anak tentara.
“Dulu namanya Susu Shinta, saya anak tentara jadi dapat,” kata dia.
Susu merupakan salah satu minuman yang umum dikonsumsi oleh setiap orang di segala usia.
Susu mengandung beragam nutrisi penting yang mampu menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik dan melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Selain pemberian Susu Serdadu, Kasad meminta Asisten Logistik (Aslog) Kasad untuk memprioritaskan pembelian baju prajurit, memberikan pakaian dinas lapangan sebanyak empat stel, dua stel sepatu, empat stel kaus kaki, serta helm untuk prajurit.
“Jangan sampai saya dengar lagi ada prajurit yang beli (seragam),” kata dia menegaskan.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Jenderal M Jusuf?
Melansir dari Wikipedia, Jenderal M Jusuf lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1928 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada 8 September 2004.
Ia merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis (hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya), akan tetapi melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.
Dalam posisi pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI (TNI) merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978–1983.
Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964–1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983–1993.
Karier Militer
- Perang Kemerdekaan di satuan Sulawesi (KRIS) di Yogyakarta
- Ajudan Letkol Kahar Muzakkar di staf Komando Markas ALRI Pangkalan X di Yogyakarta
- Kapten dalam Corps Pilisi Militer (CPM) (Desember 1949)
- Anggota Staf Komisi militer untuk Indonesia Timur (Desember 1949–1950)
- Ajudan Panglima TT-VII/TTIT Kolonel Alex Kawilarang (April 1950)
- Kepala Staf Resimen Infanteri (RI)-24 di Manado (1953–1954)
- Asisten II (Operasi) TT-VII/TTIT di Makassar (1955–1956)
- Kepala Komando Reserve Umum (KRU) dgn pangkat Mayor (Oktober 1956)
- Kepala Staf Resimen Hassanudin (RI-Hasanuddin) di Pare-pare Sulsel (ex KRU)
- Menandatangani Naskah Piagam Permesta (no.24) (1 Maret 1957)
- Pangkat Letkol (Februari 1958)
- Kepala Staf Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) di Makassar (Februari 1959)
- Panglima KDMSST (Oktober 1959)
- Pangkat Kolonel (Juli 1960)
- Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar (1960–1964)
- Menhankam/Panglima ABRI dalam Kabinet Pembangunan III (29 Maret 1978–19 Maret 1983)
Pendidikan
Umum
- HIS di Watampone
- MULO
- SMA
Militer
- Kursus Atase Militer
- SSKAD (Sekolah Staf & Komando AD) sekarang Seskoad di Bandung (1952-1953)
- US Army Infantry Officers Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat 1955-1956
- Kursus Lintas Udara / Airborne Course di Amerika Serikat
- Kursus Singkat Khusus Angkatan IV
- Seskoad 1969.
Kisah M Jusuf Gebrak Meja di Depan Soeharto
M Jusuf adalah salah satu prajurit yang paling disegani.
Bahkan, namanya diabadikan di Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf.
Ketika rezim Orde Baru (Orba), ia sempat membuat gempar istana.
Salah satunya ialah peristiwa ketika Pangab/Panglima ABRI (Panglima TNI) Jenderal M Jusuf gebrak meja di depan presiden Soeharto.
Dikutip dari 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto karya Salim Said dan Tribun Jambi, Selasa (1/1) tahun 1978, Jenderal M Jusuf dilantik Soeharto menjadi Pangab.
Banyak pihak kaget dan tak menyangka jika M Jusuf jadi Pangab lantaran beliau sudah 14 tahun tak berkarier di ABRI.
Hal ini lantaran sejak 1965 M Jusuf sudah jadi Menteri Perindustrian.
Singkat cerita, dalam suatu waktu diadakan rapat di kediaman pribadi Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.
Rapat ini dihadiri oleh para petinggi negara Indonesia.
Namun Mendagri kala itu, Amir Mahmud, berkata jika kepopuleran M Jusuf sebagai Pangab ada maksud tertentu.
"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab,
maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.”
"Tiba-tiba, Jenderal Jusuf mengebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata; Bohong! Itu tidak benar semua.
Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."
"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanggulangan yang bahasa Jawa itu.
Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.
Gebrakan meja Panglima ABRI langsung membuat hadirin semua kaget, termasuk Soeharto.
Akibatnya, rapat yang baru berlangsung beberapa menit langsung dibubarkan oleh Presiden Soeharto.
Sejak saat itu hubungan M Jusuf dan Soeharto mulai dingin.
Bahkan M Jusuf jarang mengikuti rapat kabinet yang dipimpin Soeharto di Bina Graha.
M Jusuf juga dikenal sebagai Jenderal yang sering mengunjungi barak-barak prajurit TNI di medan perang.
Sehingga ia amat populer di mata seluruh unsur militer Indonesia.
Usut punya usut, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok amat mengidolai sosok M Jusuf yang ia jadikan panutan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id