Kabar Israel
Alasan Israel Tak Butuh Izin Amerika Serikat Untuk Serang Iran
Ketika ditanya apakah Israel memiliki sarana melancarkan serangan, Laid menjawab Israel memiliki kemampuan itu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menegaskan Israel tak butuh izin dari negara manapun termasuk Amerika untuk menyerang Iran.
Menteri tersebut menegaskan hak Israel untuk melindungi dirinya.
Sehingga tak butuh izin dari Amerika Serikat.
“Israel akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk melindungi keamanannya. Dan kami tidak memerlukan izin siapa pun untuk itu,” kata Lapid kepada Channel 12, Jumat (31/12/2021).
Dia menambahkan, hak tersebut telah melekat dan dimiliki Israel sejak pertama kali didirikan.
Ketika ditanya apakah Israel memiliki sarana melancarkan serangan, Laid menjawab Israel memiliki kemampuan itu.
“Dan Israel akan melindungi dirinya dari ancaman Iran,” kata Lapid.
Sebelumnya, sejumlah pejabat Israel dan tokoh militer Israel mempertimbangkan serangan terhadap Iran sejak dimulainya lagi pembicaraan untuk menghidupkan kesepakatan nuklir 2015.
Sejumlah kekuatan dunia dan Iran tengah membahas kemungkinan dihidupkannya lagi kesepakatan nuklir yang memiliki nama resmi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Di bawah JCPOA, Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Mantan Presiden Donald Trump secara sepikah menarik AS dari JCPOA pada 2018, menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah ada.
Israel sangat senang ketika Trump menarik AS dari kesepakatan itu.
Kini, ketika pembicaraan JCPOA dilangsungkan di bawah kepemimpinan Presiden AS Joe Biden, Israel tak menyukainya.
Di sisi lain, Iran menyatakan tidak terlalu mempedulikan setiap ancaman yang datang dari Israel.
Teheran menyebut, ancaman Israel hanyalah ancaman kosong. Kendati demikian, Iran menegaskan akan membalas setiap aksi agresi apa pun.
Militer Israel Serang Jalur Gaza untuk Balas Dua Roket yang Ditembakkan oleh Hamas ke Wilayahnya
Sementara itu, Minggu (2/1/2022), Militer Israel melancarkan serangan terhadap gerilyawan di Jalur Gaza
Video yang direkam di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, menunjukkan tiga ledakan besar dan jet tempur terdengar terbang di atas kepala.
Belum dikonfirmasi apakah serangan itu memakan korban jiwa atau tidak.
Dikutip dari AP News, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan fasilitas pembuatan roket dan pos milik gerakan militan Palestina, Hamas.
Militer Israel menyalahkan kelompok itu atas segala kekerasan yang berasal dari wilayah yang dikuasainya.
Adapun serangan udara itu dilakukan sehari setelah dua roket ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Hamas.
Roket yang ditembakkan Hamas itu mendarat di Laut Mediterania di lepas pantai Israel tengah, Sabtu (1/1/2022).
Tidak jelas apakah roket-roket itu dimaksudkan untuk menghantam Israel.
Namun, kelompok-kelompok militan yang berbasis di Gaza memang sering melakukan uji coba rudal ke arah laut.
Tidak ada laporan korban jiwa dari peluncuran roket hari Sabtu.
Terlepas dari satu insiden pada bulan September, tidak ada tembakan roket lintas perbatasan sejak gencatan senjata mengakhiri perang 11 hari antara Israel dan Hamas pada bulan Mei.
Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Mesir dan mediator lainnya, telah rapuh.
Hamas mengatakan Israel tidak mengambil langkah serius untuk meredakan blokade yang diberlakukan di Gaza dengan bantuan Mesir ketika gerakan Islam menguasai daerah kantong pantai pada 2007.
Ketegangan juga meninggi karena kelompok-kelompok lain seperti Jihad Islam yang lebih kecil tetapi lebih 'garis keras', mengancam eskalasi militer jika Israel tidak mengakhiri penahanan administratif seorang tahanan Palestina yang telah melakukan mogok makan selama lebih dari 130 hari.
Israel Tembak Mati Warga Palestina
Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina yang diduga menyerang mereka dengan pisau, di sebuah stasiun bus di Tepi Barat yang diduduki.
Mengutip penyelidikan awal, pernyataan yang dikeluarkan Jumat (31/12/2021) menyebut bahwa pria itu tiba di persimpangan dekat pemukiman Yahudi Ariel dengan mobil.
Ia keluar dari mobil dan "bersenjatakan pisau, berlari menuju stasiun bus, tempat warga sipil dan tentara IDF berada".
Melansir Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi pra itu sebagai Amir Atef Reyan.
Pria yang diketahui sebagai penduduk Qawaret Bani Hassan, desa di Salfit, Tepi Barat itu dilaporkan meninggal karena luka-luka yang diderita.
Anggota Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan pasukan Israel mencegah paramedis memberikan pertolongan pertama untuk pemuda itu sebelum dipindahkan ke rumah sakit.
Foto dan video yang beredar luas di media sosial menunjukkan pria Palestina terbaring telungkup di persimbangan dekat pemukiman Israel, sebelum di bawa pergi dengan ambulans.
Tentara Israel tengah memburu orang yang terlibat dalam insiden tersebut.
Sebagai informasi, Tepi Barat mengalami kekerasan sporadis sejak pembicaraan yang dipimpin AS terkait pendirian negara Palestina bersama Israel terhenti pada 2014 kemarin.
Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya, pemukim Yahudi ditembak mati oleh pria bersenjata Palestina di utara Tepi Barat.
Pembunuhan itu memicu serangkaian serangan yang menyebabkan empat warga Palestina terluka.
Ada juga laporan terjadi serangkaian konfrontasi antara warga Palestina dan pasukan Israel.
Israel pada tahun 1967 merebut Tepi Barat, yang oleh Palestina ingin menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.
Sekitar 600.000 pemukim Yahudi tinggal di lebih dari 130 pemukiman yang tersebar di seluruh wilayah pendudukan, yang juga merupakan rumah bagi lebih dari 2,5 juta warga Palestina.
Palestina dan komunitas internasional menganggap permukiman Israel yang berkembang sebagai pelanggaran hukum internasional yang mengancam solusi dua negara untuk konflik tersebut.
Sumber: Menlu Israel: Kami Tak Perlu Izin AS untuk Serang Iran dan Militer Israel Serang Jalur Gaza untuk Balas Dua Roket yang Ditembakkan oleh Hamas ke Wilayahnya