Penanganan Banjir
Soal Masalah Banjir di Ibu Kota, Wagub DKI: Banjir Tak Bisa Diselesaikan Satu atau Dua periode
Diketahui dari pernyataan Wagub DKI jakarta menyebutkan bahwa banjir tak bisa dibereskan satu atau dua tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait penanganan banjir di Ibu Kota yang sering terjadi saat memasuki musim hujan.
Diketahui dari pernyataan Wagub DKI jakarta menyebutkan bahwa banjir tak bisa dibereskan satu atau dua tahun.
Bahkan Ahmad Riza Patria menyebut banjir tak dapat diselesaikan dalam satu dua periode.
Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 06.00 WIB, 1 Pemotor Tewas di Tempat, Mobilio Hantam Scoopy dan Vario
Baca juga: Tak Lama Lagi Pensiun, Siapakah Kandidat Calon Pengganti Panglima TNI, Inikah 3 Kode Pilihan Jokowi?
Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 04.40 WIB, 2 Orang Meninggal Dunia Setelah Luxio Tabrak Belakang Hino
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan permasalahan banjir di ibu kota tidak bisa dibereskan dalam kurun waktu satu atau dua tahun bahkan periode.
Ia menegaskan pengentasan masalah banjir butuh kerjasama seluruh pihak termasuk masyarakat.
"Memang masalah banjir ini tidak bisa diselesaikan satu atau dua tahun, satu dua periode, butuh kerjasama semua pihak," kata Riza kepada wartawan, Senin (1/11/2021).
Pemprov DKI, kata Riza, terus bekerja untuk mengurangi masalah genangan air.
Sebanyak 257 ekskavator disiapkan untuk bekerja setiap hari mengeruk lumpur dan sedimen pada sungai atau waduk.
Setiap tahun Pemprov DKI juga disebut terus menganggarkan pembebasan lahan untuk kepentingan pencegahan banjir.
Semisal perluasan lebar sungai atau pembuatan waduk.
Pemprov DKI juga masih melakukan pembuatan sumur resapan, dan program gerebek lumpur pada 13 sungai, dan 31 waduk.
"Pengerukan, ada 13 sungai, 31 waduk lebih yang kita keruk setiap tahun. Alat kami yang tidak kurang dari 257 ekskavator dan lain - lain. Itu setiap hari bekerja, musim hujan ataupun tidak musim hujan," tegasnya.
Prakiraan Cuaca BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer, yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, bahwa hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini, menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas.
Diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk periode 31 Oktober sampai 6 November 2021, dapat terjadi di beberapa wilayah di indonesia," kata Guswanto dalam keterangannya, Minggu (31/10/2021).
Beberapa wilayah itu, katanya, adalah:
1.Aceh
2.Sumatera Utara
3.Sumatera Barat
4.Riau
5.Kepulauan Riau
6.Jambi
7.Bengkulu
8.Sumatera Selatan
9.Kepualauan Bangka Belitung
10.Lampung
11.Banten
12.DKI Jakarta
13.Jawa Barat
14.Jawa Tengah
15.DI Yogyakarta
16.Jawa Timur
17.Bali
18.Nusa Tenggara Barat
19. Nusa Tenggara Timur
20.Kalimantan Barat
21.Kalimantan Tengah
22.Kalimantan Timur
23.Kalimantan Selatan
24. Sulawesi Utara
25. Sulawesi Tenggara
26.Gorontalo
27.Sulawesi Barat
28.Sulawesi Tengah
29.Sulawesi Selatan
30.Maluku Utara
31.Maluku
32.Papua Barat
33.Papua
Sedangkan untuk periode 3 (tiga) hari mendatang mulai 31 Oktober sampai 2 November 2021, kata Guswanto, berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak, wilayah yang berpotensi banjir dan banjir bandang, dengan kategori siaga, adalah:
1. Banten
2. DKI Jakarta
3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
5. Kalimantan Tengah
6. Kalimantan Selatan
"Informasi lebih rinci hingga level kecamatan untuk potensi dampak, dapat mengakses laman signature.bmkg.go.id. Pada saat akan memasuki musim hujan, diharapkan pihak-pihak terkait melakukan persiapan," katanya.
Yakni:
1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.
3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
4. Melakukan penghijauan secara lebih masif.
5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
6. Menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
7. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui : Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan; Akun media sosial @infobmkg; Aplikasi iOS dan android "Info BMKG"; Call center 196 BMKG; atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.(bum)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang dalam Sepekan Ini
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wagub DKI: Masalah Banjir Ibu Kota Tak Bisa Diselesaikan Satu atau Dua Periode Saja.