Berita Seleb
Sosok Faye Simanjuntak Cucu Luhut Pandjaitan, Punya Ayah Jendral, Pilih Jadi Aktivis Kemanusiaan
Ia merupakan putri tunggal Mayjen Maruli Simanjuntak dan Paulina Pandjaitan, yang merupakan anak Luhut Binsar Pandjaitan.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Sepak terjang Luhut Binsar Pandjaitan di pemerintahan Presiden Joko Widodo tak perlu diragukan lagi.
Ia kerap memberikan masukkan kepada presiden, terkait langkah yang harus diambil.
Ternyata kemampuan Luhut diturunkan kepada anak dan cucunya.
Baca juga: Sosok Luhut Panjaitan, Calon Presiden Tahun 2024, Karier Militer Dihabiskan di Kopassus TNI AD
Faye Simanjuntak (berambut panjang dan berkaus hitam) bersama sang ayah, Mayjen Maruli Simanjuntak. (MTV Asia)
Sebut saja sang cucu yang tengah jadi pembicaraan, namanya Faye Simanjuntak.
Belum banyak yang tahu kalau Faye Simanjutkan adalah putri dari Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Sosok Maruli Simanjutkan disebut-sebut menjadi calon kuat Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) baru menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang pada Rabu (17/11/2021) kemarin dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Baca juga: Sosok Faye Simanjuntak, Cucu Menko Luhut, Anak Jenderal yang Masuk Forbes Under 30, Karir Cemerlang
Ya, Maruli Simanjutkan adalah menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Itu artinya, Faye Simanjutkan adalah cucu sang menteri.
Rupanya, Faye mewarisi prestasi yang menonjol seperti ayahnya di usia yang masih sangat muda.
Mengapa tidak, di usianya yang ke-18, ia masuk dalam jajaran 30 Under 30 2020 majalah Forbes Indonesia.
Baca juga: Menteri Luhut Panjaitan Tiba-tiba Diperiksa Polisi Tadi Pagi, Ada Apa?
Selain itu, Faye juga cukup dikenal sebagai aktivis kemanusiaan terutama anak-anak yang jadi korban perdagangan anak.
Hal itu dilakukan Faye saat usianya masih dini, yakni kelas enam SD.
Saat itu, ia sudah mendirikan Ruma Faye, yang menampung anak-anak korban perdagangan manusia.
Dilansir dari Tribunnews.com, Faye Simanjutkan lahir pada 10 April 2002.
Ia merupakan putri tunggal Mayjen Maruli Simanjuntak dan Paulina Pandjaitan, yang merupakan anak Luhut Binsar Pandjaitan.
Mengutip situs resmi Rumah Faye, ia memiliki motto hidup, "Melayani Tuhan dengan menghargai dan menolong sesama."
Berangkat dari motto tersebut, Faye bersama ibunya, Paulina, mendirikan organisasi nonprofit bernama Rumah Faye, ketika usianya masih 11 tahun.
Rumah Faye ini didirikan dengan tujuan memberikan kesadaran pada masyarakat soal perdagangan anak.
Selain itu, organisasi ini juga menyediakan rumah penampungan, yang alamatnya dirahasiakan, bagi anak-anak korban perdagangan dan kekerasan.
Selama berada di rumah penampungan, anak-anak yang diselamatkan akan mendapatkan pendampingan hukum, konseling, hingga pelatihan.
Dari kepeduliannya terhadap isu perdagangan anak ini, Faye Simanjuntak pun meraih berbagai prestasi di usianya yang masih muda.
Pada 2019 lalu, Faye pernah muncul dalam acara Generation Change milik MTV Asia.
Dalam acara itu, Faye berbicara mengenai alasan ia mendirikan Rumah Faye.
Saat masih duduk di bangku SD, Faye mendapat tugas sekolah dan ia menemukan kata traffic.
Ia pun mencari arti kata itu sepulang sekolah, dan terkejut ketika menemukan fakta bahwa banyak anak-anak di Indonesia seusianya menjadi korban eksploitasi, juga perdagangan.
"Saat itu aku kelas lima atau enam SD, dan (dapat) pekerjaan sekolah. Aku lihat sebuah daftar dan menemukan kata traffic," ungkapnya dalam wawancara bersama MTV Asia pada Desember 2019.
"Aku pulang dan mencari artinya. Dengan penuh kesadaran, muncul rasa tidak percaya, (perdagangan anak) terjadi di negaraku sendiri."
"Jadi, aku mencoba mengambil tindakan," imbuhnya.
Sebelum mendirikan organisasi itu, Faye kecil sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi.
Di tahun 2010, ia berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp96 juta untuk menolong anak-anak panti asuhan Griya Kasih Victory yang menjadi korban erupsi Gunung Merapi.
Uang itu digunakan untuk membangun rumah baru bagi anak-anak panti tersebut.
Apa yang dilakukan Faye tak lepas dari peran keluarganya.
Ia mengungkapkan keluarganya selalu menekankan memberi dan membalas budi pada sesama.
"Aku tumbuh di keluarga yang menekankan membalas budi," katanya.
Punya Segudang Pengalaman
Meski kini baru berusia 18 tahun, Faye Simanjuntak ternyata punya banyak pengalaman di berbagai bidang.
Gadis yang tengah menempuh studi di Georgetown University Walsh School of Foreign Service ini pernah bergabung dengan UNESCO sebagai peneliti muda pada Oktober 2020 hingga Juli 2021.
Berdasarkan informasi di LinkedIn-nya, berikut ini riwayat pengalaman Faye:
1. Pendiri Rumah Faye (Oktober 2013-sekarang);
2. Co-Founder What Is Up, Indonesia? (WIUI) (Agustus 2020-sekarang);
3. Young Leader di Women Deliver (Mei 2020-sekarang);
4. Marketing Intern di East Ventures (Agustus-November 2021);
5. Youth Researcher di UNESCO (Oktober 2020-Juli 2021);
6. Consultant di Hilltop Consultant (Agustus-Desember 2020);
7. Writer: Indo-Asia-Pacifid fi The Caravel (Agustus-Desember 2020);
8. Editorial Assistant di Georgetown Journal of International Affairs (Agustus-Desember 2020).
Prestasinya yang diraih cucu Luhut Binsar ini pun tak tanggung-tanggung.
Pada Februari 2020, Faye Simanjuntak masuk majalah Forbes Indonesia dalam kategori 30 Under 30.
Prestasi tersebut diraih Faye atas kontribusinya pada dunia anak lewat organisasi yang ia dirikan, Rumah Faye.
Pencapaian Faye tersebut tentu saja membuat sang kakek, Luhut Binsar Pandjaitan, bangga.
Hal ini pernah diungkapkan Luhut lewat Instagram pribadinya.
"Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah 'Rumah' perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual," tulis Luhut di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (22/2/2020), dikutip Kompas.com.
Tak hanya itu, di tahun 2018, Faye pernah masuk dalam daftar 50 Asians to Watch dari media The Straits Time untuk kategori Sektor Publik dan Sosial.
Namanya bersanding dengan orang-orang hebat Asia lainnya, seperti Menteri Luar Negeri Korea Selatan saat itu, Kang Kyung Wha.
Pada November 2017, Faye diumumkan sebagai satu dari tiga finalis teratas untuk kategori International Children’s Peace Prize dalam Nobel Peace Prize Laureate Desmond Tutu.
Termasuk yang di atas, sejauh ini Faye sudah mendapatkan enam penghargaan, baik nasional dan internasional, atas keaktifannya memerangi perdagangan anak.
Enam penghargaan itu adalah 30 and Under: Young Asians to Watch, Gen. T Leader of Tomorrow, Forbes Indonesia 30 Under 30, 50 Asians to Watch, Forbes Indonesia Most Inspiring Women, dan International Children's Peace Prize.
(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ade Miranti Karunia)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Jadi Aktivis Sejak Kecil dan Berprestasi di Usia Muda, Ini Sosok Faye Simanjuntak Cucu Luhut Binsar