Sosok Tokoh
Willem Andu, Pejuang Kemerdekaan RI Asal Manado yang Tugasnya Memata-matai Polisi Belanda dan KNIL
Willem membeber, dirinya adalah mata - mata republik saat pergolakan tahun 1946/
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Usianya sudah 90 tahun.
Namun langkahnya masih tegap. Ingatannya kuat.
Dialah Willem Andu, pejuang mempertahankan kemerdekaan RI asal Manado.
Tribunmanado.co.id mengunjungi Willem di kantor LVRI Manado Selasa (9/11/2021) pagi.
Saat tribunmanado.co.id mengenalkan diri, Willem menyambut dengan senyum ramah, tapi matanya menyelidik.
Sorot matanya tajam, seolah menembus hati.
Mata itu juga berputar putar, menelusuri setiap detil tubuh tribunmanado.co.id.
"Saya dulunya mata - mata pejuang, setelah itu jadi kepala batalion intelejen Brimob," kata dia.
Willem membeber, dirinya adalah mata - mata republik saat pergolakan tahun 1946.
Saat itu kekuatan pro Indonesia terlibat perang urat syaraf dengan kekuatan pro belanda.
"Salah satu kerabat saya adalah Polisi Belanda di Tondano. Tugas saya memata matai kegiatan Polisi Belanda dan KNIL dan melaporkan hasilnya kepada para pejuang," katanya.
Fokus tugasnya, kata dia, adalah mengetahui siapa yang pro belanda dan siapa yang Indonesia diantara pasukan KNIL dan Polisi.
Tugas itu terbilang berat. Jika diketahui sanksinya berat.
"Saya bisa ditembak mati. Tapi saya tetap teguh hati. Jika mati itu sudah takdir. Yang penting saya mati untuk bangsa ini," katanya.
Dari penelusurannya, ternyata komandan polisi yang adalah belanda totok pro republik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/willem-andufhfgh75gh.jpg)