Berita Sulut
BI Prediksi Inflasi Sulut Tahun 2022 Meningkat di Angka 3-4 Persen
Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Sulut tahun 2022 berada pada tentang 3 +/- 1 persen year on year (yoy).
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Sulut tahun 2022 berada pada tentang 3 +/- 1 persen year on year (yoy).
"Baik di Manado maupun Kotamobagu," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Arbonas Hutabarat kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (04/01/2022).
Ia menjelaskan, berdasarkan pola historis dan perkembangan aktivitas masyarakat di kedua kota pencatatan Inflasi Sulut, Manado dan Kotamobagu pada tahun 2021, tekanan inflasi pada Januari 2022 diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan.
Permintaan masyarakat yang relatif tinggi pada Desember 2021 diperkirakan akan termoderasi pada Januari 2022 seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat.
Normalisasi kegiatan dimaksud diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga komoditas strategis Sulut terutama cabai rawit yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan pada Desember 2021.
Meski demikian, risiko pergerakan inflasi juga masih dibayangi risiko cuaca seiring fenomena global La Nina yang masih berlanjut.
Fenomena ini landai dengan curah hujan yang diperkirakan masih tinggi hingga Dasarian I Februari 2022.
"Kondisi curah hujan tinggi dapat mempengaruhi tingkat pasokan sejumlah komoditas hortikultura dan juga perikanan seiring meningkatnya risiko dan berkurangnya produktivitas nelayan yang sangat tergantung dengan kondisi cuaca pelayaran," katanya.
BI memperkirakan inflasi tahun 2022 akan meningkat sejalan dengan akselerasi pemulihan ekonomi daerah.
Membaiknya konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mendorong kenaikan permintaan terhadap komoditas-komoditas pangan
strategis seperti bawang rica dan tomat (barito) dan Ikan.
Sementara, berkurangnya stimulus pemerintah diperkirakan akan memberikan tekanan inflasi terutama pada tarif angkutan udara dan tarif listrik di samping kenaikan gradual harga rokok.
Memandang hal tersebut, kata Arbonas, langkah-langkah strategis tetap perlu dilakukan untuk mempertahankan inflasi di Sulawesi Utara tetap pada rentang sasaran 3±1 persen (yoy) pada tahun 2022.
Sinergi seluruh dinas dan kementerian/lembaga terkait perlu ditingkatkan untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis seperti Barito dan komoditas perikanan diantaranya melalui kerangka kerja sama daerah (KAD).
Monitoring produksi dan pergerakan harga komoditas perikanan dari pedagang eceran hingga tingkat pelelangan perlu dilakukan untuk memahami rantai nilai pembentukan harga di pasar.
Dengan memahami rantai nilai tersebut, kebijakan pengendalian yang optimal dapat diberlakukan dengan tujuan pengendalian harga dan menjaga kesejahteraan nelayan.