Terkini Internasional
Info Terbaru WHO, Terkait Dampak Penyebaran Virus Corona, Jumlah Kematian Sejak Omicron Ditemukan
Sudah 500.000 kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan. Jumlah itu sesuai data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sudah 500.000 kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan.
Jumlah itu sesuai data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Selasa (8/2/2022),
Temuan jumlah korban tersebut sebagai temuan yang “sangat tragis”. Demikian disampaikan WHO.
Baca juga: Tanda Tubuh Seseorang Terserang Virus Corona Omicron, Simak Apa Saja Gejalanya
Baca juga: Peringatan Dini Rabu 9 Februari 2022, BMKG: Ini 32 Wilayah Patut Waspada Cuaca Ekstrem

Peringatan dari WHO: Virus Corona Jenis Baru yang Lebih Berbahaya dari Varian Delta akan Muncul (Ed Jones/AFP)
130 juta kasus dan 500.000 kematian Covid-19 telah dicatat secara global sejak Omicron dinyatakan sebagai varian yang mengkhawatirkan pada akhir November 2021.
Berikut penyampaian Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud.
Sejak itu varian Omicron dengan cepat mengambil alih posisi varian Delta sebagai varian Covid-19 yang dominan di dunia karena lebih mudah menular, meski tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
"Di zaman vaksin yang efektif, setengah juta orang meninggal, itu benar-benar sesuatu," kata Mahamud dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.
"Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan, (mereka) melewatkan titik bahwa setengah juta orang telah meninggal sejak ini terdeteksi. Ini lebih dari tragis," kata Abdi, dikutip dari AFP, Rabu (9/2/2022).
Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan jumlah kasus varian Omicron yang diketahui "mencengangkan", sementara jumlah sebenarnya mungkin akan jauh lebih tinggi.

WHO umumkan Virus Corona jenis baru yang lebih berbahaya dari varian Delta dan sulit dikendalikan. (Facebook)
“Itu membuat puncak-puncak (temuan kasus Covid-19) sebelumnya terlihat hampir datar,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa kita semua masih berada di tengah pandemi Covid-19.
"Banyak negara belum melewati puncak Omicron mereka," ungkap dia.
Van Kerkhove sangat prihatin bahwa jumlah kematian telah meningkat selama beberapa minggu berturut-turut.