Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Gelaran Upacara Adat Tulude di Bitung Bakal Libatkan Warga Nusa Utara di Jerman dan Amerika

emerintah Kota Bitung bersama Ormas Masyarakat Nusa Utara lewat panitia pelaksana yang dibentuk bakal menggelar Upacara Adat Tulude.

Dokumentasi Tribun Manado
Tribun Baku Dapa, edisi Jumat (28/1/2022) mengangkat topik Persiapan Upacara Adat Tulude di Kota Bitung. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado – Tribun Baku Dapa, edisi Jumat (28/1/2022) mengangkat topik Persiapan Upacara Adat Tulude di Kota Bitung.

Senin (31/1/2022), pemerintah Kota Bitung bersama Ormas Masyarakat Nusa Utara lewat panitia pelaksana yang dibentuk bakal menggelar Upacara Adat Tulude.

Dalam Tribun Baku Dapa, yang dipandu Bung Aswin Lumintang jurnalis senior Tribun Manado menghadirkan dua orang narasumber.

Pertama Budi Madea ketua umum Ormas Nusa Utara Kota Bitung juga staf khusus walikota dan wakil walikota Bitung bidang Perikanan.

Petrus Tuange anggota Dewan Pembina Ormas Nusa Utara Kota Bitung, yang juga koordinator staf khusus walikota dan wakil walikota Bitung.

Berikut petikan wawancaranya:

- Bagaimana persiapan hingga saat ini?

*Pertama kami warga Nusa Utara di Kota Bitung, bangga kepada Walikota ditengah Pandemi Covid 19 diberi kesempatan, bersama pemerintah hadirkan nuansa baru dalam melaksanakan upacara Adat Tulude di Kota Bitung. Walikota Bitung Maurits Mantiri support dan dukung, hingga tidak segan turun melakukan pengecekan persiapannya.

Ada nuansa yang baru nanti dalam pelaksanaan upacara adat Tuleda dalam melakukan kelestarian budaya nusa utara. Persiapan tidak resmi sudah berbulan-bulan, dan resminya dua bulan melaksakan persiapan iven Tulude.

- Bagaimana cerita atau makna yang terkandung dari pagelaran adat Tulude ini?

**Cerita Tulude, seperti maknanya bagi masyarakat Nusa Utara, adalah merupakan adat budaya Nusa Utara meliputi Sangihe, Sitaro dan Talaud. Khusus di Kota Bitung pagelaran adat berlangsugn setiap tahun di kelurahan kecamatan hingga kota.

Dari seluruh cakupan isi dan tata cara pagelaran Tulude ini, mengandung tiga hal pokok. Pertama doa syukur kepada Tuhan, seluruh warga masyarakat Nusa Utara di Bitung, mensyukuri segala berkat Tuhan di tahun yang telah dilewati.

Unsur yang kedua adalah, doa penyerahan dan doa penyembahan. Warga Nusa Utara tau persisi hanya kepada Tuhan dia boleh berbakti dan memohon sesuatu dan unsur yang ketiga doa permohonan agar supaya di tahun yang baru 2022 Tuhan memberikan, perlindungan dan juga harapan baru dalam kehidupan dihari yang akan datang.

Begitu skralnya pagelaran adat Tulude, sehingga kami apresiasi Wali kota Bitung turut mendorong adat budaya pagelaran ini tetap dilaksanakan setiap tahun. Dan sudah menjadi kalender tetap dilaskanakan di Kota Bitung dan warga Nusa utara di Bitung, tahu setiap tanggal 31 Januari tetap dilaksanakan.

- Bagaimana dengan kesiapan di hari H nanti, apakah ada rangkaian acara sebelum hari H atau seperti apa?

*Biasanya sebelum acara puncak, ada beberapa kegiatan yang dilakukan ormas Nusa Utara di Kota BItung. Tapi tidak dilaksanakan, hanya pada puncaknya dengan menghadirkan beberapa tarian Salo, Tari Gunde hingga tari turunan. Lalu ada tarian girang-girang.

Tarian turunan kali kedua dimasukkan ke upacara Adat Tulude, tari turunan ini merupakan tarian warga Nusa Utara muslim dihadirkan agar ada nuansa persaudaraan warga Nusa Utara.

- Untuk hari H nanti, akan dihadiri berapa banyak orang

*Kami membatasi 200 undang atau peserta termasuk panitia pelaksana, karena saat ini masih pandemic. Menerapkan protokol covid 19, yang hanya bisa masuk ke dalam arena atau pelaksanaan pagelaran mereka yang sudah di vaksin, swab antigen.

