Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liga Italia

Ini 3 Pemaian yang Main di Piala Afrika dan Menarik Minat Manajemen

AC Milan jadi satu di antara tim Serie A Liga Italia yang terhitung pasif di bursa transfer paruh musim pada Januari silam.

Editor: Aswin_Lumintang
ROMAIN PERROCHEAU / AFP
Gelandang Bordeaux Prancis, Yacine Adli (kiri) berebut bola dengan pemain tengah Reim dari Belanda Azor Matosiwa (kanan) selama pertandingan sepak bola L1 Prancis antara FC Girondins de Bordeaux dan Stade de Reims di Stadion Matmut Atlantique di Bordeaux, Prancis barat daya pada 31 Oktober 2021. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, ITALIA - AC Milan jadi satu di antara tim Serie A Liga Italia yang terhitung pasif di bursa transfer paruh musim pada Januari silam.

Namun, Rossoneri diyakini bakal sibuk pada jendela transfer musim panas mendatang lantaran sudah melakukan banyak pendekatan terhadap sejumlah pemain.

Jurnalis calciomercato, Daniele Longo melaporkan, Milan tengah menjalankan upaya perekrutan Renato Sanches pada akhir musim ini.

Selain itu, AC Milan juga akan menarik Yacine Adli yang akan bergabung dengan skuad setelah satu tahun dipinjamkan ke klub sebelumnya Bordeaux.

Pada saat yang sama dengan penutupan jendela transfer Januari, Piala Afrika 2022 tuntas digelar dengan Senegal sebagai pemenangnya.

Di ajang itu, banyak pemain telah menggunakan kesempatan di turnamen untuk menunjukkan bakat mereka di kancah dunia.

Terkait itu, SempreMilan sudah mengidentifikasi tiga pemain jebolan Piala Afrika edisi tahun ini yang bisa menarik minat AC Milan di jendela musim panas mendatang.

Berikut ulasannya:

Aguibou Camara, 20 Tahun, Gelandang Serang, Guinea

Aguibou Camara, gelandang serang Timnas Guinea berusia 20 tahun. (sempremilan)

Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo (kiri), berduel dengan bek Young Boys, Mohamed Aly Camara, dalam laga Grup H Liga Champions di Stade de Suisse, Bern, Swiss pada 12 Desember 2018.
Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo (kiri), berduel dengan bek Young Boys, Mohamed Aly Camara, dalam laga Grup H Liga Champions di Stade de Suisse, Bern, Swiss pada 12 Desember 2018. (TWITTER.COM/BSC_YB)

Playmaker Timnas Guinea berusia 20 tahun, Aguibou Camara awalnya kepayahan menunjukkan kemampuannya di Piala Afrika 2022.

Maklum, persaingan di lini tengah Guinea terhitung keras.

Sang pemain muda harus bertarung memperebutkan posisi utama di skuad dengan sejumlah pemain kenamaan macam Naby Keita, Amadou Diawara, dan sosok dengan talenta super, Ilaix Moriba di lini tengah.

Tetapi ketika dia dapat kesempatan bermain, Camara menunjukkan kualitas yang membuatnya menjadi pemain yang sangat menarik bagi Milan.

Camara memiliki visi yang sangat baik untuk permainan.

Visi bermain yang ciamik itu ditunjang dengan akurasi umpan yang sama baiknya.

Sesuatu yang ditunjukkan dalam lima assist yang dia kumpulkan dalam 17 penampilan untuk Olympiakos di divisi papan atas Liga Yunani sejauh musim ini.

Pun, hal yang membedakan Camara dari pilihan yang dimiliki Milan di posisi gelandang serang saat ini, seperti, Brahim Diaz misalnya, adalah fisiknya.

Camara memiliki kekuatan yang membuatnya lebih tangguh untuk mendorong bola. Terlebih, work rate-nya lebih tinggi dari Diaz.

Pergerakan tanpa bola pemain Timnas Guinea adalah salah satu kekuatannya.

Dia terampil dalam mengidentifikasi peluang yang bisa menimbukan tekanan bagi lawan.

Dia juga tipikal pemain dengan pressure yang intens terhadap lawan sehingga menyulitkan musuh untuk mengembangkan permainan.

Fisik mumpuni yang dia miliki akan memberi Milan keunggulan yang lebih besar di lini serang dan antara lini tengah dan pertahanan lawan.

Retensi bola tim akan lebih kuat dan akhirnya bisa membawa beberapa detik tambahan yang penting di sepertiga akhir lapangan.

Aksi Camara di Piala Afrika kemarin dilaporkan dipantau secara intensif oleh Milan dan Liverpool.

Baca juga: John Terry Ungkap Lawan Tersulit yang Pernah Dihadapinya, Bukan Cristiano Ronaldo

Abdul Fatawu Issahaku, 17 Tahun, Sayap Kanan Timnas Ghana

Abdul Fatawu Issahaku (kanan) pemain sayap kanan Timnas Ghana berusia 17 tahun. (SempreMilan)
Baca juga: Hitung-hitungan Peluang Juara Persib di Liga 1 2021, Bisa Susul Arema? Marc Klok: Dont Ask How

Wonderkid Timnas Ghana berusia 17 tahun, Abdul Fatawu Issahaku, hampir menandatangani kontrak dengan Bayer Leverkusen dan Liverpool pada musim panas 2021.

Hanya, proses transfer mentok karena beberapa masalah dan agennya mengakhiri negosiasi.

Tetapi, pemain sayap itu berniat besar untuk pindah dari Afrika ke Eropa.

Milan disebut bisa memanfaatkan niat itu untuk bernegosiasi dengan perwakilan pemain yang sudah enam kali dipanggil ke Timnas Ghana tersebut.

Issahaku menjadi sorotan utama ketika dia membantu tim nasional Ghana Ui20 memenangkan AFCON U-20 pada tahun 2021.

Dia terpilih sebagai MVP turnamen tersebut pada usia 16 tahun.

Musim ini dia telah mencatatkan enam gol dalam tujuh penampilan untuk Dreams FC di divisi utama Liga Ghana. Sebuah torehan yang membuat remaja 17 tahun itu dipantau beberapa klub terbesar di dunia.

Sebagai pemain, Issahaku adalah pemain sayap yang berteknik tinggi, cepat, dan tidak terduga.

Salah satu kekuatan terbesarnya adalah sentuhannya pada bola.

Dia tidak hanya mampu menjadi seorang pengumpan yang hebat, tetapi juga bisa membuat gol dari jarak jauh.

Dia mencetak banyak gol di luar kotak penalti melalui penyelesaian yang tepat dengan kaki kirinya.

Itu, dikombinasikan dengan tekniknya yang luar biasa, membuatnya sangat sulit dikawal sebagai bek.

Baca juga: Bayi Ini Lahir Saat Sang Ibu Kecelakaan Hingga Tewas, Begini Kondisinya Bersama Sang Ayah

Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Kota Bitung, Atasi Kelangkaan Migor

Pergerakan Issahaku membuat dia bisa menemukan celah untuk menembak. Penetrasinya ke sektor pertahanan lawan merupakan ancaman bagi musuh.

Fatawu punya tinggi 177 cm dan memiliki kekuatan yang baik di tubuhnya. Hal itu membantunya dalam berduel atau untuk menangkis para pemain bertahan yang mencoba merebut bola darinya.

Pemain berusia 17 tahun itu juga bisa menggunakan kekuatan itu dalam bertahan dalam permainan.

Kombinasi teknik dan intensitas permainan itu membuat sang pemain menjadi aset, tidak hanya bagi sektor serang tetapi juga di lini pertahanan.

Kelebihan lainnya, Issahaku adalah pemain serbaguna yang bisa menempari posisi right wing (RW), attacking midfielder (AM), dan left wing (LW).

Bek Paris Saint-Germain berusia 25 tahun, Abdou Diallo, adalah salah satu pemain terbaik sepanjang turnamen Piala Afrika 2022 kemarin.

Saat Senegal menjadi juara, Diallo adalah salah satu faktor utamanya.

Pemain berusia 25 tahun itu adalah bek yang sangat modern.

Umpannya yang indah membuatnya dinilai sangat cocok untuk gaya permainan Stefano Pioli. Aset yang bagus untuk memainkan bola (membangun serangan) dari belakang.

Statistiknya dari Ligue 1 membuktikan bahwa ia memiliki persentase passing yang tinggi di tiga kategori: jarak pendek, jarak menengah, dan jarak jauh.

Selain itu, Diallo adalah pemain kaki kiri, yang merupakan keunggulan yang tidak dimiliki Milan selain Alessio Romagnoli – ini memungkinkan jalur umpan yang lebih alami untuk bek tengah sisi kiri.

Statistiknya juga menunjukkan persentase besar dari dribel yang berhasil, menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan yang baik untuk menggiring bola keluar dari pertahanan dengan dribble bola yang mumpuni.

Tapi yang membedakan Diallo bukan hanya kualitas teknisnya. Diallo adalah pemimpin di dalam dan di luar lapangan.

Dia adalah pemain vokal, sesuatu yang dapat dilihat di sepanjang gelaran Piala Afrika, sangat bermanfaat bagi Senegal.

Dia adalah tangan kanan Kalidou Coulibaly dan membantu mengatur tim di pertahanan.

Sebagai catatan, Senegal hanya kebobolan dua gol di waktu reguler sepanjang turnamen.

Secara fisik, Diallo adalah bek yang kuat dan juga memiliki kecepatan.

Tanpa melihat statistik apa pun, tebakan spontan akan secara cepat menyebut bahwa dia akan menjadi bek tengah tercepat ketiga Milan setelah Fikayo Tomori dan Pierre Kalulu.

Namun, Diallo tidak terlalu membutuhkan kecepatannya, karena ia biasanya menyelesaikan tugasnya dengan membaca permainan yang bagus dan posisinya yang bagus.

Pun, kecepatannya bagus jika Diallo membutuhkannya guna mematahkan serangan tak terduga dari lawan.

Dia tidak akan menjadi solusi termurah yang tersedia di pasar transfer, karena PSG mengontraknya dari Dortmund pada 2019 seharga 32 juta euro.

Sebuah biaya yang mungkin akan melonjak seiring potensi yang dimiliki sang pemain.

Diallo kemungkinan besar bisa dibujuk untuk pergi dari PSG. Sejauh ini, dia hanya dimainkan sebanyak 13 kali. (oln/*)
 

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved