Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil Tokoh

Profil SM Amin Nasution, Gubernur Pertama Sumatera Utara, Sosok Pengadil yang Jadi Pahlawan Nasional

Mengenal SM Amin Nasution, Gubernur Pertama Sumatera Utara dan Pahlawan Nasional. Berikut Profilnya.

Editor: Frandi Piring
via goodnewsfromindonesia.id
Profil SM Amin Nasution, Gubernur Pertama Sumatera Utara dan Pahlawan Nasional. 

Sutan Mohammad Amin Nasution yang memiliki nama lahir Krueng Raba Nasution adalah politikus sekaligus tokoh yang terlibat dalam Sumpah Pemuda dan diberi gelar sebagai Pahalwan Nasional.

Ia adalah anak dari Muhammad Taif dan Siti Madinah.

SM Amin merupakan keturunan keturunan suku Mandailing yang lahir di Lhoknga, Aceh Besar, Aceh.

Ia menjadi pengacara setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum di Batavia.

Profil <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sm-amin' title='SM Amin'>SM Amin</a> Nasution, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/gubernur-pertama-sumatera-utara' title='Gubernur Pertama Sumatera Utara'>Gubernur Pertama Sumatera Utara</a> dan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pahlawan-nasional' title='Pahlawan Nasional'>Pahlawan Nasional</a>.

Ia lulus dengan gelar Meester in de Rechten (Magister Hukum), pada 16 Juli 1934, ia memulai karirnya sebagai pengacara di Kutaraja, Aceh.

Tujuh tahun kemudian, pasukan Jepang datang menduduki Aceh. Selama masa pendudukan Jepang ini, SM Amin bekerja sebagai hakim di Sigli.

Setahun setelah menjadi hakim, SM Amin dipindahkan sebagai direktur Sekolah Menengah Atas Kutaraja.

Selama waktu tersebut, ia menjadi anggota Partai Indonesia Raya (Parindra)

Pasca kemerdekaan Indonesia, ia terlibat dalam gerakan kemerdekaan, termasuk menjabat sebagai kepala provinsi Sumatera Utara,

meskipun dengan nama yang berbeda, serta menjabat sebagai Gubernur Pertama Riau.

Pendidikan SM Amin Nasution 

Pada 1912, SM Amin belajar di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa di Sabang. Tiga tahun kemudian, tahun 1915, ia pindah ke ELS di Solok.

Pada 1916, SM Amin kembali pindah sekolah ke ELS di Sibolga dan ELS Tanjung Pinang. SM Amin lulus pada 1918.

Setelah lulus, SM Amin melanjutkan pendidikan di sekolah kedokteran atau STOVIA di Batavia pada 1919.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved