Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Naftali Bennett: Israel akan Terus Memastikan Kebebasan Penuh Operasinya

Negosiasi antara kekuatan dunia dan Iran di Wina, Austria untuk membicarakan kembali kesepakatan nuklir masih terus berlanjut.

Editor: Rhendi Umar
Tribunnews.com
Bendera Israel di kota Yerusalem, Israel. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Negosiasi antara kekuatan dunia dan Iran di Wina, Austria untuk membicarakan kembali kesepakatan nuklir masih terus berlanjut.

Namun, jika pembicaraan di Wina gagal menghasilkan kesepakatan dan Iran masih melanjutkan program nuklirnya, prospek serangan Israel terhadap Iran menjadi jauh lebih tinggi.

Khawatir bahwa kesepakatan dengan Iran tidak akan mampu menghentikan negara itu mengembangkan senjata nuklir, Israel telah mengisyaratkan kesiapannya untuk menyerang Iran.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menyatakan bahwa “Israel akan terus memastikan kebebasan penuh operasinya di mana saja dan kapan saja, tanpa batasan,” dan komandan IAF yang akan datang, Mayjen. Tomer Bar mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel siap untuk menyerang Iran “besok.”

Jika Israel memang menyerang Iran, seperti yang semakin disiratkan oleh pejabat Israel, apa dampaknya terhadap Timur Tengah? Bagaimana wilayah ini akan berbeda setelah perkembangan seperti itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin hipotetis sekarang, tetapi itu bisa berubah menjadi kenyataan besok.

Untuk menjawab pertanyaan-pernyataan tersebut, Wikistrat, sebuah konsultasi crowdsourced, menjalankan simulasi selama seminggu dari 24 hingga 31 Januari 2022 saat pembicaraan di Wina masih berlangsung, melansir The Jerusalem Post, Minggu (13/2/2022).

Untuk mengeksplorasi bagaimana serangan Israel akan berdampak pada stabilitas kawasan, simulasi difokuskan pada lima aktor yang dianggap paling signifikan di kawasan Teluk: Iran, Arab Saudi, Amerika Serikat, China, dan Rusia.

Simulasi tersebut melibatkan 31 ahli dari 13 negara dan berfokus pada tiga skenario: serangan Israel yang berhasil ke Iran, serangan yang gagal, dan serangan yang berhasil sebagian.

Diskusi dalam simulasi menghasilkan beberapa wawasan kunci.

Pertama, para ahli berpendapat bahwa pada tahun-tahun setelah serangan militer Israel (terlepas dari hasilnya), Timur Tengah akan memasuki fase proliferasi nuklir, yang akan mencakup tidak hanya Israel tetapi juga Iran dan mungkin Arab Saudi.

Serangan Israel akan menguatkan keinginan rezim Iran untuk memiliki senjata nuklir, melihatnya – seperti halnya Korea Utara – sebagai jaminan terhadap serangan di masa depan.

Karena takut akan pembalasan nuklir Iran terhadapnya, Arab Saudi juga akan berusaha mengembangkan program nuklirnya sendiri.

Hal ini didasarkan pada penilaian peserta bahwa serangan Israel yang gagal akan mendorong kepemimpinan Saudi untuk bergerak maju secepat mungkin dengan program nuklirnya sendiri.

Serangan yang berhasil dapat berfungsi sebagai katalis untuk program nuklir Saudi, mendorong para pembuat keputusan Saudi untuk memanfaatkan serangan itu dan mengejar program nuklir Iran.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved