Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Bumi

Gempa di Laut Magnitudo 5.9 Kamis 4 November 2021, BMKG: Getaran Kuat Sebabkan Beberapa Rumah Rusak

Gempa magnitudo 5,9 mengguncang Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Kamis (4/11/2021) siang. Kerusakan rumah terjadi akibat guncangan.

Editor: Frandi Piring
ANTARA FOTO/Izaak Mulyawan
Potret kerusakan akibat gempa di Maluku 2019 lalu. Gempa di Laut Bermagnitudo 5.9 SR di Maluku, Kamis 4 November 2021. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Kamis (4/11/2021) siang.

Guncangan gempa yang sangat kuat dirasakan getarannya itu menyebabkan sejumlah rumah warga di Desa Sawai, Kecamatan Seram Utara, mengalami kerusakan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengungkapkan, gempa yang mengguncang wilayah Maluku Tengah itu merupakan jenis gempa dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar naik Seram Utara atau North Seram Thrust.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal

akibat aktivitas sesar naik Seram Utara,” kata Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis.

Dia menyebutkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan geser naik atau Oblique Thrust Fault. 

“Gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” katanya.

Bambang menerangkan, guncangan gempa bumi tersebut dirasakan tidak hanya di Maluku Tengah, tetapi juga di Ambon, Saparua, dan Masohi.

Menurutnya, getaran gempa paling kuat dirasakan warga di Desa Sawai, Kecamatan Seram Utara, dengan skala V MMI dan Wahai dengan skala  IV MMI.

Skala V MMI adalah ketika getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, barang-barang terpelanting, hingga tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang.

Sementara di Kota Ambon, Pulau Saparua, dan Masohi, getaran gempa dirasakan warga dengan skala III MMI atau intensitas getaran dirasakan hingga dalam rumah.

Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah pada Kamis sekitar pukul 11.42 WIT.

Gempa tersebut berada pada lokasi 2.81 Lintang Selatan dan 129.34 Bujur Timur atau berjarak 16 kilometer bagian barat Wahai dan 27 kilometer timur laut Sawai, Maluku Tengah, dengan pusat gempa berada 10 kilometer di bawah permukaan laut. 

Penjelasan Skala MMI

Perlu diketahui, MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity. Di laman bmkg.go.id, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut 

dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.

(Kompas.com)

Tautan: https://regional.kompas.com/read/2021/11/04/123210878/gempa-m-59-di-maluku-tengah-dipicu-aktivitas-sesar-naik-seram-utara

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved