Panglima TNI
Ini Alasan Presiden Joko Widodo Pilih Jenderal Andika Perkasa Menjabat Sebagai Panglima TNI
Hal tersebut diketahui setelah Presiden Joko Widodo mengusulkan Andika Perkasa sebagai pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Tak sendiri, Andika melepas kepergian Jokowi bersama Wakil Presiden, Maruf Amin; Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo; Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; dan Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Momen itu disebut-sebut sebagai sinyal positif bagi Andika menjelang pergantian Panglima TNI.
Seperti diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021.
Namun, Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai momen tersebut bukan lah hal istimewa.
Ia mengatakan mengantar kepergian Presiden ke luar negeri adalah agenda protokoler kenegaraan.
Hal itu, ujar Khairul, lazimnya memang dihadiri oleh pimpinan TNI-Polri dan kepala daerah setempat.
Kehadiran Andika pada Jumat melepas kepergian Jokowi untuk menggantikan Hadi Tjahjanto yang sedang tidak berada di Jakarta karena menghadiri pelantikan Taruna Akademi TNI.
"Jadi menurut saya agak berlebihan jika kehadiran KSAD hari ini dimaknai sebagai sinyal positif penunjukan Panglima TNI," kata Fahmi saat dihubungi Tribunnews pada Jumat.
Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Bobby Rizaldi.
Senada dengan pernyataan Khairul, Bobby mengatakan kehadiran Andika hanyalah standar protokol kenegaraan untuk menggantikan Hadi yang berhalangan hadir.
"Hanya standar protokol kenegaraan saja, karena Panglima TNI berhalangan sedang menghadiri acara lain di Surabaya," kata Bobby lewat pesan singkat yang diterima Tribunnews, Sabtu (30/10/2021).
Lebih lanjut, Bobby menilai kehadiran KSAD di beberapa event Jokowi, tidak perlu disebut sebagai sinyal positif peluang Andika menjadi Panglima TNI lebih besar dibanding Kepala Staf lainnya.
Kendati demikian, Bobby menyebut pihaknya akan tetap mendukung keputusan Jokowi jika memang sang Presiden memilih Andika sebagai pengganti Hadi.
"Bila Pak Andika yang diusulkan Bapak Presiden, saya yakin Komisi I akan 100 persen mendukung," ujarnya.
Namun, saat ini Komisi I DPR akan tetap objektif selama belum ada Surat Presiden (Surpres) mengenai Panglima TNI.