Berita STFSP
Expert Talks Ikal STFSP Oktober-November: Boni Hargens, Gereja Timur sampai Gagas Paroki Virtual
Lukas mengungkapkan risiko AI dan dunia virtual di mana hacker bisa menyerang ibadah online dengan memasukkan film porno.
Ia juga mengingatkan pendekatan fresh bagi dunia milenial dan mengajak berefleksi soal religiositas dan religi dalam dunia modern.
Dalam kegiatan yang dimoderatori David Manewus ini hadir juga beberapa penanggap.
Pastor Dr Gregorius Dwi Hertanto Dwi Wibowo SS MTh sebagai ahli teologi dogmatik menjelaskan makna paroki sebagai sebuah paguyuban.
Ketua STFSP yang menyelesaikan S-2 dan S3-nya di Universität Innsbruck, Austria, itu kemudian memberikan pertanyaan refleksif apakah model paroki virtual ini yang memang diinginkan Gereja di masa depan.
Penanggap kedua ialah Pastor Dr John Montolalu, dosen filsafat STFSP juga Sekretaris Keuskupan Manado lulusan Pontificia Universitas Urbaniana, Roma.
Ia menyentil pencarian makna dalam fenomena ke pengalaman, ke realitas, ke komunitas dan bersama mencari makna.
Penanggap ketiga ialah Romo Robertus Sismarwata Lic.Th, mantan pengajar eksegetis di STFP, juga 7 tahun berkarya di kantor generalat tarekat MSC di Roma dalam bidang arsip.
Ia mengangkat soal pentingnya religiositas dan religi dengan berangkat juga dari Injil Markus.
Dalam soal religiositas ini, paroki virtual dapat diterima.
Penanggap utama terakhir ialah Frans Budi Santika, seorang praktisi komunikasi.
Ia memberikan contoh perusahaan besar dunia yang bisa mengerakkan sarana lain tanpa perlu memiliki sarana itu.
Ia mengatakan Gereja pun jangan-jangan memiliki jemaat yang besar yang hanya bisa digerakkan paroki virtual.
Ia pun memberi tips bagaimana melayani secara virtual.
Penanggap lain ialah Dr Valentino Lumowa, alumnus Universitas Katolik Leuven Belgia di mana Lukas menjadi ketua alumninya untuk Indonesia.
Valentino merangkum semua pandangan penanggap utama.