Konflik Ukraina
Akhirnya Berkomunikasi, Joe Biden dan Vladimir Putin Dijadwalkan Berbincang Lewat Telepon Hari Ini
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengkonfirmasi kepada AFP bahwa percakapan itu dijadwalkan pada hari Sabtu.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketegangan antara Ukraina dan Rusia semakin memanas.
Rusia menambah pasukannya di perbatasan Ukraina.
Alhasil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak semua warga untuk segera meninggalkan Ukraina. Ini terkait potensi konflik besar dengan Moskow jika pasukan AS dan Rusia saling terlibat di lapangan.
"Warga Amerika harus pergi sekarang," kata Biden dalam sebuah wawancara dengan NBC News Kamis (10/2/2022) dikutip AFP Jumat.
Baca juga: Peringatan Dini Besok Minggu 13 Februari 2022, BMKG: 24 Wilayah Waspada Hujan Lebat & Angin Kencang
Namun, Presiden Rusia Vladimir Putindan Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dijadwalkan melakukan percakapan telepon pada Sabtu malam (12/2/2022), kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Jumat (11/2/2022).
"Memang pihak AS meminta pembicaraan dengan Presiden Putin, dan pembicaraan kedua presiden itu direncanakan berlangsung besok malam," katanya.
"Permintaan itu didahului dengan surat dari pihak AS," katanya.
Melansir kantor berita TASS, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengisyaratkan kemungkinan pembicaraan telepon sebelumnya pada Jumat (11/2/2022).
Dia menambahkan bahwa dia tidak mengumumkan apa pun pada saat ini.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengkonfirmasi kepada AFP bahwa percakapan itu dijadwalkan pada hari Sabtu.
"Rusia mengusulkan panggilan pada hari Senin. Kami mengusulkan balasan pada hari Sabtu, dan mereka menerimanya," lapor agensi tersebut.
Namun, jadwal resmi presiden AS untuk akhir pekan tidak menyebutkan pembicaraan Rusia-AS.
Gedung Putih sejauh ini gagal menanggapi permintaan komentar dari TASS.
Terakhir kali Putin dan Biden mengadakan percakapan telepon adalah pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya, pada 7 Desember, mereka menggelar konferensi video.
Pertemuan tatap muka pertama Putin dan Biden sebagai kepala negara berlangsung di Jenewa pada Juni 2021.
Konflik Rusia Ukraina Memanas, Vladimir Putin Menambah Pasukan di Perbatasan
Ketegangan antara Ukraina dan Rusia semakin memanas.
Rusia menambah pasukannya di perbatasan Ukraina.
Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan kepada Sky News, pasukan Rusia siap dan mampu, namun kami tidak akan menyerahkan satu meter pun tanah Ukraina tanpa perlawanan.
Dia memperkirakan jumlah tentara Rusia saat ini di sekitar perbatasan negaranya menjadi sekitar 120 ribu.
Invasi penuh ke Ukraina tidak akan menjadi jalan sederhana bagi Rusia karena pasukan Ukraina akan berjuang untuk setiap meter tanah mereka.
Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan, tentaranya memulai putaran latihan militer di utara Ukraina, dekat perbatasan dengan Belarus sekutu Moskow.
Rusia dan Belarusia Perketat Latihan Militer
Pasukan Rusia di perbatasan itu melakukan latihan bersama secara besar-besaran dengan pasukan Belarusia.
Pria 56 tahun itu mengatakan personel Ukraina juga akan melakukan pelatihan di selatan.
Latihan akan mencakup pengujian senjata baru AS dan Inggris, serta berlatih cara melawan melalui serangan udara.
Ini adalah bagian dari upaya untuk mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan baru, setelah ia mengumpulkan lebih dari 100 ribu tentara di sekitar perbatasan Ukraina.
Jenderal Syrskyi mengatakan pesannya kepada tentara Rusia yang berkemah di sebelah Ukraina:
"Angkatan bersenjata Ukraina siap. Kami mampu dan kami tidak akan menyerahkan satu meter pun tanah Ukraina tanpa perlawanan,"
"Kami siap, dan kami memperingatkan mereka: 'Tidak akan mudah berjalan-jalan di taman. Setiap meter dari tanah itu akan dibanjiri darah penghuni lain."
"Saya percaya pada prajurit Ukraina. Saya percaya pada angkatan bersenjata kami dan saya percaya pada kemenangan kami."
Putin Membantah Rencana Invasi
Komandan, seorang veteran perang delapan tahun Ukraina dengan Rusia, mengatakan jumlah pasukan Rusia saat ini di sekitar perbatasan Ukraina adalah sekitar 120 ribu tentara.
Jumlah ini meningkat menjadi total 140 ribu personel jika angkatan laut dan angkatan udara disertakan.
Presiden Putin telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina.
Namun, ia juga membantah terlibat dalam serangan di semenanjung Krimea, negara tetangganya pada tahun 2014 sampai dianeksasi.
Inggris, Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya, tidak ingin terjebak lagi.
Mereka telah memperingatkan selama tiga bulan tentang kemungkinan invasi Rusia lebih lanjut.
Mereka juga telah mengirim senjata untuk memperkuat angkatan bersenjata Ukraina dan memobilisasi lebih banyak pasukan untuk mempertahankan sayap timur NATO jika Rusia menyerang.
“Angkatan bersenjata harus menjaga kesiapan konstan untuk mencegah segala jenis agresi bersenjata dan melindungi kedaulatan negara," kata Jenderal Syrskyi.
"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak bereaksi terhadap konsentrasi pasukan Rusia yang saat ini menjalani pelatihan di utara di sepanjang perbatasan Belarusia," lanjutnya.
"Itulah sebabnya kami melakukan pelatihan kami di utara menuju perbatasan Belarusia untuk memastikan bahwa kami mempertahankan kesiapan tinggi untuk semua jenis skenario."