- Bitung sudah terkenal dengan kota Digital, apakah akan disiarkan secara virtual

*Ya, tahun ini upacara adat tulude secara hybrit dipusatkan di Riverside Manembo-Nembo

- Kesiapan sendiri untuk pendukung acara, tari-tarian

*Tim sudah persiapakan untuk menyiapkan tarian ini. Semua tim sudah melapor tarian sudah siap, dan kami sudah cek dan lihat langsung di lapangan dan sudah siap,

- Bagaimana dukungan dari pemerintah sendiri, terkait dengan pelaksanaan upacara Adat Tulude,

**Dukungan pemkot Bitung sangat nampak.Panitia pelaksana justru adalah ditetapkan dengan keputusan walikota. Pagelaran adat panitianya diputuskan lewat SK Walikota, Karena ini sudah kalender tetap dilaksanakan di Kota Bitung. Dari pelaksanaan di lapangan, nampak begitu besar peran delapan camat, meski mereka sebagian bukan warga nusa utara. Serta dukungan dari seluruh perangkat daerah pemkot Bitung.

- Selain ritual kepada Tuhan, namun bukan rahasia setiap perayaan seperti Tulude erat hubungannya dengan parwisata. Bagaimana untuk menjaring sektor pariwisata, apa strateginya bisa di liat dan didengar oleh banyak orang.

*Hal ini memang sudah kami pikirkan sejak awal, di tahun kemarin sudah di coba laksanakan upacara adat tulude secara live. Mitra ormas Nusa Utara di Amerika ada pengurusnya, nantinya mereka akan menyaksikan secara langsung, di Jakarta juga ada masyarakat Nusa Utara Bersatu sudah di kirim link untuk gabung bersama. Kemudian ada persatuan warga nusa utara di Batam, Jerman sudah di hubungi untuk mengikuti. Dengan harapan budaya ini aset pemerintah kota Bitung akan menarik dan kembangkan sektor pariwisata di Kota Bitung.

- Untuk peserta dari luar Kota Bitung, seperti di Amerika, Jerman, Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Apakah mereka hanya menonton atau mereka akan terlibat dalam upacara adat Tulude itu

*Jadi, sebelum pelaksanaan pada pukul 12.00 wita akan dialog dengan mereka di laur sana, seperti bagaimana kembangkan budaya Nusa Utara.

- Apakah ada ciri khas dari Kota Bitung, untuk pelaksanaan upacara Adat Tulude

*Ada, kami hadirkan hal baru yaitu tarian turunan. Tarian yang dilaksanakan oleh umat Muslim, bermakna penyembahan menaikan lewat pujian dan tarian, pakai tagonggong dinyanyikan terus menerus tidak berhenti. Dengan makna menaikan syukur telah melewati tahun kemarin, meninggalkan hal yang tidak baik di tahun kemarin, dan dengan harapan di tahun yang baru Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati lewat pekerjaan dan usaha masyarakat.

- Tulude ini adat dan budaya warga sangihe, di Bitung banyak masyarakat Nusa Utara. Sejak kapan upacara Adat Tulude sudah di gelar di Bitung, serta perkembangannya,

** Kami ada di kota Bitung sejak tahun 1968, dan memang posisi Bitung masih kecamatan. Kegiatna Tulude baru sifatnya nampak di tingkat rukun-rukun. Setelah Bitung menjadi Kota Administratif mulailah pageralan adat nampak ke permukaan, masyarakat Nusa Utara di Kota Bitung mempersatukan momen ini untuk bisa diadakan. Pertama pertemuan seperti masamper, ada kegiatan tarian lainnya.

Sepengetahuan kami, sejak tahun 1986 sudah diambil alih oleh pemerintah kota untuk melaksanaan pagelaran adat. Sebagai pemicu dan pemacu seluruh kegiatan budaya nusa utara yang ada di Kota Bitung.

Saat pak Wali kota Milton Kansil, ini (Tulude) sangat mengkristal dan di poles sedemikian rupa sehingga acaranya terasa, gaungnua kuat adopsi pagelaran adat Sangihe dengan nuansa adatnya. Menghimpun tiga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud.

- Di acara Tulude, ada pemotongan kue Tamo. Apa maknya.

*Acara Tulude tidak lengkap tanpa ada Kue Tamo yang menjadi ciri khas. Dalam pageralan adat pemotongan kue Tamo pakai bahasa sastra Sangihe. Bahasa Sastra Sangihe bahasa paling lama di kepulauan saat itu, yang masih menyatu kepulauan Sangihe dan Talaud. Semua warga Nusa Utara dalam pelaksanaan Tulude perbedaannya di tariannya atau pengisi acara.

Pemotongan kue Tamo maknanya sebagai ungkapan syukur, ada yang memimpin dan pahami betul dan mampu berbicara sastra Sangihe. Kue Tamo simbol kemakmuran, ada hiasan disusun sebagai bentuk syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa Kepada Masyarakat.

Penggunaan pakaian adat juga, sebagai tradisi Lakutepu atau pakaian terusan yang dipakai oleh pemotong Kue Tamo.

Inilah pusat perhatian dalam pemotongan kue tamo, dengan menghayati tanpa penonton mengrti akan merinding menyaksikannya.

- Apakah pagelaran adat Tulude di Kota Bitung, apakah hanya berlangsung disatu tempat atau ada dilaksanakan oleh komunitas atau yang lainnya.

*Pagelaran adat bisa dibuat siapa saja. Tapi Budaya di tanggal 31 diselenggarakan pemerintah, yang lainnya bisa dilaksanakan setelah tanggal 31 dan tidak dibatasi.

Dulunya Tulude ini diselenggarakan pada tanggal 31 Desember atau akhir tahun, tapi karena pertimbangan dan lainnya di tahun 1994 para budayawan nusa utara sepakat karena tanggal 31 momen tahun baru, sehingga dilaksanakan di tanggal 31 Januari.

Dan bukan kebetulan moment tulude di tanggal 31 Januari, pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe ber HUT di tanggal 31 Januari. BUdaya TUlude bisa laksanakan dimana saja.

- Dalam gelaran upacara Adat Tulude, apakah akan di ikuti oleh masyarakat di pemukiman atau bagaimana,

**Untuk warga nusa utara di Bitung, saat ini banyak rukunya sekitar dua sampai tiga ratusan. Bukan tidak mungkin sesudah tanggal 31 Januari pasti ada kegiatan rukun melakujkan Tulude. Atau di tengah pandemic, maka di tingkat rukun bisa dilaksanakan yang sama. Tapi pelaksanaan di tingkat kota jatuh di tanggal 31 Januari.

- Informasikan ke masyarakat kota Bitung, dengan digelarnya Tulude apa yang diingingkan untuk masyarakat Nusa utara di Btiung dan di luar negeri

*Satu harapan kami di Tulude warga Nusa Utara, ketika memasuki tahun yang baru agar tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Karena pertolongannya kita boleh menapaki tahun yang baru, kemudian harapan lainnya acara Tulude dilaksanakan dalam rangka melestarikan budaya. Nilai budaya Nusa Utara, hidup rukun dan damai, pelihara, persatuan dan kesatuan.Sehingga acara ritual yang sacral ajarkan nilai agama.

Akan tumbuhkan iman, sehingga persaudaraan akan tercipta tanpa pandang perbedaan. Ini upcara semua golongan agama

**Sebagai anggota dewan Pembina masyarakat nusa utara di Kota Bitung, harapan kami kiranya dari pagelaran adat Tulude tiga etnis Nusa Utara Sangihe, Sitaro dan Talaud semakin dipersatukan dalam satu kebersamaan untuk melestarikan adat dan budaya di hari yang akan datang.

Sebagai warga Bitung mari kita bersatu, bersama pemerintah Kota Bitung bangun kota Bitung yang kita cintai. Sebagai warga jemaat juga berbagai agama, mari kita tetap tekun melaksanakan ibadah masing-masing, dan berharap tuhan senantiasi menyertai seluruh kegiatan acara di tanggal 31 dan pembangunan kota Bitung di hari yang akan datang.

Budi Madea diakhir diskusi, mengajak lestarikan budaya, tetap kompak dna bersatu semoga pariswiwata di Sulut dan Kota Bitung semakin berjaya dibawah kepemimpinan Wali kota Maurits Mantiri dan Wakil walikota Hengky Honandar.

Tribunners, maju terus menjadi mitra dari semua termasuk kami warga Nusa Utara.(crz)

Baca juga: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19, Kasus Naik Signifikan, Puncaknya Diprediksi Bulan Februari

Baca juga: Potret Cantik Tissa Biani saat Berhijab, Dipuji Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar

Baca juga: Transmisi Lokal Varian Omricon Sudah Ditemukan di Sulut, Ini Kata Epidemiolog

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved