Gempa Bumi
Gempa Bumi 5.5 SR di Wilayah Rawan Bencana 2022, Sebelumnya Dilanda Tsunami Dahsyat
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.5 di wilayah rawan bencana 2022. Berikut info lengkapnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.5 terjadi di wilayah rawan bencana.
Tepatnya, di Tonga, 34 km dari daerah Hihifo. Gempa berpusat di laut.
Melansir USGS Survei Geologi AS, guncangan gempa dirasakan dengan skala V (DYFI) dan potensi merusak IV (Shakemap).
Kedalaman gempa 159 km dari permukaan laut.
(Foto ilustrasi gempa./via twitter.com/Sumarium)
Berikut data analisis gempa dari USGS dalam laman usgs.gov:
M 5.5 - 34 km SW of Hihifo, Tonga
Time 2022-02-22 18:44:09 (UTC+08:00)
Location 16.141°S 174.051°W
Depth 159.1 km
DYFI V
ShakeMap IV
Sebelumnya, di daerah Tonga dilanda tsunami.
Tonga adalah negara kerajaan berpenduduk 104.494 jiwa dan kini dipimpin oleh Raja Tupou VI.
Negara kepulauan ini terdiri dari 176 pulau, 36 di antaranya tidak berpenghuni. Pulau utama Tongatapu menjadi rumah bagi ibu kota Tonga, Nuku’alofa.
Mengutip Kompas.com, pada awal 2022, dunia dikejutkan oleh bencana alam dahsyat yang menimpa Tonga sebagaimana dilansir Antara, Minggu (23/1/2022).
Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Nuku’alofa meletus pada Sabtu, 15 Januari, pukul 17.10 waktu setempat dan menimbulkan tsunami.
Gunung itu kerap kali meletus dalam beberapa dekade terakhir.
Namun letusan pada Sabtu itu begitu hebat sehingga suara dentumannya terdengar hingga ke Selandia Baru yang berjarak 2.383 kilometer dari gunung itu.
Citra-citra satelit menangkap erupsi vulkanik ketika letusan gunung itu mengembuskan gumpalan asap ke udara sekitar 19,3 kilometer di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga seketika menjadi gelap oleh abu.
Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, kekuatan letusan gunung itu diperkirakan setara dengan lima sampai 10 megaton bom TNT.
Kekuatan itu lebih dari 500 kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di kota Hiroshima, Jepang, pada akhir Perang Dunia II.
Pakar vulkanologi Selandia Baru Shane Cronin menuturkan, data awal menunjukkan erupsi tersebut adalah yang terbesar sejak letusan Gunung Pinatubo di Filipina 30 tahun lalu.
Dampak tsunami
Letusan dahsyat dan tsunami di Tonga menimbulkan banyak kerusakan dan kerugian bagi banyak pihak, terutama warga setempat.
(Suasana di tepi pantai setelah tsunami di Tonga./CRIS BOURONCLE)
Kerusakan paling parah dilaporkan di sepanjang pantai barat Tongatapu, di mana banyak kapal dan perahu dikabarkan telah terdampar ke daratan.
Tongatapu memiliki banyak resor wisata di tepi laut Nuku'alofa.
Di pulau Atata, sekitar 8 kilometer barat laut Nuku'alofa dan bisa ditempuh dalam 30 menit dengan perahu, hampir seluruhnya luluh lantak akibat tsunami.
Di pulau Fonoifua, hanya dua rumah yang tersisa, sedangkan di pulau Mango, satu desa hancur.
Resor pantai Ha'atafu di semenanjung Hihifo, 21 kilometer arah barat Nuku'alofa, juga hancur total tersapu gelombang.
Pulau Atata dan Mango terletak sekitar 50 hingga 70 kilometer dari gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, masing-masing memiliki penduduk 100 dan 50 orang.
Citra satelit yang diunggah Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menunjukkan adanya kerusakan sejumlah struktur di pulau Nomuka.
Angkatan Laut Tonga turut melaporkan kerusakan parah di pulau Ha’apai yang terhantam gelombang setinggi lima sampai 10 meter.
Pemerintah Tonga memastikan ada tiga korban jiwa dalam bencana erupsi dan tsunami: seorang perempuan 65 tahun di Pulau Mango,
seorang laki-laki 49 tahun di Pulau Nomuka, dan seorang warga negara Inggris. Sejumlah orang juga dilaporkan mengalami luka-luka.
PBB mengatakan, sekitar 84.000 orang atau lebih dari 80 persen populasi Tonga terkena imbas dari bencana tersebut dan kelangkaan bahan bakar pun tak bisa dihindari.
Tidak hanya itu, kabel telekomunikasi bawah laut yang menghubungkan Tonga dengan belahan dunia lain juga rusak
dan kemungkinan baru bisa dipulihkan dalam satu bulan atau lebih menurut Tonga Cable Ltd.
Operator telekomunikasi Digicel mengatakan jaringan domestik berada dalam keadaan aktif
dan saat ini pihaknya memusatkan upaya untuk memperbaiki sambungan internasional.
Negara di Amerika Latin, Peru, juga terkena dampaknya. Minyak dari kapal tanker di kilang La Pampilla tumpah ke laut, diduga akibat gelombang besar yang disebabkan oleh erupsi gunung di Tonga.
Pemerintah Peru berujar, tumpahan minyak membahayakan kehidupan flora dan fauna di zona lindung dalam area seluas 18.000 kilometer persegi di sekitar pulau dan wilayah penangkapan ikan. Menurut informasi, sekitar 6.000 barel minyak telah mencemari perairan.