Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Epidemiolog Sebut Varian Baru Virus Covid-19 Omicron 500 Kali Lebih Menular daripada Corona Awal

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan jadi variant of concern.

Editor: Frandi Piring
Kompas.com
Varian Baru Virus Covid-19 Omicron 500 Kali Lebih Menular daripada Corona Awal. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kemunculan varian baru dari virus Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron menjadi perhatian saat ini.

Dilaporkan, varian baru Omicron ini berasal dari Afrika.

Seperti yang diketahui, WHO telah mengumumkan Omicron menjadi variant of concern (VOC).

Maka dari itu varian baru ini lebih mengkhawatirkan.

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan jadi variant of concern.

Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.

Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.

"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," kata Dicky, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (28/11/2021).

Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.

Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.

Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.

"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."

"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.

Meskipun kasus varian baru ini belum ditemukan di Indonesia, Dicky menyarankan pemerintah melakukan dua hal sebagai langkah antisipasi.

Pertama, pemerintah bisa melakukan deteksi kasus lebih awal.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved