Digital Activity
Kisah Second Chance Cafe, Kedai Kopi yang Karyawannya Mantan Napi
Cafe ini berada di samping kantor Dinas Pariwisata kota Manado yang berada di dalam Kawasan Megamas Manado dekat Pohon Kasih di pinggir pantai.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Edward Rumambi Manager Second Chance Cafe menceritakan bagaimana dirinya membangun cafe sebagai "kesempatan kedua" bagi para mantan napi.
Hal itu disampaikannya dalam acara Tribun Inspirasi dengan topik semua layak dapat kesempatan kedua yang dipandu oleh Host Charles Komaling dan Aswin Lumintang yang disiarkan secara langsung, Jumat (3/12/2021).
Cafe ini unik karena dikelola oleh napi-napi muda.
Cafe ini berada di samping kantor Dinas Pariwisata kota Manado yang berada di dalam Kawasan Megamas Manado dekat Pohon Kasih di pinggir pantai.
Di sore hari masyarakat selain minum-minum bisa melihat matahari terbenam atau sunset.
Teman-teman yang kerja di cafe tersebut adalah mantan binaan dari lapas Tuminting, Manado.
Masa lalunya pernah terlibat beberapa kasus pidana.
Menurut Edward awal mula cafe ini berdiri saat dari yayasan Inspire Indonesia mulanya latihan sepakbola di lapas.
"Kemudian, Karena ketika mereka keluar sulitnya untuk mendapat pekerjaan, sehingga Inspire Indonesia mendirikan cafe ini dan ada bantuan dari Pemkot Manado," ucap Edward.
Selain itu juga kerjasama dengan kopi seru.
"Ini tempat pelatihan mereka sekitar 4 sampai 6 bulan, mereka dilatih di sini dan setelah keluar di sini mereka diharapkan bisa sukses. Tapi kami juga biasanya membantu mereka jika mencari kerja di luar," katanya.
Edward sampaikan jangan ada yang berpikir karena mereka dulunya buruk, dan tidak bisa sukses nantinya. Ia yakin mereka pasti sukses kedepannya.
Menurutnya, mereka sekarang sudah generasi ke 3.
"Kita bantu melatih mereka tapi jika mereka ingin berubah tergantung diri mereka, ada beberapa yang kami bantu sampai bisa sukses," ungkapnya.
Dikatakannya, sampai saat ini semua binaan ada 9 orang setiap generasi 3 orang.
"Puji Tuhan mereka digaji dan banyak custumer yang belum tahu siapa mereka yang kerja di sini.
Bahkan ada yang ingin mendaftar kerja di sini, tapi saya katakan maaf karena di sini hanya untuk mantan napi," tegasnya.
Namun, Edward bukanlah seorang napi dan mencerigakan bagaimana keinginannya.
"Saya bukan mantan napi, tapi kenapa tertarik di sini karena konsep bagaimana bisa mentoring atau melatih teman-teman dan disini seperti terpanggil," katanya.
Juan salah satu mantan napi ketika diwawancarai sampaikan setelah keluar ada teman yang panggil disini dan puji Tuhan diterima manager.
"Saya bisa mendapat kesempatan kedua, karena kalau tidak mendapat pekerjaan di sini tidak tahu lagi di mana karena ada yang berpikir saya orangnya nakal.
Di sini kita lebih dipandang orang berharga.
Kita benar digaji di sini," singkatnya.
Kurnia salah satu pengunjung tidak tahu kalau karyawan di cafe tersebut mantan napi.
"Saya salut karena baru tahu bahwa karyawan di sini adalah mantan napi," katanya.
Menurutnya, pelayanannya sangat bagus. (fis)
• Lobby Fraksi PDI Perjuangan dan Komisi III DPRD Bitung, Bakal Terima 1 Bus Sekolah
• Jelang Perayaan Nataru 2021, Ditlantas Polda Sulut Mulai Operasi Samrat Tahap II
• Tidak Akan Saya Penuhi Jawaban KSAD Jendral Dudung Terkait Permintaan Ajudan Hillary Lasut