Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sitaro

Minyak Goreng IKM Pemuda Sakti Kampung Lai Masuk Pasar Tradisional di Sitaro

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi atau HET untuk semua jenis minyak goreng.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
Vian Hermanses/tribunmanado.co.id
Minyak Goreng Torang hasil produksi IKM Pemuda Sakti Kampung Lai yang siap dipasarkan. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Hingga kini, masyarakat Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro diperhadapkan dengan harga jual minyak goreng yang tinggi.

Padahal, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi atau HET untuk semua jenis minyak goreng, baik kemasan maupun curah.

Bahkan persoalan minyak goreng di daerah berjuluk Negeri 47 Pulau itu kian menjadi pasca kosongnya persediaan salah satu jenis kebutuhan masyarakat itu di pasar-pasar tradisional di Sitaro.

Belakangan, masalah ini mulai terjawab dengan hadirnya minyak goreng tradisional buatan Industri Kecil Menengah (IKM) Pemuda Sakti Kampung Lai Kecamatan Siau Tengah yang mulai dijual di pasar-pasar tradisional.

Meski belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan minyak goreng, namun kehadiran produk lokal ini setidaknya mampu mengisi kekosongan pasokan minyak goreng yang terjadi saat ini.

Selain kualitas yang terbilang baik, pihak IKM Pemuda Sakti juga membandrol harga jual yang sangat terjangkau, yakni Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per botol air mineral ukuran 600 mililiter.

"Jika dijual ke pedagang untuk dijual kembali, kami berikan harga Rp 13.000 per botol.

Tapi untuk pengguna langsung seperti rumah tangga atau penjual gorengan, kami jual Rp 15.000 per botol," kata Fandry Pandaeng, Koordinator IKM Pemuda Sakti, Senin (7/2/2022).

Menurut Pandaeng, hasil produksi minyak goreng yang diberi label Minyak Goreng Torang ini mulai dipasarkan di pasar-pasar tradisional sejak akhir Januari lalu.

Dimana prosesnya bermula ketika pihak IKM Pemuda Sakti melakukan promosi hasil produksi mereka melalui media sosial sebanyak 80 botol.

"Dari sana, kami ditawarkan oleh Dinas Perindag-Naker Sitaro untuk dijual ke Pasar Ulu. Jadi kami masukan sebanyak 30 botol. Sedangkan 50 botol telah terjual di kampung," bebernya.

Sejak itu, sambung Pandaeng, pihak IKM Pemuda Sakti mendapatkan pesanan sejumlah 300 botol dari beberapa pedagang bahan pokok yang ada di Pasar Ulu Siau.

"Makanya saat ini kami terus memproduksi minyak goreng untuk memenuhi pesanan pembeli. Kebetulan harga yang kami patok saat ini masih harga promosi," ujar Pandaeng.

Untuk lebih mengoptimalkan produksi yang ada, lelaki yang saat ini bertugas sebagai perangkat Pemerintah Kampung Lai itu berharap adanya bantuan pemerintah daerah.

"Kebetulan saat ini proses produksi yang kami lakukan masih serba manual.

Jadi kami berharap ada bantuan peralatan yang bisa membantu meningkatkan proses produksi minyak goreng," kunci Pandaeng. (HER)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved