Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Terjadi Pembunuhan Massal Militer, 40 Warga Sipil Tewas

Pembunuhan massal dilakukan oleh militer terhadap warga sipil yang mengakibatkan 40 orang tewas.

Editor: Frandi Piring
BBC/Tangkap Layar Liputan
Terjadi Pembunuhan Massal oleh Militer di Myanmar. Sebanyak 40 Warga Sipil Tewas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Instansi militer Myanmar melakukan serangkaian pembunuhan massal terhadap warga sipil pada bulan Juli, yang mengakibatkan 40 orang tewas.

Dilansir BBC, Selasa (21/12/2021), saksi mata dan korban selamat mengatakan bahwa tentara, beberapa di antaranya berusia 17 tahun, mengumpulkan penduduk desa lalu memisahkan laki-laki kemudian membunuh mereka.

Rekaman video dan gambar dari insiden tersebut menunjukkan sebagian besar dari mereka yang terbunuh disiksa terlebih dahulu dan dikubur di lubang dangkal.

Pembunuhan itu terjadi pada Juli, dalam empat insiden terpisah di kota kecil Kani, benteng kelompok oposisi di Distrik Sagaing di Myanmar Tengah.

Diperkirakan pembunuhan itu adalah hukuman kolektif atas serangan oleh kelompok-kelompok milisi yang menuntut kembalinya demokrasi setelah kudeta militer pada Februari.

Sementara, seorang juru bicara pemerintah militer tidak menyangkal tuduhan itu.

Militer telah menghadapi perlawanan dari warga sipil sejak menguasai negara, yang juga disebut Burma, menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

BBC mewawancarai 11 saksi di Kani dan membandingkan keterangan mereka dengan rekaman ponsel dan foto-foto yang dikumpulkan oleh Myanmar Witness, sebuah LSM yang berbasis di Inggris yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di negara tersebut.

Pembunuhan terbesar terjadi di desa Yin, di mana setidaknya 14 pria disiksa atau dipukuli sampai mati, dan tubuh mereka dibuang ke selokan berhutan.

Para saksi di Yin yang namanya kami sembunyikan untuk melindungi identitas mereka mengatakan kepada BBC, bahwa orang-orang itu diikat dengan tali dan dipukuli sebelum mereka dibunuh.

"Kami tidak tahan untuk menontonnya sehingga kami menundukkan kepala, menangis," kata seorang wanita.

Saudara laki-laki, keponakan dan saudara ipar wanita itu juga telah terbunuh.

"Kami memohon mereka untuk tidak melakukannya. Mereka tidak peduli. Mereka bertanya kepada para wanita, 'Apakah suami Anda termasuk di antara mereka? Jika ya, lakukan ritual terakhir Anda'."

Seorang pria yang berhasil melarikan diri dari pembunuhan mengatakan bahwa tentara melakukan pelecehan yang mengerikan pada orang-orang selama berjam-jam sebelum mereka meninggal.

"Mereka diikat, dipukuli dengan batu dan popor senapan dan disiksa sepanjang hari," kata korban selamat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved