Daniel Kolenda
Kisah Daniel Kolenda, Penginjil yang Keliling Dunia Sebarkan Kabar Baik, 22 Juta Orang Percaya Yesus
Daniel Kolenda adalah seorang penginjil misionaris, yang telah memimpin lebih dari 22 juta orang kepada Kristus secara tatap muka
Saat itu ia merasa Roh Kudus menjamah hatinya. Ia melihat dirinya sebagai orang berdosa. Ibunya menjelaskan bahwa Yesus peduli dan dapat menyelamatkan orang berdosa.
Ia mengalami kelahiran kembali.
Setahun kemudian, pada usia sepuluh tahun, ia mendapatkan panggilan Tuhan.
Saat itu sedang ada pembicara tamu yang berkhotbah di gereja ayahnya.
Tiba-tiba ia mendengar suara Roh Kudus di dalam hatinya, begitu nyaring, mengatakan, “Reinhard, suatu hari kau akan memberitakan Injil di Afrika.
”Ia mulai menangis dan berlari ke depan, memeluk ayahnya.”Papa, Papa, Papa, Tuhan berbicara kepadaku,” katanya.”Apa yang dikatakan-Nya?” tanya ayahnya.
”Tuhan berkata, suatu hari aku akan memberitakan Injil di Afrika,” jelasnya.
Ayahnya menjawab, ”Reinhard, kakakmu yang akan meneruskan pelayananku di sini.
”Pengalaman pertobatan dan panggilan ilahi itu tak ayal memengaruhi per-gaulannya. Ia sadar dirinya tidak bisa bersikap sembrono pada para gadis seperti anak laki-laki sebayanya karena suatu hari ia akan berkhotbah kepada mereka.
Karenanya, ketika menikah pada usia 22 tahun, istrinya menjadi perempuan per-tama yang diciumnya.
Setelah kuliah di Bible College di Wales, ia menjadi pendeta di Jerman selama tujuh tahun. Pada 1969 ia dan istrinya, Anni, serta anak laki-laki mereka yang masih bayi, berangkat ke Maseru, Lesotho.
Pada tahun-tahun awal di Maseru, Reinhard dan Annie melakukan karya misi secara tradisional. Ketika itulah ia mendapatkan penglihatan tentang “benua Afrika, dibasuh oleh darah Yesus yang mahal harganya”.
Visi itu menanamkan kerinduan dalam hatinya untuk menjangkau seluruh benua Afrika, dari Cape Town sampai Kairo dan dari Dakar sampai Djibouti.
Pada awalnya ia belum melihat bukti bahwa gagasan sebesar itu mungkin diwujudkan, namun ia terus berpegang teguh pada impian ilahi itu dan bertekun dalam pelayanannya.
Semula ia bukan orang yang yakin pada mukjizat. Ia tahu Yesus dulu menyembuhkan orang sakit, namun ia tidak yakin Yesus masih menyembuhkan orang saat ini.
Ia memilih menahan diri. Suatu hari ia mengundang seorang hamba Tuhan dari Zulu, Richard Ngidi. Pelayanan Richard disertai dengan tanda-tanda dan mukjizat.
Setelah menyaksikannya dengan mata sendiri, Reinhard mulai menyadari bahwa firman Allah tentang mukjizat masih berlaku.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: