Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita STFSP

Expert Talks Ikal STFSP Oktober-November: Boni Hargens, Gereja Timur sampai Gagas Paroki Virtual

Lukas mengungkapkan risiko AI dan dunia virtual di mana hacker bisa menyerang ibadah online dengan memasukkan film porno.

Dokumentasi Ikal STFSP
Rangkaian diskusi daring Ikatan Alumni STFSP. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Di sebuah biara Buddha di Jepang berapa orang menunduk khusyuk berdoa.

Mereka bukan menunduk kepada manusia ataupun arca. Mereka menunduk khusyuk kepada sebuah robot.

Video ini diputar oleh Dr Ir Lukas MAI CISA, dosen tetap Universitas Katolik Atmajaya dan Ketua Indonesia Artificial Intelligence (AI) Society pada program Expert Talks (ET) 13 Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP) yang digelar secara daring, Selasa (9/11/2021).

Lulusan Katholieke Universiteit Leuven, Belgia, untuk Ph.D in Engineering (2003) dan Master of Artificial Intelligence, MAI, (1998) ini menjadi narasumber utama diskusi daring tersebut.

Peraih cum laude dalam strata sarjana di Institut Teknologi Bandung tahun 1995 memantik ET ini dengan judul "Menggagas ‘Paroki Virtual’: Entahkah sebuah Alternatif di Era 5.0?".

Usai memaparkan arti artificial intelligence (AI) secara umum, Ketua Ikatan Alumni Indonesia Universitas Katolik Leuven ini mengatakan, AI dalam pengertiannya sekarang ialah artificial narrow intelligence (ANI).

Sekitar tahun 2040 AI sudah bergeser dalam pengertian artificial general intelligence (AGI) dan tidak lama setelah itu menjadi artificial super-intelligence (ASI) dan bisa berada di luar kemampuan manusia.

Ia memberikan video soal perkembangan revolusi industri menuju revolusi industri 5.0 juga video perkembangan AI dalam konteks virtual.

Ia menjelaskan, pandemi membuat gagasan virtual dalam bentuknya yang sederhana karena proses digitalisasi bukan sekadar mimpi.

Ia memberikan gambar tenda di luar gereja yang penuh dengan umat dan umat hanya bisa menonton misa dalam gereja dengan layar besar.

"Apa bedanya dengan menarik kabel layar lebih jauh ke rumah?" katanya sebelum menunjukkan gambar misa/ibadat online dan juga aplikasi pelayanan online.

Seusai menunjukkan video biksu robot, Lukas mengungkapkan risiko AI dan dunia virtual di mana hacker bisa menyerang ibadah online dengan memasukkan film porno.

Mengenai risiko lain, ia mengatakan, media sosial mudah dikloning untuk dijadikan sarana penipuan.

Sebelum menutup pemaparan, ia mengatakan perlu ada aktualisasi makna paroki dalam era digital.

"New normal sebagai kesempatan untuk tantanan baru," ujarnya.

Ia juga mengingatkan pendekatan fresh bagi dunia milenial dan mengajak berefleksi soal religiositas dan religi dalam dunia modern.

Dalam kegiatan yang dimoderatori David Manewus ini hadir juga beberapa penanggap.

Pastor Dr Gregorius Dwi Hertanto Dwi Wibowo SS MTh sebagai ahli teologi dogmatik menjelaskan makna paroki sebagai sebuah paguyuban.

Ketua STFSP yang menyelesaikan S-2 dan S3-nya di Universität Innsbruck, Austria, itu kemudian memberikan pertanyaan refleksif apakah model paroki virtual ini yang memang diinginkan Gereja di masa depan.

Penanggap kedua ialah Pastor Dr John Montolalu, dosen filsafat STFSP juga Sekretaris Keuskupan Manado lulusan Pontificia Universitas Urbaniana, Roma.

Ia menyentil pencarian makna dalam fenomena ke pengalaman, ke realitas, ke komunitas dan bersama mencari makna.

Penanggap ketiga ialah Romo Robertus Sismarwata Lic.Th, mantan pengajar eksegetis di STFP, juga 7 tahun berkarya di kantor generalat tarekat MSC di Roma dalam bidang arsip.

Ia mengangkat soal pentingnya religiositas dan religi dengan berangkat juga dari Injil Markus.

Dalam soal religiositas ini, paroki virtual dapat diterima.

Penanggap utama terakhir ialah Frans Budi Santika, seorang praktisi komunikasi.

Ia memberikan contoh perusahaan besar dunia yang bisa mengerakkan sarana lain tanpa perlu memiliki sarana itu.

Ia mengatakan Gereja pun jangan-jangan memiliki jemaat yang besar yang hanya bisa digerakkan paroki virtual.

Ia pun memberi tips bagaimana melayani secara virtual.

Penanggap lain ialah Dr Valentino Lumowa, alumnus Universitas Katolik Leuven Belgia di mana Lukas menjadi ketua alumninya untuk Indonesia.

Valentino merangkum semua pandangan penanggap utama.

Staf Khusus Menkominfo Philip Gobang juga memberikan tanggapan.

Ia mengatakan akan ada banyak pertanyaan soal hadirnya paroki virtual tapi ia juga memberikan peluang soal akan hadirnya 4G di seluruh Indonesia.

Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial KWI Pastor Steven Lalu yang hadir sebagai pribadi dan alumnus STFSP mengatakan, pelayanan virtual sebuah kemendesakan.

Ia meminta bantuan semua pihak untuk membantu pejabat Gereja dalam hal ini.

Lukas menutupnya dengan mengingatkan soal hubungan personal manusiawi tapi juga menyentil soal keharusan manusia menggunakan teknologi seperti dokter menggunakan stetoskop.

Expert Talks Ikal STFSP Oktober 2
Expert Talks Ikal STFSP Oktober 2 (Dokumentasi Ikal STFSP)

ET sepanjang Oktober 2021 dimulai pada 5 Oktober dengan Boni Hargens Ph.D sebagai pemantik dan God Samderubun sebagai moderator.

Judul ET 8 ini ialah "Politik (Praktis) Gereja di Indonesia Timur: Kaum Muda Katolik dibawa kemana?".

ET 9 pada 13 Oktober kemudian hadir dengan tema “Memakmurkan Umat, Memandirikan Gereja: Ayo, Tunggu Apa Lagi?” dengan narasumber Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Peternakan dan Perikanan Anton J Supit dengan moderator Eko Wiranto.

Pada 19 Oktober digelar ET10 bertema "Kiprah Legislator Katolik Indonesia Timur dalam Pusaran Politik Transaksional: Bagaimana Menjaga Integritas". ,

Narasumbernya adalah beberapa anggota DPRD di Indonesia Timur yaitu Dominikus Ulukyanan dari DPRD Kabupaten Merauke, Papua; Drs Barnabas Sedik dari DPRD Provinsi Papua Barat, Argo Vinsensius Sumaiku dari DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara; Yohanes Bosko Rahawarin SH dari DPRD Kabupaten Maluku Tenggara; dan Pitkait Taborat SH dari DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Sebagai moderator God Samderubun.

ET 11 26 Oktober mengangkat tema "Gereja Katolik Ritus Timur: Sesama Katolik yang Kurang Kita Kenal" dengan narasumber Rt Rev Olexander Kenez, imam Gereja Katolik Yunani Ukraina Indonesia.

Ia ditemani Christian Tombiling, ikonografer, penulis dan penerjemah di rumah Bizantin Indonesia. Sebagai moderator David Manewus.

ET 12 pada 3 November menghadirkan praktisi pasar modal Lily Widjaya.

Tema diskusi daring ini "Investasi Bisnis yang Menggiurkan: Bagaimana Anda Bersikap?” dengan moderator Simon Wenehenubun. (*)

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Karier Fenomeal The Doctor Valentino Rossi di MotoGP, Sang Maestro Lintasan

Baca juga: Sosok Guntur Soekarnoputra Putra Sulung Soekarno, Lebih Pilih Budaya Dibanding Politik

Baca juga: Ratusan Koin Emas Peninggalan Dinasti Abbasiyah yang Ditemukan Arkeolog Israel

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved