Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu OpenSea? Pasar Digital untuk Jual Beli NFT, Berikut ini Sejarahnya

OpenSea pertama kali didirikan pada Maret 2020 oleh Devin Finzer (31) dan Alex Atallah (29).

(KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)
Ilustrasi NFT Baby Shark: Collection No. 1 telah terjual kepada pengguna Makersplace dengan username dafky2000. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan salah satu penjual NFT (non-fungible token) Ghozali Everyday.

Ghozali Everyday memiliki NFT berupa foto selfie selama 4 tahun, yang diambil sejak berusia 18 tahun hingga berusia 22 tahun.

Foto tersebut tersedia di OpenSea berjumlah 933 foto, yang dibeli dengan mata uang kripto Ethereum (ETH).

Alhasil Topik seputar Non-Fungible Token (NFT) dan OpenSea saat ini tengah ramai diperbincangkan masyarakat.

Baca juga: Ramalan Zodiak Senin 17 Januari 2022: Taurus Kecewa, Scorpio Dipenuhi dengan Pujian

Topik ini menjamur di Indonesia, terlebih saat viralnya foto selfie Ghozali pada Kamis (13/1/2022).

Ghozali merupakan salah satu pemilik akun NFT yang menjual foto selfie yang dikumpulkannya selama 5 tahun.

Hingga Sabtu (15/1/2022), Ghozali berhasil meraup keuntungan sampai miliaran rupiah berkat penjualan ratusan foto selfie-nya di OpenSea.

Apa itu OpenSea dan bagaimana sejarah berdirinya OpenSea?

Dilansir dari Forbes, (23/11/2021), OpenSea adalah marketplace atau pasar online yang memungkinkan perdagangan NFT.

NFT sendiri adalah potongan kode digital unik yang dapat dikaitkan dengan aset digital seperti karya seni digital.

OpenSea pertama kali didirikan pada Maret 2020 oleh Devin Finzer (31) dan Alex Atallah (29).

Mereka membangun pasar untuk menciptakan dan memperdagangkan segala macam NFT, baik seni, musik, atau game yang dikenal sebagai blockchain.

Saat itu, mereka hanya memiliki 4.000 pengguna aktif yang melakukan transaksi 1,1 juta dollar AS per bulan. Artinya, penyokong OpenSea hanya mendapatkan komisi penjualan 2,5 persen atau sekitar 28.000 dollar AS atau sekitar Rp 400.807.400.

Attalah mengatakan, pasar NFT mungkin tidak akan bertahan, apalagi saat itu angka kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Ia pun berupaya bekerja dan mempertahankan NFT di ruang bawah tanah rumah orangtuanya di Colorado, AS.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved