Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Doa Bacaan

2 Surah yang Dibaca Nabi SAW Saat Sholat Sunnah Fajar, Amalan yang Lebih Baik dari Dunia Seisinya

Selain menjalankan ibadah wajib, seorang muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah sunnah selama hidupnya. 

Editor: Indry Panigoro
Tribunnews.com
Ilustrasi sholat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Salat Subuh, atau salat Fajar (bahasa Arab: صلاة الصبح‎ atau صلاة الفجر) adalah salah satu salat wajib dari salat lima waktu yang dilakukan pada saat fajar sampai menjelang matahari terbit.

Salat Subuh didahului oleh salat sunah fajar sebanyak 2 rekaat.

Jumlah rakaat salat subuh adalah dua rakaat dengan bacaan yang panjang.

Adapun waktu salat subuh dimulai sejak menyingsingnya fajar, atau redupnya bintang karena cahaya matahari hingga mulai tampak terbitnya matahari.[

Menurut pandangan Imam Syafii pada rekaat kedua salat fajar disertai dengan doa qunut setelah bangkit dari rukuk.

Berikut 2 surat yang dibaca oleh Nabi SAW saat melakukan sholat fajar, lengkap bacaan niat hingga tata cara amalan yang lebih baik dari dunia seisinya.

Selain menjalankan ibadah wajib, seorang muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah sunnah selama hidupnya. 

Selain memiliki kelebihannya sendiri, ibadah sunnah juga dapat menyempurnakan ibadah wajib yang belum sempurna.

Sholat sunnah fajar menjadi salah satu sholat sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa.

Sholat sunnah fajar juga sering disebut sholat sunnah qabliyah subuh lantaran dilakukan sebelum menjalankan sholat subuh.

Sholat sunnah ini dilakukan seorang muslim setelah adzan subuh berkumandang hingga sebelum iqomah sholat subuh.

Lantas apa saja keutamaan sholat sunnah fajar dan bagaimana tata cara menjalankannya?

Keutamaan sholat sunnah fajar

1. Lebih baik daripada dunia seisinya

Keutamaan sholat sunnah subuh ini disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua rakaat sholat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”(HR. Muslim725). 

2. Sholat sunnah yang paling dijaga nabi

Dikisahkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata :

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْر

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan satu sholat sunnah pun yang lebih beliau jaga dalam melaksanakannya melebihi dua rakaat sholat sunnah subuh.” (HR Bukhari 1093 dan Muslim 1191)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : “ Ketika safar (perjalanan), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap rutin dan teratur mengerjakan sholat sunnah fajar dan sholat witir melebihi sholat-sholat sunnah yang lainnya. Tidak dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melaksankan sholat sunnah rawatib selain dua sholat tersebut selama beliau melakukan safar (Zaadul Ma’ad I/315)

Ilustrasi sholat
Ilustrasi sholat (Tribunnews.com)

Tata Cara sholat sunnah fajar

Sholat sunnah fajar dilakukan sama halnya seperti sholat sunnag lainnya.

Yakni terdiri dari dua rekaat, diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam.

Niat

Dalam video YouTube Taman Surga TV berjudul Apakah Niat Dalam sholat Harus Dilafadzkan? ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang pelafadzan niat sholat.

Ia menjelaskan jika niat adalah amalan wajib yang harus dilakukan agar suatu perbuatan bisa dimasukkan kedalam kategori ibadah.

"Kata Imam As Syafii, niat (sholat) itu dihadirkan dalam hati bersamaan dengan takbir, Anda mengangkat tangan Anda begini lisan mengucapkan 'Allahuakbar' dalam hati Anda tunjukkan 'Saya berniat sholat duhur'." jelasnya.

Niat dilantunkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asli penutur dalam hati.

Tak ada tuntunan atau contoh dari Nabi tentang pelafadzan niat dalam sholat, meski Nabi melakukan pelafadzan niat saat umroh dan haji.

Pelafadzan niat dalam sholat dilakukan dalam kondisi tertentu.

Semisal agar sesorang yang sedang dalam keadaan waswas dapat fokus beribadah.

Namun kondisi ini hanya dilakukan saat was-was yang luar biasa.

Di sisi lain, penggunaan niat dalam bahasa Arab terjadi lantaran nabi dan sahabat menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa asli mereka.

Namun sebagian ulama adapula yang memberikan tuntunan niat sholat fajar

أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatash-shubhi rak'ataini qabliyyatal lillahi ta'ala.

Artinya: Aku niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Taala.

Sholat
Sholat (freepik)

Melakukannya dengan Ringkas

Di antara petunjuk dan contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melakukan dua rakaat sholat sunnah subuh adalah dengan meringankannya dan tidak memanjangkan bacaannya, dengan syarat tidak melanggar perkara-perkara yang wajib dalam sholat. Hal ini ditunjukkan oleh kisah berikut :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ حَفْصَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنْ الْأَذَانِ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ وَبَدَا الصُّبْحُ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلَاةُ

Dari Ibnu Umar, beliau berkata bahwasanya Hafshah Ummul Mukminin telah menceritakan kepadanya bahwa dahulu bila muadzin selesai mengumandangkan adzan untuk sholat subuh dan telah masuk waktu subuh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan sholat sunnah dua rakaat dengan ringan sebelum melaksanakan sholat subuh.( HR Bukhari 583).

Diceritakan juga oleh ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat dua rakaat ringan antara adzan dan iqamat sholat subuh.”(HR. Bukhari 584)

‘Asiyah radhiyallahu ‘anha juga menjelaskan ringannya sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyatakan :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَفِّفُ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتىَّ إِنِّيْ لأَقُوْلُ : هَلْ قَرَأَ بِأُمِّ الْكِتَابِ؟

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meringankan dua rakaat sholat sunnah subuh sebelum sholat fardhu Subuh, sampai-sampai aku bertanya : “Apakah beliau membaca surat Al-Fatihah?” (HR Bukhari 1095 dan Muslim 1189)

Hadits-hadits di atas menunjukkan sunnahnya memperingan sholat ketika melaksanakan sholat sunnah subuh. Tentu saja yang dimaksud meringankan sholat di sini dengan tetap menjaga rukun dan hal-hal yang wajib dalam sholat.

Ilustrasi salat
Ilustrasi salat (Freepik.com)

Bacaan Pada Setiap Rakaat

Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan bacaan surat yang biasa dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah membaca surat Al Fatihah dalam sholat sunnah subuh.

Pertama. Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat sholat sunnah subuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (H.R Muslim 726)

Kedua. Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang berbunyi :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فِي الْأُولَى مِنْهُمَا قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا الْآيَةَ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ وَفِي الْآخِرَةِ مِنْهُمَا آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dua rakaat sholat sunnah subuh membaca ayat قُولُواْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا (Al Baqarah 136) pada rakaat pertama dan membaca آمَنَّا بِاللّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (Ali Imran 52) pada rakaat kedua” ( HR. Muslim 727).

Ketiga.Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang berbunyi,

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَالَّتِي فِي آلِ عِمْرَانَ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dua rakaat sholat sunnah subuh membaca firman Allah قُولُواْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا (Al Baqarah 136) dan membaca تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ (Ali Imran 64)” (HR. Muslim 728).

Namun demikian, umat muslim tetap dibolehkan juga membaca selain ayat-ayat di atas.

Lebih baik di rumah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan sholat sunnah di rumah dan memerintahkan agar rumah kita diisi dengan ibadah sholat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْعَلُوا فِى بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ ، وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

“Jadikanlah sholat (sunnah) kalian di rumah kalian. Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Bukhari 1187)

 Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَفْضَلُ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

“Sebaik-baik sholat seseorang adalah sholat di rumahnya kecuali sholat wajib.” (HR. Bukhari no. 731 dan Ahmad 5: 186, dengan lafazh Ahmad)

Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melakukan sholat sunnah di rumah, termasuk sholat sunnah subuh.

Namun, jika dikhawatirkan ketinggalan sholat berjamaah di masjid atau terluput dari mendapatkan shaf pertama, maka diperbolehkan untuk melaksanakannya di masjid.

 (TribunStyle.com/Triroessita)

berita doa

Baca juga artikel terkait sholat di sini ..

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Nabi SAW Membaca 2 Surat Ini Saat Sholat Fajar, Tata Cara Amalan yang Lebih Baik dari Dunia Seisinya, https://style.tribunnews.com/2022/01/09/nabi-saw-membaca-2-surat-ini-saat-sholat-fajar-tata-cara-amalan-yang-lebih-baik-dari-dunia-seisinya?page=all

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved