Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Fenomena

19 November 2021 Ada Gerhana Bulan Sebagian, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Penjelasan Ustaz

Inilah yang harus kita lakukan ketika terjadi gerhana. Nanti pada 19 November 2021 Ada Gerhana Bulan Sebagian.

Time and Date via TribunTravel.com
Ilustrasi Gerhana Bulan Sebagian 

TRIBUNMANADO.CO.ID - BesokJumat 19 November 2021 akan terjadi Fenomena Gerhana Bulan Sebagian.

Inilah yang harus kita lakukan jika gerhana terjadi. 

Simak penjelasan ustaz berikut ini. 

Baca juga: Gempa Terkini Guncang Jawa Barat Kamis Pagi, BMKG Laporkan Skala Magnitudo dan Titik Pusat Gempa

Baca juga: Kisah KSAD Letjen Dudung Abdurachman sebelum Sukses, Janji Jadi Pati setelah Ditendang Prajurit TNI

Baca juga: Masih Kenal Ryamizard Ryacudu? Mantan Kasad TNI yang Ayahnya Dekat Dengan Soekarno, Karir Cemerlang

Gerhana bulan (Tribun Kaltim)

Nanti besok Gerhana Bulan Sebagian akan terjadi saat sebagian piringan Bulan masuk ke umbra (bayangan utama) Bumi.

Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi tersebut.

Total durasi parsialitas gerhana kali ini selama 3 jam 29 menit 2 detik dan durasi penumbralitas gerhana selama 6 jam 5 menit 8 detik.

Gerhana Bulan Bukan Sesuatu yang Baru

Menurut Ustadz Somad, peristiwa gerhana bulan bukan sesuatu yang baru.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Melihat Gerhana? ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS)Sejak berabad-abad tahun yang lalu, gerhana bulan mewarnai kehidupan manusia.

Bahkan pernah gerhana bulan terjadi bertepatan dengan anak Nabi Muhammad SAW bernama Ibrahim meninggal dunia.

Gerhana bulan (tribun wow)

Saat itu putra Nabi berusia 18 bulan. Lalu, orang-orang mengatakan bahwa kematian anak Nabi itu membuat bulan bersedih.

Nabi Muhammad kemudian menegaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena anaknya meninggal.

"Tetapi itu tanda-tanda kekuasan Allah SWT. Ini murni karena kudrot, irodat, karena kemauan Allah SWT," kata Ustadz Abdul Somad.

Jangan kaitkan gerhana dengan dewa, setan, jangan kaitkan dengan kematian.

"Jangan kaitkan karena ada musibah. Tidak ada hubung kait sama sekali," tegas UAS.

Lalu apa yang harus dilakukan saat melihat gerhana? Apa yang harus dilakukan?

Selain berdoa, laksanakan shalat gerhana bulan.

"Banyaklah berdoa kepada Allah SWT dan bertakbirlah," kata UAS.

Setelah itu, menurut Ustadz Abdul Somad adalah memperbanyak bersedekah.

Diingatkan Tentang Pentingnya Waktu Siang dan Malam

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (20/6/2020), Ustaz Syarif Matnadjih mengungkapkan bahwa terjadinya gerhana mengajak umat muslim untuk mengingat kembali pentingnya waktu siang dan malam.

Menurutnya, bentuk kasih sayang dari Allah yang diberikan untuk umatnya adalah diciptakannya siang dan malam.

"Kalau di dalam Alquran, silakan dibuka Surat Al-Qashash ayat 71-73, itu jelas betul diceritakan oleh Allah bahwa perihal malam dan siang ini adalah bentuk kasih sayang dari Allah," ujar Ustadz Syarif.

"Sampai Allah bilang dalam Alquran Allah berfirman 'Bagaimana pendapatmu wahai Muhammad jikalau kami jadikan sepanjang waktu malam, bagaimana pendapatmu jikalau kami jadikan sepanjang waktu adalah siang'," sambungnya.

Ustaz Syarif mengatakan bahwa Salat Gerhana hukumnya adalah Sunnah Muakkadah atau sunnah yang dianjurkan.

Dirinya kemudian menyinggung soal materi kotbah yang disampaikan adalah dianjurkan tentang perbanyak melakukan sedekah, minta pertolongan kepada Allah, hingga perintah untuk bertaubat.

Seperti halnya dengan kondisi pandemi yang terjadi saat ini, supaya bisa meminta pertolongan kepada Sang Pencipta.

"Artinya kenapa ini salat menjadi semua ulama sepakat bahwa ini hukumnya Sunnah Muakkadah, bagi mereka yang menyaksikan atau mengalami itu gerhana," ungkapnya.

"Karena memang pada saat orang melaksanakan Salat Gerhana, bahkan sang khotib dianjurkan untuk mengingatkan perbanyak sedekah, berdoa minta tolong kepada Allah, bertaubat," jelasnya.

Menurut Ustaz Syarif, adanya Gerhana Matahari juga menjadi peringatan bagaimana jika seadainya dunia tidak lagi ada cahaya.

Dan kondisi gelap akan benar-benar terjadi atau bisa dikatakan sebagai akhir zaman.

"Untuk salat gerhana ini dianjurkan sang khotib untuk banyak bertaubat seakan ingin menginformasikan karena kalau bukan karena kasih sayang Allah."

"Ini kan secara ilmiah, cahaya yang terhalang oleh bulan, bayangkan bila kemudian cahaya itu benar-benar dihilangkan oleh Allah," pungkasnya. (*)

Amalan Saat Terjadi Gerhana

Salah satu amalan sunnah apabila terjadi gerhana adalah dengan melakukan shalat gerhana.

Shalat gerhana adalah shalat sunnah yang dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan.

Untuk shalat saat terjadi gerhana matahari dinamakan shalat Kusuf.

Sedangkan untuk shalat yang dikerjakan saat terjadi gerhana bulan dinamakan shalat Khusuf.

Hal tersebut dijelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Syukron Maksum.

Dalam buku tersebut juga dijelaskan, waktu untuk melaksanakan shalat Kusuf dimulai saat terjadi gerhana matahari sampai matahari kembali seperti semula atau sampai matahari terbenam.

Sedangkan waktu untuk melakukan shalat Khusuf dimulai saat terjadi gerhana bulan sampai dengan bulan terbit (muncul) kembali atau sampai bulan tampak secara utuh.

Perbedaan dari sholat kusuf dan sholat khusuf hanya terletak pada niatnya.

Pada sholat kusuf kita berniat sholat kusuf (sholat gerhana matahari) sedang pada sholat khusuf kita berniat sholat khusuf (gerhana bulan).

Bacaan Niat Salat Gerhana Bulan

Bila shalat gerhana Bulan dilakukan secara berjamaah niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.

Bila dikerjakan sendirian niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Tata Cara Salat Gerhana

Berikut Tribunnews kutip dari Kemenag, tatacara salat gerhana adalah sebagai berikut:

a. Berniat di dalam hati

b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa

c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).

Hal tersebut sesuai dalam hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah:

“Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana.” (HR. ukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

d. Ruku’ sambil memanjangkannya

e. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat al quran.

Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama

g. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

j. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

k. Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.

Jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini berjumlah 4 kali.

(Tribunnews.com/Widya)

Berita Terkait Fenomena

Berita Terkait Gerhana

Telah tayang di:

https://wow.tribunnews.com/2020/06/21/gerhana-matahari-di-tengah-pandemi-ustaz-syarif-matnadjih-unggkap-maknanya-dalam-pandangan-islam

https://makassar.tribunnews.com/2019/07/16/apa-yang-harus-dilakukan-saat-melihat-gerhana-ini-penjelasan-ustadz-abdul-somad-uas?page=all

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/11/16/bacaan-niat-dan-tata-cara-shalat-gerhana-saat-gerhana-bulan-sebagian-19-november-2021?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved