Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Minggu 26 Desember 2021, Matius 2:1-2 : Ketika Ilmu Sujud kepada Allah

Dari orang sederhana (para gembala) hingga orang terhormat, kaya raya dan berilmu pengetahuan tinggi, datang menyembah-Nya.

Editor: Aldi Ponge
Internet
Ilustrasi Orang majus 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kelahiran Yesus Kristus di Betlehem menimbulkan kegemparan. Selain proses kandungan maupun kedatangan-Nya, semuanya ajaib, heran, dahsyat dan luar biasa. Pun demikian ketika Dia lahir.

Dari orang sederhana (para gembala) hingga orang terhormat, kaya raya dan berilmu pengetahuan tinggi, datang menyembah-Nya.

Yah, merekalah orang Majus dari Timur. Mereka diduga berjumlah 12 orang. Ada yang menyebutnya 4 orang. Tapi yang bertemu bayi Yesus di kandang binatang di Yudea, hanya 3 orang saja. Ini dibuktikan dengan 3 jenis persembahan yang masing-masing mereka bawa, emas, kemenyan dan mur.

Apa yang dilakukan oleh para Majus ini, menyaksikan bahwa ternyata Ilmu pengetahuan mampu membuktiian kemahakuasaan Allah. Iptek pun sujud kepada Allah. Artinya bahwa Allah sungguh jauh melampaui akal manusia.

Buktinya, para majus ini selain orang kaya, terpandang, diduga juga raja-raja, mereka adalah orang bijaksana dan berilmu tinggi.

Atau orang-orang pandai, sebagai ahli perbintangan atau para astronom. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki (astronomi), mereka membuktikan bahwa ada kuasa Ilahi yang sedang terjadi di "seberang sana," di Betlehem, di kandang binatang.

Di sana telah lahir seorang Raja Kekal, Raja Damai, Juruselamat dan Tuhan dunia. Mereka rela menempuh perjalanan yang sangat jauh demi membuktikan "hipotesa" mereka oleh petunjuk bintang, bahwa di sana telah lahir Raja Kemuliaan.

Hipotesa mereka terbukti. Setelah melalui Yerusalem dan akhirnya mereka bertemu bayi mungil Yesus, mereka sujud menyembah Dia sambil memberikan persembahan. Jadi, Iptek telah membuktikan keIlahiaan Allah. Iptek atau akal manusia pun sujud menyembah-Nya.

Demikian firman Tuhan hari ini. "Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:

"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (ay 1, 2)

Tiga orang yang datang itu selain orang pintar dan bijaksana, juga dijuluki sebagai "Tiga Raja," yang diduga datang dari Persia. Ada yang menyebut nama ketiganya adalah Beltasar, Melkior dan Kaspar (tradisi Eropa). Tapi secara tradisi Suriah, nama mereka adalah Larvandad, Hormisdas dan Gilusnasaf.

Pastinya mereka adalah orang-orang cerdik cendekia yang mampu membuktikan bahwa Tuhan adalah segala-galanya, melebihi kekuatan akal manusia. Dengan kata lain disebutian bahwa akal manusia setinggi apapun terbatas, karena hanya anugerah Tuhan semata.

Hal inilah yang juga harus menjadi peringatan bagi kita umat manusia yang hidup dalam kekinian, dengan "hiruk pikuk" temuan teknologi yang sangat luar biasa. Bahwa sehebat, secanggih dan sedahsyat apapun Iptek, tetap terbatas. Hanya Tuhan yang tak terbatas. Karena Iptek itu berasal dari Tuhan. Kita hanya mengelola dan mengembangkan apa yang sudah Tuhan sediakan.

Karena itu, jangan menuhankan Iptek atau teknoligi. Apalagi "menyembah" teknologi, dalam bentuk apapun juga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebab itu menyakiti hati Tuhan.

Teladanilah para majus. Mereka orang-orang pandai, para cerdik cendekia, orang-orang bijaksana dan pemimpin bangsa. Tapi mereka tidak menyembah Iptek. Justeru dengan segala ilmu pengetahuan yang mereka miliki, mereka gunakan untuk menyembah Tuhan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved