DBD di Sulut
Waspada DBD di Awal Tahun, Pengamat Kesehatan Sulut Imbau Lakukan Ini
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Prof Grace Kandouw mengungkapkan, bulan-bulan pertama harus waspada.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit selain Covid-19 yang perlu diwaspadai saat ini.
Hal tersebut karena saat ini Indonesia termasuk Sulawesi Utara (Sulut) masih berada di tengah musim hujan.
Pada Januari 2022, di Manado saja terdapat 41 kasus DBD, dua di antaranya meninggal dunia.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Prof Grace Kandouw mengungkapkan, bulan-bulan pertama di awal tahun harus lebih waspada.
"Harus lebih hati-hati dengan botol-botol dan kaleng bekas sisa dari perayaan natal dan tahun baru yang dibuang kemudian terisi air waktu hujan," jelas Prof Grace ketika dihubungi Tribunmanado.co.id, Rabu (9/2/2022).
Botol dan kaleng bekas yang terisi air tersebut berpotensi menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk.
Selain itu, genangan air jernih di tempat lain juga perlu diwaspadai karena juga bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Untuk mencegah penyakit DBD, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas (3M) penting dilakukan.
"Jadi tempat-tempat perkembangbiakan vektor nyamuk harus diberantas untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk," tambah Prof Grace.
Ciri-ciri Penyakit DBD
Penyakit DBD awalnya ditandai demam tinggi yang tidak turun selama tiga hari.
Demam tersebut disertai nyeri kepala dan bintik merah di tubuh bahkan hingga mimisan.
Jika demam tidak turun selama tiga hari, penderita harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Jangan sampai lengah atau terlambat penanganannya.
Di tengah lonjakan Covid-19 saat ini para orangtua diimbau jangan takut membawa anak ke rumah sakit, karena bisa terlambat penanganannya jika dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah berat," ucap Prof Grace.