Berita Minahasa
Balai Taman Nasional Bunaken Gandeng IPI Sulut Latih Manajemen Wisata bagi Warga Desa Teling
Masyarakat yang bosan di dalam rumah memilih berwisata ke tempat-tempat wisata di alam terbuka.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pandemi Covid-19 begitu memukul sektor pariwisata Sulawesi Utara.
Sudah dua tahun lebih para pelaku industri pariwisata berupaya bertahan.
Memasuki tahun 2022, DPD Insan Pariwisata Sulawesi Utara merasa terpanggil untuk ikut serta membantu pemerintah pusat dan provinsi terutama pelaku pariwisata di tingkat desa untuk bangkit kembali dengan mengedepankan inovasi dan kualitas desanya.
Masyarakat masih harus dihadapkan hidup berdampingan dengan virus corona.
Status pandemi Covid-19 masih belum dicabut WHO karena tren penyebarannya yang masih naik turun.
Kondisi ini pun memaksa masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
Tak hanya soal kebiasaan sehari-hari yang berubah, kini tren wisata masyarakat juga mulai berubah.
Masyarakat yang sudah bosan di dalam rumah memilih berwisata ke tempat-tempat yang menjamin penerapan protokol kesehatannya. Salah satunya berwisata di alam terbuka.
Untuk itu, Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB), khususnya Seksi 2 Taman Nasional Bunaken Bagian Selatan, bekerja sama dengan DPD Insan Pariwisata Indonesia Sulawesi Utara melaksanakan pembekalan dan pengembangan kapasitas bagi kelompok masyarakat sadar wisata lewat pelatihan visitor management di destinasi wisata.

Pelatihan menyasar kelompok masyarakat Desa Teling, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa.
Kegiatan berlangsung pada Selasa (1/2/2022) tersebut digelar di Kantor Seksi 2 Taman Nasional Bunaken, Desa Tanawangko (Tambala).
Kegiatan tersebut diikuti delapan orang dari kelompok masyarakat Desa Teling, empat orang dari BTNB, dan 10 orang dari IPI Sulut.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Seksi 2 TNB Hendrieks A Rundengan SP MSi.

Ia mengatakan, sebagian besar desa di TNB telah memiliki kelompok pariwisata yang saat ini masih dalam tahapan peningkatan kapasitas.
TNB memiliki potensi sumber daya bahari dan mangrove yang cukup lengkap. Demikian pula dengan biota langka dan endemiknya.
Kekurangan pariwisata di TNB selatan ini adalah jaringan dan promosi.
Adapun materi pembekalan disampaikan oleh Lexi Lotulung dari IPI Sulut. Ia membahas tentang visitor management destinasi wisata.

Ia menekankan agar dipersiapkan sistem serta penguatan sarana dan prasarana penunjang serta standar protokol kesehatan sesuai konsep CHSE (cleanliness, healthy, security, environment) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hal ini agar lokasi wisata dipercaya oleh wisatawan.
Materi selanjutnya dibawakan secara bergantian oleh Joutje Lala dan Ronald Manawan, juga dari IPI Sulut.
Mereka membawa materi tentang teknik kepemanduan. Sebagian isinya menekankan pada teknik memandu wisatawan dari penguasaan lapangan sampai berkomunikasi dengan tamu.

Sekretaris DPD IPI Sulut Lidya Rumbayan mengharapkan, upaya membuka tempat wisata di gerbang selatan TNB harus dimulai dari menyamakan bahasa, visi dan tujuan dari membangun desa wisata.
Selain itu membangun blok baru dunia wisata di TNB bagian selatan harus duduk bersama antara pemerintah desa, kelompok masyarakat, BTNB dan IPI Sulut.
Selanjutnya mengindentifikasi potensi dan kekuatan blok selatan untuk dibuatkan blue print blok pariwisata di TNB bagian selatan. (*)
Baca juga: Inilah Daftar Harta Petinggi TNI, Panglima TNI dan Pangkostrad Paling Kaya
Baca juga: Meninggal Massal, 20 Orang Tewas Usai Konsumsi Kokain Beracun, Jaksa Agung: Insiden ini Luar Biasa
Baca juga: All New Honda Vario 160 Baru Diluncurkan, ini Fitur dan Teknologi yang Dimilikinya