Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Perang Rusia vs Ukraina: Vladimir Putin vs Volodymyr Zelensky, Mantan Agen KGB vs Mantan Pelawak

Zelensky dan Putin baru bertemu tatap muka satu kali, yaitu ketika Presiden Perancis Emmanuel Macron menjamu mereka bersama Kanselir Jerman

Istimewa/Internet/AP Photo
Perang Rusia vs Ukraina: Vladimir Putin vs Volodymyr Zelensky, Mantan Agen KGB vs Mantan Pelawak 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk duduk untuk bersama dan berbicara langsung.

Menurut Zelensky, pertemua tatap muka tersebut menjadi satu-satunya cara mengakhiri perang yang berlangsung.

Ia juga menyindir kebiasaan Putin dan menyatakan pentingnya pembicaraan tersebut.

Baca juga: Hari Ke-9 Perang Rusia Vs Ukraina: 9.166 Tentara dan Jenderal Ahli Strategi Terbaik Rusia Tewas

Dilansr Aljazeera, Jumat (4/3/2022), pernyataan tersebut diucapkan Zelensky dalam jumpa pers di kantornya yang dijaga ketat.

Meski telah ditawarkan untuk mengungsi, Zelensky tetap nekat bertahan di ibukota meski harus menghadapi serangan demi serangan dari Rusia.

Menurut Zelensky, perang yang terjadi bisa berhenti jika dirinya bertemu langsung dengan Putin.

"Bukannya aku ingin bicara pada Putin," kata Zelensky.

 "Aku butuh bicara dengan Putin. Dunia butuh bicara pada Putin. Tak ada jalan lain untuk menghentikan perang ini."

"Apa yang kau inginkan dari kami? Tinggalkan tanah kami," serunya.

Lantas menarik untuk dibahas terkait Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Satunya adalah mantan komika yang menjadi presiden pada 2019 sebagai pemula politik, dan yang satunya pernah menjadi agen KGB lalu sekarang berkuasa selama lebih dari 20 tahun.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama lahir di Uni Soviet dan memiliki nama depan yang sama, tetapi kesamaan mereka hanya sebatas itu.

Konfrontasi pribadi antara kedua pria itu adalah inti dari invasi Rusia ke Ukraina.

Masa depan pribadi dan politik mereka juga dipertaruhkan bersama dengan nasib negara, dikutip dari esai yang ditulis kantor berita AFP.

Zelensky (44) tetap di Kiev tengah di tengah pemboman Rusia di tempat-tempat utama, dengan pasukan pelindung dan para ajudan terdekatnya.

Sementara itu Putin (69) duduk di Kremlin menerima pengunjung sesuai dengan protokol terketat, dengan jarak duduk di meja besar yang diejek di media sosial, termasuk saat menjamu para menterinya.

Zelensky dan Putin baru bertemu tatap muka satu kali, yaitu ketika Presiden Perancis Emmanuel Macron menjamu mereka bersama Kanselir Jerman Angela Merkel untuk pembicaraan di Paris mengenai Ukraina pada Desember 2019.

Sejak itu, Zelensky menjadi musuh bebuyutan Putin sehingga Presiden Rusia tersebut tidak pernah menyebut namanya, seperti rival domestik utamanya Alexei Navalny.

Sebagai gantinya, Putin menyebut Zelensky yang terpilih dalam pemilu 2019 dan dikagumi oleh masyarakat internasional secara luas, sebagai kepala "rezim Kiev" atau pemimpin "geng pecandu narkoba dan neo-Nazi."

Macron dalam pidatonya kenegaraannya pada Rabu (2/3/2022) malam menyebut Putin dan Zelensky dua orang yang sangat kontras. Menurutnya, Putin memilih perang sedangkan Zelensky adalah wajah kehormatan, kebebasan, dan keberanian.

"Pelayan Rakyat"

Saat Putin mengonsolidasikan kendalinya atas Rusia pada tahun-tahun pertama milenium baru, Zelensky membangun perusahaan produksi Kvartal 95 miliknya dan reputasi sebagai salah satu tokoh pertunjukan paling terkenal di Ukraina.

Lebih dari setahun setelah Putin mencaplok semenanjung Crimea Ukraina dan mendukung separatis di timur negara itu, Zelensky pada 2015 mulai membintangi pertunjukan yang membuatnya populer.

Drama komedi itu berjudul Servant of the People (Pelayan Rakyat) dan menceritakan kisah Vasyl Holoborodko--diperankan oleh Zelensky--guru sejarah yang menjadi presiden setelah kata-kata kasarnya tentang korupsi menjadi viral.

Dalam salah satu episode, Holoborodko mengangkat telepon dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang memberi selamat kepada Ukraina karena bergabung dengan Uni Eropa.

Holoborodko pun melompat dengan gembira, tetapi ternyata itu telepon salah sambung. Merkel bermaksud menelepon Montenegro.

Pekan ini Zelensky--sebagai presiden sebenarnya--menandatangani permohonan agar Ukraina bergabung dengan Uni Eropa .

Pada 2019, dengan politik negara yang kacau balau, Zelensky memasuki keributan dan memenangi pemilihan presiden Ukraina dengan telak, dengan menyebut partainya "Pelayan Rakyat".

Kemenangannya disambut dengan dingin oleh Kremlin dan Putin, yang tidak pernah menunjukkan minat untuk menjalin keakraban dengan Zelensky, bahkan setelah KTT Paris 2019.

Dalam pidatonya beberapa jam sebelum invasi Rusia, Zelensky mengatakan, Kremlin belum menanggapi permintaan pembicaraan telepon dalam indikasi bahwa perang sudah dekat.

Tahun-tahun Zelensky berkuasa sebelum perang pun sudah diguncang berbagai isu, seperti tuduhan dari para kritikus dalam negeri bahwa ia tidak berpengalaman, mempekerjakan mantan mitra bisnisnya sebagai ajduan utama, dan membangun kekayaan dari lepas pantai.

Namun, sebagai pemimpin masa perang, dia unggul. Zelensky memberikan pidato video hampir setiap hari mengenakan kaus dan dengan janggut tak dicukur untuk menunjukkan dia tetap di Kiev di tengah pemboman.

Zelensky ke Putin: Pulanglah ke rumahmu

Stewart Patrick, senior dalam pemerintahan global di Council on Foreign Relations yang berbasis di Washington mengatakan, Putin berhasil mengubah Zelensky menjadi pahlawan internasional.

"Tidak ada yang lebih mengancam seorang lalim, tampaknya selain demokrasi yang berfungsi (jika tidak sempurna) di sebelahnya."

Majalah Time bahkan memuat komentar Zelensky dari pidato di Ukraina kepada parlemen Uni Eropa minggu ini di sampul depannya.

Zhittya permozhe smert - a svit temryavu (Hidup Akan Menang Atas Kematian - Terang Akan Menang Atas Kegelapan), demikian komentar Zelensky yang dikutip Time.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian pada Kamis mengatakan, Putin ingin menghilangkan Ukraina untuk menghindari model demokrasi muncul tepat di hadapannya.

Zelensky khawatir dia target nomor satu dari invasi Rusia, tetapi pada Kamis (3/3/2022) juga menyerukan pembicaraan dengan Putin sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik.

"Jika ada yang berpikir ... Ukraina akan menyerah, dia tidak tahu apa-apa tentang Ukraina dan tidak ada hubungannya di Ukraina," kata Zelensky dalam pidato video terbarunya kepada Putin.

"Pulanglah. Ke rumahmu," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved