Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Sang Dalang Pecah Belah Pegiat Anti Korupsi, Ketua GTI Sulut: Hukuman Mati Dimungkinkan Oleh Aturan

Masalah ini jadi bahasan menarik dalam wawancara tribunmanado.co.id dengan Risat Sanger Ketua GTI Sulut.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id
Risat Sanger Ketua GTI Sulut. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado -  Hukuman mati bagi koruptor gencar dikumandangkan. 

Hal itu dianggap dapat memberi efek jera bagi koruptor. 

Hukuman mati bagi koruptor juga sah secara aturan.

Yang jadi soal adalah belum ada koruptor yang dihukum mati meski dipandang pantas secara aturan.

Penyebabnya klasik yakni hukum yang pandang bulu serta imlementasi yang tumpul.

Masalah ini jadi bahasan menarik dalam wawancara tribunmanado.co.id dengan Risat Sanger Ketua GTI Sulut.

Wawancara dipandu wartawan senior Aswin Lumintang:

TRIBUN : Bagaimana anda menilai tentang hukuman mati bagi koruptor?

RISAT : Hukuman mati dimungkinkan oleh aturan. Syaratnya negara dalam keadaan bahaya atau sedang mengalami bencana alam. Jadi sangat dimungkinkan.

Tuntutan ini pertama kali mengemuka saat krismon lalu. Anggota DPR RI menangkap semangat itu dengan membuat aturan yang memungkinkan koruptor dihukum mati.

Masalahnya adalah implementasi di lapangan. Masyarakat tidak puas. Hal itu muncul lagi saat Ketua KPK Firli mengatakan siap menghukum mati koruptor.

Kita melihat sejumlah pejabat Kemensos yang tersandung korupsi dan memungkinkan untuk kena hukuman itu.

Tapi di saat seperti itu muncul lagi Peraturan MA. Saya setuju dengan peraturan MA. Tapi jika nilai korupsinya sudah sangat besar, tentunya harus kita dorong.

TRIBUN : Jadi anda setuju dengan hukuman itu?

RISAT : Saya kira bukan cuma saya. Kita semua gerah melihat koruptor sepertinya meledek kita. Seakan akan segalanya sudah mereka ukur.

Para pegiat korupsi di Jakarta semuanya berharap agar Masdikun ditangkap karena dirinya dipandang sebagai saksi kunci untuk membongkar lebih jauh kasus korupsi yang sudah terungkap.

Keadaan pegiat anti korupsi saat ini terbelah. 

Ada yang sudah agak pesimis karena menganggap KPK sudah dilemahkan.

Ada anggapan dalang telah berhasil membelah para pegiat korupsi. Ini baru kali pertama terjadi

TRIBUN : Untuk Sulut bagaimana anda melihatnya?

RISAT : Saya melihat kejaksaan di Sulut sudah membongkar banyak kasus korupsi.

Sedang Polda dipimpin Kapolda dengan track record luar biasa dibidang penegakkan hukum terhadap koruptor.

Dia adalah sosok penegak hukum yang membongkar kasus korupsi besar di Tomohon.

Dia juga kakak kandung direktur penindakan di KPK. Kami selalu mendorong dan menyemangati penegak hukum untuk memberantas korupsi

TRIBUN : Untuk GTI sendiri apa rencananya di Sulut?

RISAT : Kami ingin memberikan pendidika literasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pendidikan anti korupsi.

Kami juga akan menggelar lomba pidato anti korupsi bagi mahasiswa. (Art)

Baca juga: Kapolda Sulut Buka Peluang Pendidikan, Jadikan Mapolda Sebagai Tempat Magang Mahasiswa Unsrat

Baca juga: Chord Gitar Let Me Take You Home Tonight - Boston

Baca juga: Gubernur Gorontalo Harap TVRI Tetap Netral Hadapi Pemilu 2024

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved