Grace Karundeng
Fakta-fakta Grace Karundeng Mahasiswi yang Tewas di Kanada, Alumni MIS dan Terobsesi Pada Sang Kakak
Mahasiswi cantik asal Minahasa Utara tersebut ditemukan tewas di Basement, Richmond Hill, Ontario Kanada, masih misterius.
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Dikatakannya, pihak sekolah memberikan penghiburan kepada keluarga.
Mereka pun berharap pihak konsulat Indonesia di Canada akan mempercepat kedatangan jenazah Grace ke Indonesia.
Isi Percakapan Terakhir Grace Karundeng dan Ibunya
"Mama Gode, Mama is Very Fat".
Itu kata - kata terakhir Grace Karundeng, mahasiswi cantik asal Minut ditemukan tewas di Basement Richmond Hill, Ontario, Canada, kepada sang ibu Tessie Karundeng - Sanchez.
Percakapan tersebut terjadi Rabu siang.
"Keduanya hubungi saya, menyanyi dan bercanda, mereka katakan mama gode" kata Tessie kepada tribunmanado.co.id di rumah duka Kelurahan Airmadidi, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara. Beber Grace, ia dan kedua anaknya yang sekolah di Canada setiap hari saling kirim pesan.
Keduanya tak pernah bosan mengirim pesan berisi cinta dan kerinduan.
"Mereka biasa katakan i love you mam," katanya. Grace berangkat ke Canada pada Agustus lalu.
Ia ingat, sebelum berangkat, keduanya saling berpelukan lama. Kabar kematian Grace diterima dari kakak Grace yang bernama Christine. Christine menelepon sang ayah.
"Dia telepon sambil menangis," kata dia.
Bebernya Grace tinggal bersama Christine. Saat kejadian itu, Christine bangun dan mendapati adiknya sudah tidak ada. Sebut dia, sang kakak sangat terpukul. Ia terus menguatkan Christine.
"Dia ingin pulang bersama jasad adiknya. Saya katakan kalau demikian kamu harus kuat," katanya.
Perihal Kepulangan Jenazah ke Tanah Air
Beber dia, pihaknya tengah berkonsultasi dengan konsulat Indonesia di Canada untuk kepulangan jenazah Grace.
"Kami perkirakan pengurusan berkasnya memakan waktu 3 hingga 7 hari," kata dia. Ia mengaku sangat terpukul dengan peristiwa kematian putrinya.
"Sebagai orang tua saya sangat terpukul. Ini pergumulan yang sangat berat untuk kami lalui, saya berdoa agar Tuhan kuatkan kami," kata dia sambil meneteskan air mata.
Dirinya belum tahu penyebab tewasnya sang anak.
Sebut dia, Grace adalah anak yang sangat baik.
Ia penurut serta sangat kreatif.
"Dia membuat sebuah video jurnalisme berbagai bangsa.
Ia menyampaikan narasi berbagai bahasa dengan pakaian dari bangsa itu," katanya.
Ia mengatakan, Grace belajar ke luar negeri karena terobsesi kakaknya yang belajar di sana.
Ia mengambil kuliah manajemen dan baru satu semester. "Rencananya ia segera ujian semester," katanya.
Kepergian Grace, sebut dia, membawa duka, bukan hanya bagi keluarga tapi juga warga. Ia bercerita, para pemuda di dua gereja meneteskan airmata kala mengetahui Grace meninggal.
"Warga dan pemuda sekitar berbondong bondong membuat sabuah," bebernya.
(Tribunmanado.co.id/Artur/Gryfid)