Gempa Bumi
Gempa 5.3 SR Guncang Jawa Barat, Dirasakan di 7 Daerah, Berikut Info BMKG
Gempa bumi terkini guncang wilayah di Jawa Barat tadi malam. Diketahui gempa bumi tersebut berkekuatan magnitudo 5.3.
Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa bumi terkini guncang wilayah di Jawa Barat tadi malam.
Diketahui gempa bumi tersebut berkekuatan magnitudo 5.3.
Berikut keterangan terkait gempa bumi yang terjadi di wilayah Jawa Barat.
Baca juga: SOSOK Muhammad Farsha Kautsar, Anak Terdakwa Kasus Korupsi yang Transfer Rp 647 Juta ke Siwi Widi
Baca juga: Kata Ayah Serda Rizal saat Sang Putra Tewas Diserang KKB di Gome-Papua: Kami Ikhlas dan Bangga
Baca juga: Gempa Guncang Bengkulu di Darat Jumat 28 Januari 2022 Dini Hari, Ini Info BMKG Magnitudonya
Foto : ilustrasi gempa. (via Tribun Solo)
Berdasarkan info BMKG gempa bumi tersebut terjadi di wilayah Pangandaran, Jawa Barat pada pukul 23.03 WIB, Kamis (27/1/2022) tengah malam.
Gucangan gempa bumi bermagnitudo 5.3 yang berpusat di laut.
BMKG menambahkan titik lokasi gempa yang berada di koordinat 8.86 LS, 108.16 BT.
Pusat gempa bumi berada di luat 133 km Barat Daya Pangandaran.
Sementara gempa bumi berpusat pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi ini dirasakan (Skala MMI) di wilayah,
III-IV Pangandaran
III-IV Kebumen
III Tasikmalaya
III Banjar
III Ciamis
II Garut
II Periangan
#Gempa Mag:5.3, 27-Jan-22 23:03:03 WIB, Lok:8.86 LS, 108.16 BT (Pusat gempa berada di Laut 133 km Barat Daya Pangandaran), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) III-IV Pangandaran, III-IV Kebumen, III Tasikmalaya, III Banjar, III Ciamis, II Garut, II Periangan #BMKG
Foto : ilustrasi gempa. (via Kompas)
Soal Skala MMI
Perlu diketahui, MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity. Di laman bmkg.go.id, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut
dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunmanado.co.id/gln)